Materi PAI untuk MIMTsMA |
323
mati. Hal itu akan menghapus segala keraguan hati, menghilangkan segala keheranan, dan tentu saja mematahkan dalil pera pembangkang.
Pertama, ayat itu merupakan dalil penciptaan manusia yang berawal dari tanah yang tidak menunjukan tanda-tanda kehidupan. Pembicaraan tentang dalil ini telah
disampaikan terdahulu. Kedua, ayat itu menampilkan salah satu bukti kekuasaan Allah dalam menciptakan manusia dan memprosesnya dari satu fase ke fase lainnya, dari satu
keadaan ke keadaan lain yang sama sekali berbeda dengan sebelumnya. Allah-lah yang memproses dari sperma menjadi segumpal darah, kemudian menjadi segumpal daging.
Kemudian Dia membuka pendengaran dan penglihatan, merangkai indera dan kekuatan, tulang dan syaraf dan seterusnya, kemudian mengokohkan penciptaan itu sebaik-baiknya,
dalam tampilan dan bentuk yang paling indah. Sebagaimana Firmannya, “Sungguh telah kami ciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
Lalu bagaimana mungkin Dia tidak mampu membangkitkan dan mengembalikan kehidupan? Padahal itu tidak lain adalah pekerjaan memproses dari satu keadaan ke
keadaan lain. Sesungguhnya si pembangkang itu juga menemukan proses tadi dalam dirinya, serta pada setiap manusia di muka bumi ini.
Ustadz Sayyid Quthub, setelah menafsirkan ayat di atas QS. Al-Hajj 5-7, mengungkapkan makna implisit yang terkandung didalamnya: “Fase-fase yang di lalui
oleh janin dan kemudian dilalui oleh bayi setelah dia melihat cahaya, sungguh menunjukkan bahwa skenario fase-fase itu akan mengantarkan manusia ketempat
dimana ia mencapai puncak kesempurnaannya yang mapan, di negeri kesempurnaan. Sebab manusia tidak akan mencapai kesempurnaannya di dalam kehidupan bumi ini. Di
bumi, dia akan berhenti dan bahkan mundur. “Jadi, pasti ada negeri lain tempat manusia mencapai kesempurnaannya. Fase-fase itu juga memberi argumen ganda tentang adanya
kebangkitan. Jika yang berkuasa mampu menciptakan sesuatu dari tidak ada, pasti mampu pula mengembalikannya. Iapun menunjukkan adanya kebangkitan, karena
kehendak skenario adalah menyempurnakan perkembangan manusia di negeri akhirat. Begitulah bertemunya hukum penciptaan dan pengembalian, hukum kehidupan dan
kebangkitan, dan hukum perhitungan dan pembalasan. Dan kesemuanya itu menjadi saksi atas adanya Penciptanya yang membuat skenario yang tidak terbantahkan.”
Proses fase-fase manusia dari nutfah dan segumpal darah itu telah mengalahkan pandangan yang menyangkal kebangkitan kembali orang yang sudah mati, seraya
menegaskan bahwa peristiwa itu terjadi pada setiap manusia. Sebelum ia menjadi sosok yang sempurna, ia hanyalah nutfah berupa air yang
hina tidak bernilai, segumpal darah dan daging yang tidak berbentuk. Semua itu adalah fase-fase yang hina dimana manusia lebih mirip bangkai. Namun ternyata Allah
menghidupkannya, membentuknya, dan membekalinya dengan sarana sarana kehidupan, hingga pada akhirnya menjadi manusia sempurna yang dapat berfikir, melawan, dam
mendebat. Apa yang Allah lakukan itu alangkah mirip dengan menghidupkan kembali orang mati. Karenanya Allah SWT berfirman:
Ô2VU ÁWc
R[ÝÕ¼È5 C°K
E³®B ³RBÕ-Äc
§¬°¨ 1É2
WD[ RVQ WÆ
WQ \¼VÙ sS_VÙ
§¬±¨ \ÈSIPÚ
ÈOØ=° ©ÛØÜ\BØTs
Wm[ ³V?5:]XT
§¬²¨ `ÙjVU
\°Vl q°iV¯
rQWÃ DU
`q¦ÙVÅf rW×SS5Ú4
§©¨
324 |
Modul Pendidikan Agama Islam
Artinya: “Bukankah Dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan ke dalam rahim. Kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya,
dan menyempurnakannya. Lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki-laki dan perempuan. Bukankah Allah yang berbuat demikian berkuasa pula
menghidupkan orang mati? QS.Al Qiyamah : 37 – 40
Rasulullah SAW di tanya, bagaimana Allah menghidupkan orang yang sudah mati? Dan apa bukti-bukti hal itu dalam kehidupan? Maka Rasulullah SAW menjawab:
“Pernahkah kamu lewat kesuatu lembah yang kering dan tandus?”Orang itu menjawab,”Ya.”Rasulullah SAW bertanya lagi,”lalu kamu melihatnya lagi kemudian
dalam keadaan bergerak dan menghijau?”Orang itu menjawab,”Ya.”Rasulullah SAW mengatakan,”Begitulah Allah menghidupkan orang yang sudah mati dan itulah ayat-ayat
Allah dalam ciptaan-Nya.”HR.Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah
Firman Allah Ta’ala: ½ _ÙVVfU
ÀC_50_ DU
[XnÙ,Äc siÀy
§¬¯¨ Artinya: “Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja tanpa
pertanggung jawaban? QS.Al Qiyamah : 36 ayat di atas dan semacamnya menegaskan bahwa iman kepada hari kembali,
perhitungan, dan pembalasan merupakan konsekuensi dari mengesakan Allah dalam sifat-sifat-Nya yang sempurna dan nama-nama-Nya yang indah tauhidul-asma was
shifat. Rukun ini merupakan konsekuensi dari rukun iman pertama. Barang siapa yang kufur kepada-Nya, maka dia tidak beriman kepada Allah SWT, karena hal itu menunjukkan
bahwa dia mengingkari kebijaksanaan Rabbnya, keadilan-Nya kepada makhluk-Nya, dan menunjukkan bahwa ia menolak sifat-sifat Allah SWT.
Seorang manusia kufur itu sebenarnya telah menghinakan dirinya sendiri dengan menganggap dirinya diciptakan sia-sia, dan bukan untuk tujuan mulia. Ia menganggap
keberadaannya di bumi di batasi dengan umurnya yang pendek yang penuh dengan segala penderitaan, kesulitan, bencana, kezhaliman, dan pelanggaran, lalu dibiarkan
begitu saja. Yang zhalim tidak dibalas kezalimannya, yang adil tidak dibalas keadilannya, yang melakukan kebaikan tidak dibalas kebaikannya, yang merusak tidak dibalas
kerusakannya, yang berbuat buruk tidak dibalas keburukannya.
Sebaliknya, iman kepada kebangkitan dan hari akhir berarti mengakui keagungan, keadilan, dan kebijaksanaan Allah SWT. Akalpun menetapkan hal itu dan fitrah yang lurus
akan merasa tentram dengan keyakinan itu. F. Rincian Iman Kepada Hari Akhir.
Iman kepada hari akhir merupakan salah satu tonggak penting keimanan. Ia tidak akan terwujud sempurna kecuali dengan dua hal: Pertama, Seorang hamba harus
mengimaninya secara garis besar. Inilah batas minimal untuk mewujudkan rukun iman yang satu ini. Kedua, Ia harus mengimani berita-berita ghaib yang terjadi setelah
kematian, yang disampaikan oleh Rasulullah SAW. Berikut kami jelaskan hal-hal penting yang disebutkan dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis-hadis Rasulullah SAW mengenai
iman pada hari akhir. Fitnah Ujian Kubur dan Pertanyaan Dua Malaikat.
Materi PAI untuk MIMTsMA |
325
Rasulullah SAW menjelaskan dalam hadis-hadis shahih bahwa manusia akan di uji di kuburnya. Seorang hamba akan ditanya,”Siapakah Tuhanmu? Apa Agamamu? Dan
siapa nabimu?”. Orang mukmin akan mengatakan, “Tuhanku Allah, Islam Agamaku, dan Muhammad SAW adalah nabiku.” Sedangkan orang yang ragu-ragu akan mengatakan,
“Aku tidak tahu, aku hanya mendengar orang mengatakan sesuatu lalu aku ikut mengatakannya.” Maka ia dipukul dan disiksa.
G. Siksa dan Nikmat Kubur
Kita wajib mengimani bahwa setelah fitnah kubur itu ada siksa dan nikmat kubur, sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah SAW. Telah nyata dalil-dalil tentang hal
itu, dalam Al-Quran maupun Sunnah. Firman Allah SWT : ÈOVXSVÙ
¦9W®Jj\y
W TÄm[W
VWPXT ªW¯
WD×SWÃ×m°Ù ÃÄßSÀy
ª[k\ÈÙ §®¨
Ãq |ESÁªWmØÈÄc
SM×nQ WÆ ZTÀiÅÎ
k°WÃXT W3×SWcXT
Ä3SÁV ÉRWÃ
ßSÉ ¦\ØjU WXÄ
|E×SWÃ×m°Ù i[U
ª[k\ÈÙ §¯¨
Artinya: “Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Firaun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang Amat buruk. Kepada mereka
dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat. Dikatakan kepada malaikat: Masukkanlah Firaun dan kaumnya ke dalam azab
yang sangat keras.
Dalam ayat itu Allah mengancam keluarga Fir’aun dengan dua macam siksaan. Siksaan pertama, diisyaratkan dengan kalimat “Api diperlihatkan kepada mereka diwaktu
pagi dan petang”. Dan siksa kedua ditunjukkan dengan kalimat,” Dan pada hari kiamat, masukanlah keluarga Fir’aun ke dalam adzab yang amat dahsyat.” Siksa kedua di-‘athaf-
kan ditambahkan pada siksa pertama. Maksud di-‘athaf-kan tentu saja karena yang kedua ma’thuf berbeda dengan yang pertama ma’thuf ‘alaih. Jadi, jika siksa kedua
terjadi setelah terjadinya kiamat, maka siksa pertama itu pasti terjadi antara kematian dan kebangkitan. Itulah siksa kubur. Allah SWT mengisyaratkan adanya siksa setelah
kematian dengan firman-Nya :
ÕCWXT Ä1Q Ù¿U
¨C-° sXnW,ÙÙ
rQWÃ
ªk[ ØTU
WV ]³¨TTÊ
rQ¯ ×1VXT
\[SÄc °OÙkV¯
·ÄÔ³[ CWXT
WV Äs5Ê
\y
Ø:° W
WWs5U
×SVXT sWmV
°l¯ |ESÀ-¯ À
r¯Û °1Wm\-[Î
°1×SS5Ú4 ÉRV®Q \-ÙXT
ßSż¦yW Ô2¯Ic°iØcU
ßSÄBmØ\U Ä1Á_ÁÝ5U
W3×SXkÙ |EØTWsÙIÊ
][kWÃ ©DSÀIÙ
\-¯ ×1È=Å
WDSÅSÁV rQWÃ
Xn×m[Î
©FSVÙ ×1ÈÅXT
ÕCWÃ °O°WcXÄ
WDTÈnªÖWÔQ §²¬¨
Artinya: “Dan siapakah yang lebih zalim dari orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata : “Telah diwahyukan kepada saya”, padahal
tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata:
326 |
Modul Pendidikan Agama Islam
“Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat diwaktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul
dengan tangannya, sambil berkata: “Keluarkanlah nyawamu. “Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu
mengatakan terhadap Allah perkataan yang tidak benar dan karena kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.”QS Al-An’am: 93
Diriwayatkan, Ibnu ‘Abbas menjelaskan ayat itu dengan mengatakan, “Itu terjadi saat kematian. Maksud ‘mengulurkan tangan’serta ‘memukul’ adalah bahwa para
malaikat memukul wajah mereka”. Ibnu Hajar mengatakan bahwa hal itu diperkuat oleh ayat “Maka bagaimanakah keadaan mereka jika malaikat maut mematikan mereka
seraya memukul muka mereka dan punggung mereka?” Ia Ibnu Hajar melanjutkan, “Dan siksa itu, jika terjadi sebelum penguburan, maka itu termasuk siksa yang terjadi
sebelum hari kiamat.”
Imam Muslim, dalam kitab Shahih Muslim, menguraikan banyak hadits shahih yang menetapkan bahwa adzab kubur itu terjadi. Dalam hadits-hadits tersebut
diriwayatkan bahwa Nabi SAW mendengar orang disiksa di dalam kubur, orang yang mati mendengar suara terompah orang-orang yang menguburkannya, Rasulullah SAW
berbicara kepada penduduk Qulaib, “Kalian tidak lebih mendengar dari mereka penghuni kubur”, orang yang selamat kuburnya diluaskan, bahwa tempat duduk orang mati itu –
di surga atau neraka – diperlihatkan kepadanya, dan lain-lain. Ibnu Abbas mengatakan:“Sesungguhnya jika seseorang diantara kamu mati maka akan
dipampangkan kepadanya tempat duduknya diwaktu pagi dan petang. Jika ia termasuk penghuni syurga maka tempat duduknya dikalangan penghuni syurga dan jika ia calon
penghuni neraka maka tempat duduknya dikalangan penghuni neraka. Lalu dikatakan padanya, “Inilah tempat dudukmu hingga Allah membangkitkan kamu hari kiamat.”
Muttafaq Alaih.
Tentang bagaimana siksa dan nikmat kubur itu dan bagaimana pula cara ruh kembali kepada orang mati, kita tidak boleh menambah-nambah terhadap informasi yang
sah dari Rasulullah SAW. Ketahuilah, siksa kubur adalah siksa yang terjadi di alam barzah. Siapa saja yang
mati dan berhak mendapatkannya, maka ia akan merasakannya. Baik ia di kubur maupun tidak, dimakan binatang buas, terbakar hingga menjadi abu dan di buang ke udara,
disalib, atau tenggelam dilaut, tetap akan sampai siksa itu keruh dan badannya seperti kepada orang yang di kubur. Adapun yang disebutkan oleh Rasulullah SAW bahwa orang
yang mati itu disuruh duduk dan bahwa tulang rusuknya berserakan dan lain-lain, maka hal itu harus dipahami dengan tidak berlebihan dan tidak kekurangan. Jadi janganlah
perkataan beliau dipahami dengan pengertian yang tidak dikandung olehnya. Dan jangan pula mengurangi tujuan dan maksud yang di kandungnya yakni berupa petunjuk dan
penjelasan:
Ibnul Qayyim Al Jauziyyah mengatakan, “Mazhab salaf dan para imam ummat ini berkeyakinan bahwa jika seseorang mati, maka ia berada dalam kenikmatan atau siksa.
Dan itu terjadi pada ruh dan badannya. Setelah meninggalkan badan, ruh tetap mendapatkan nikmat atau siksa. Ruh itu kadang-kadang berhubungan dengan badan dan
Materi PAI untuk MIMTsMA |
327
badan itu merasakan siksa atau nikmat. Lalu kalau terjadi hari kiamat kubra dikembalikanlah ruh-ruh itu kepada jasadnya. Mereka lalu bangkit dari kubur mereka
untuk menghadap Rabb mereka. Dan peristiwa kembalinya jasad disepakati adanya oleh kaum Muslimin, Yahudi, dan Nasrani.”
H. Tanda-Tanda Kiamat
Kita wajib mengimani bahwa kiamat pasti terjadi dan tidak diragukan lagi. Sedangkan kapan terjadinya tidak yang tahu selain Allah. Dia merahasiakannya kepada
semua manusia, termasuk kepada para rasul dan para nabi. Tidak seorangpun dapat memiliki celah untuk mengetahui berapa lagi umur dunia ini yang tersisa. Firman Allah
SWT:
\W5SÉ WÔRd ¨CWÃ
°RWÃ WDcU
\I\yÔpÀ ×É
\-5¯ \IÄ.Ú °Æ
\i=°Ã r¯PXq
Y SMn°M SIÅf
SMª-ÙXS° Y¯
XSÉF Õ0Q ÁU2
r¯Û °1XS\-
¨º×q]XT Y
×Åk°Ú
V Y¯
RWÙÓW \W5SÉ WÔRd
\5U[ r¦\O
SMØWà ×É
\-5¯ \IÀ-Ú °Æ
\i=°Ã
C¦VXT XnVÓU
¥= Y
WDSÀ-Q ÕÈWc §ª±°¨
Artinya: “Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: Bilakah terjadinya? Katakanlah: Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi
Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. kiamat itu Amat berat huru haranya bagi makhluk yang di langit dan di
bumi. kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba. mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya.
Katakanlah: Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak Mengetahui. QS. Al A’raaf : 187
Meskipun demikian kita wajib mengimani tanda-tandanya yang dijelaskan
Rasulullah SAW. Beliau telah menyebutkan beberapa tanda kiamat shugra kecil. Sebagian besarnya berkisar pada kerusakan manusia di akhir zaman, munculnya fitnah-
fitnah bencana-bencana ditengah mereka, dan jauhnya mereka dari petunjuk Allah serta jalan para rasul. Beliau juga menjelaskan tanda-tanda kiamat kubra besar. Tentang
kiamat shugra, terdapat banyak hadis shahih, antara lain: Sabda Rasulullah SAW: “Diutusnya aku dengan datangnya hari kiamat bagaikan ini sambil beliau
mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengah.”HR.Bukhari dan Muslim. Hadis itu menunjukkan bahwa diutusnya Rasulullah SAW dan ditutupnya kenabian serta kerasulan
oleh beliau merupakan salah satu tanda dekatnya kiamat. Hadis itu menegaskan bahwa antara nabi SAW dengan hari kiamat tidak ada nabi lain. Kiamat itu akan datang setelah
beliau diutus sebagi nabi. Dan ini menunjukkan bahwa terjadinya kiamat itu sudah dekat.
Berikut ini akan dijelaskan tanda-tanda paling penting dan paling masyhur menurut para ulama, terutama para pensyarah hadits :
1. Terbitnya matahari dari arah barat
Tanda ini merupakan awal perubahan yang Allah berlakukan pada sistem alam semesta. Saat itu muncul tanda-tanda yang tidak biasa bagi manusia, sebagai
328 |
Modul Pendidikan Agama Islam
pemberitahuan bahwa kiamat telah dekat. Allah SWT telah menyebutkan hal itu dalam banyak surat Al-Quran. Seperti disebutkan dalam banyak hadis, awal perubahan tersebut
adalah terbitnya matahari dari sebelah barat ini bukannya dari timur sebagaimana mestinya. Abdullah Bin ‘Amer Bin Ash r.a., telah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW
bersabda: “Sesungguhnya tanda kiamat yang pertama keluar adalah terbitnya matahari dari barat dan keluarnya binatang kepada manusia diwaktu pagi. Tanda manapunyang
datang lebih dulu dari kedua tanda itu, maka yang belakangan itu datang tidak jauh dari yang pertama.”HR Muslim dan Abu Dawud
Telah disebutkan dimuka dalam hadis Abu Hurairah, bahwa jika tanda itu datang dan manusia melihatnya, maka semua manusia beriman. Namun saat itu iman sudah
tidak berguna lagi jika sebelumnya ia tidak beriman. Itulah yang diisyaratkan Allah SWT dalam firmannya :
×\F WDTÄm¾À=Wc
+Y¯ DU
¿2ÀIXk°Ú
V ÉRV®Q \-Ù
ØTU Xr¯Ú
Wc
\vXq ØTU
|c¯Ú
Wc ùØÈW
°0WcXÄ \¯PXq
W3×SWc r¯Ú
Wc
ùØÈW °0WcXÄ
\¯PXq Y
ÀÌ[Ý=Wc ÙÝW5
SMÀ\-c¯ Ô2V
ÕCÅV Õ0X=WXÄ
C° Ä×V
ØTU Õ0W_[
ßr¯Û SM©\-c¯
n×m\\ ©É
àTÄm°ÀW5 5¯
WDTÄm°ÀWÄ §ª®±¨
Artinya: “Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan Malaikat kepada mereka untuk mencabut nyawa mereka atau kedatangan siksa
Tuhanmu atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu[524]. pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya
sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau Dia belum mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: Tunggulah olehmu Sesungguhnya
Kamipun menunggu pula. QS. Al An’am : 158
Para mufasir mengatakan, yang intinya, arti ayat itu adalah bahwa iman orang kafir tidak akan berguna baginya setelah terbit matahari dari sebelah barat. Demikian pula
tidak akan berguna taubat orang-orang yang maksiat. Dan barang siapa yang tidak melakukan amal saleh sebelumnya, meskipun dia beriman, maka amalnya tidak akan
berguna jika matahari telah terbit dari barat. Manakala ajal telah tiba dan terbuktilah keputusan Allah bagi orang-orang yang masih hidup, maka setelah itu taubat mereka
tidak diterima lagi. Allah akan membuat keputusan sesuai dengan keadaan mereka saat itu.
2. Munculnya binatang
Munculnya binatang ini diisyaratkan oleh Allah SWT dalam Al-Quran dengan firmannya:
Vl¯XT \ÌVXT
Ä×SVÙ ×1®M×nQ WÃ
RÕBWmØ\U ×1ÈNP
R\j ]C°K
¨º×q] Ô2ÀIÄ.°M VÉ
DU `=
SÈ5[ X=°WcW¯
Y WDSÄ=°SÄc
§±«¨
Materi PAI untuk MIMTsMA |
329
Artinya: “Dan apabila Perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa
Sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami”. QS. An Naml : 82
Bagi mukmin, mengetahui sifat-sifat binatang itu tidaklah penting. Cukup berpegang pada nash Al-Quran dan hadits shahih, yang menjelaskan bahwa keluarnya
binatang itu merupakan salah satu tanda datangnya kiamat. Pada saat itu Allah mengeluarkan binatang dari bumi yang berbicara kepada manusia, dan mengenal mana
yang kafir dan mana yang beriman. Allah yang maha kuasa yang membuat binatang itu bisa berbicara. Saat itu manusia pun mengerti bahwa hal ini merupakan kejadian luar
biasa yang memberitahukan tentang terjadinya atau telah dekatnya hari kiamat. Padahal sebelumnya mereka tidak beriman kepada ayat-ayat Allah dan tidak percaya hari kiamat.
3. Munculnya Dajjal
Dajjal adalah pendusta yang sangat menutupi kebenaran. Secara Lughawi, ad- dajl artinya menutupi. Pendusta disebut Dajjal karena ia menutupi kebenaran dengan
kebatilan. Dajjal inilah yang Rasulullah SAW sebut sebagai salah satu tanda datangnya kiamat.
Dajjal mendakwakan diri sebagai Tuhan. Ia berusaha memalingkan manusia dari agamanya dengan kejadian-kejadian luar biasa dan ajaib yang ia demonstrasikan, dengan
seijin Allah SWT. Sebagian manusia tergoda, sedangkan orang-orang yang beriman hatinya diteguhkan oleh Allah. Mereka tidak tertipu dengan kedustaan dan kesesatannya.
Kemudian Allah berkenan untuk menghancurkan godaannya, maka turunlah Nabi ‘Isa as, lalu membunuhnya. Sejumlah hadits shahih menerangkan tentang Dajjal ini, di antaranya:
“Abdullah Bin ‘Umar r.a. mengatakan : ‘Rasulullah SAW berdiri di hadapan orang-orang, lalu memuji Allah sebagaimana layaknya, kemudian ia menyebut-nyebut Dajjal seraya
mengatakan,’Sesungguhnya aku ingin mengingatkan kalian tentang Dajjal, dan tidak ada seorang Nabi pun melainkan pasti ia mengingatkan kaumnya tentang itu. Tapi aku akan
mengatakan apa yang tidak dikatakan oleh nabi mana pun kepada kaumnya: Bahwa Dajjal itu picak bermata satu dan bahwa Allah tidaklah picak.”HR.Bukhari dan Muslim.
Godaan Dajjal menimbulkan pengaruh yang dahsyat terhadap akal manusia, membuat bingung, dan segalanya berjalan begitu cepat. Akibatnya orang-orang yang
lemah tidak mampu memperhatikan keadaannya, kekurangannya, serta bukti-bukti bahwa dia baru huduts. Dalam keadaan seperti ini orang-orang ynag percaya akan
membenarkannya. Karenanya para nabi mewanti-wantikan tentang godaannya mengingatkan kekurangannya, serta tanda-tanda kebathilannya.
Adapun orang-orang yang mendapatkan taufiq, mereka tidak akan terpedaya olehnya sebab ada tanda-tanda yang mendustakannya disamping mereka juga
sebelumnya sudah tahu tentang keadaannya. Jika ada yang berkata, bagaimana Allah swt memberlakukan tanda-
tanda yang mencengangkan pada si Dajjal itu, padahal mukjizat itu hanya terjadi pada para nabi? Imam Al-Khattabi menjawabnya dengan mengatakan,
Jawabannya adalah bahwa itu semua terjadi dalam rangka menguji manusia,