Kompetensi dasar: Memahami ketentuan penyembelihan hewan dalam Islam

230 | Modul Pendidikan Agama Islam penyembelihan dilakukan tak didapati sedikitpun dalil yang menjelaskan tentang keharusannya. 2. Hewan yang Halal Disembelih Hewan yang diperintahkan untuk disembelih adalah semua hewan yang halal untuk dikonsumsi. Dengan kata lain, binatang-binatang dimaksud tidak termasuk hewan yang diharamkan oleh Islam seperti babi, binatang buas seperti ular dan buaya, binatang yang bergigi taring seperti anjing, kucing dan macan serta binatang yang berkuku tajam seperti burung elang dan sebagainya. Macam macam binatang seperti tersebut terakhir ini tidak boleh disembelih untuk dimakan dagingnya. Dengan demikian hewan yang diperintahkan dipotong untuk tujuan konsumsi sendiri atau di jual adalah hewan-hewan yang halal dagingnya seperti ayam, kambing, onta, sapi, kelinci, bebek dan lain sebagainya. Selain hewan yang halal seperti yangtersebut terakhir ini, terdapat juga hewan-hewan yang halal untuk dikonsumsi tapi sebelumny atidak diperlukan proses penyembelihan yaitu belalang dan ikan. Ketentuan tentang kehalalan dan keharaman binatang, sebagiannya terdapat dasarnya dalam al-Qur’an dan terdapat juga yang dijelaskan kriterianya oleh Hadits seperti tersebut di atas binatang buas,binatang yang bergigi taring, dan binatang yang berkuku tajam. Ayat al-Qur’an yang menjadi dasar kehalalan sebagian binatang ternak untuk dimakan yang meliputi onta, sapi dan kerbau terdapat dalam al-Qur’an berikut ini: ]2›\ÈØ5]XT\IVQ \\×1ÁV\Ij°Ù·ÄÕ°jÀ̰ݛRWXT\IØ°XTWDSÉ ÁÚ V§®¨ Artinya: Dan Dia Telah menciptakan binatang ternak untuk kamu, padanya ada bulu yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebahagiannya kamu makan. QS. al-Nahl16:5 3. Cara dan Alat Penyembelihan Terkait dengan cara penyembelihan,pelaku penyembelihan binatang harus dilakukan oleh orang Islam, berakal dan memiliki kemampuan menyembelih. Alat yang digunakan dipastikan alat yang tajam yang mampu memutus urat leher binatang secara cepat, tidak dengan alat yang tumpul yang lambat untuk memutus urat leher binatang. Penggunaan alat dengan kondisi yang tersebut terakhir ini tidak diperbolehkan karena akan menyiksa binatang disebabkan ketidak tajamannya itu. Alat yang tajam seperti dimaksud di atas adalah seperti pisau, golok pedang dan lain sebagainya yang sudah ditajamkan atau diasah. Bagaimana dengan gigi dan kuku. Meskipun kedua macam alat yang tersebut terakhir ini terbilang alat yang tajam, namun menurut Maliki, Syafi’i dan Hambali kedua macam alat tersebut tidak boleh digunakan sebagai alat penyembelihan. Namun Hanafi berpendapat boleh, dengan syarat kedua benda tersebut sudah terpisah dari badan. Pemotongan dengan alat yang diperbolehkan seperti telah tersebut harus benar-benar mengenai sasaran yaitu urat leher atau tenggorokkan sebagai alat saluran makanan dan minuman dipastikan putus. Oleh karena itu diperlukan konsentrasi sebelum pemotongan dimulai selain diharuskan untuk membaca nama Allah dan tidak ada persyaratan untuk menghadap kiblat.