Materi PAI untuk MIMTsMA |
183
Ɉ{ɆɈyɆ+ɈɄɄlɄ5ɈɄɄT ɝɮɄwɆkɄɛ+
Tuhanku menngajarkan adab kepadaku, maka menjadi baik adabku HR. Ibnu al- Sam’aniy
32
al-Baihaqi juga meriwayatkan dari Utsman al-Hathibiy, bahwa Ibnu Umar berkata kepada seorang laki-laki:
Ʉ[ɝ0ɆɈlɄL Ɂ_sɅ
Ɉ5ɄeɅqɛjɆ ɄrͅɅqɄɈfɛaɄLɄ-ɄeɄrͅɅqɄɈɛ+ɄɄ-Ʉe Ʉ[Ɇ,Ʉ`ɄrɈlɄL Ɂ_sɅ
Ɉ5Ʉe ɄɛjɆ
ɄT ɄɄkɈ Ɇɝ+Ʉ ͨ ɄɄ`ɆqɆɄzɆLɄsɄDɄr
Ajarkan adab kepada anakmu, sesungguhnya engkau dimintai pertanggung jawaban tentang anakmu, sudahkah engkau berikan adab, apa yang
engkau ajarkan kepadanya. Sesungguhnya engakau dimintai pertanggung jawaban tentang kebaikan dan ketaatannya kepada engkau. HR. al-Baihaqi
B. Ayat-ayat al-Qur’an dan Hadis tentang Tata Krama Sopan Santun
Firman Allah dalam QS. Al-Baqarah2: 83
ɄɮɈ0ɅYɈ`xɆ-ɄrɀjɄ5ɈɆ ɆlɈyɄ,Ɇ`ɄsɈ`ɆɄrɄ ɛ˿ ɛʘɆ ɄirɅ,ɅɈMɄ Ʉʘ ɄbzɆɄ ɈɺɆ {ɆkɄ ɄWɄzɆeɄjɈ.ɄɄɈ-Ɇ Ʉr ɛʘɆ ɈgɅɈzɛ`ɄsɄɛgɅɄɄ\ɛ2`sɅɄrɄɄʙɛ=`sɅfzɆXɄɄrɀkɈ5Ʌ Ɇ3ɛkaɆ`sɅ`sɅXɄrɆ˾Ɇ\Ʉ5ɄfɈ`ɄrwɄeɄɄzɈ`Ʉr
ɀʙzɆaɄX Ʉis ɅɆ0ɈMɅeɈgɅɈjɄɄrɈgɅ]ɈkɆe
̐̕
Kosa Kata: ȼƢÈưȈÊǷƢÈǻÌǀÈƻȢ̯ʤÈ = ketika Kami mengambil janji Bani Israil dalam kitab Taurat
ƢÅǻƢÈLjÌƷʤÊǺÌȇÈƾÊdz¦ÈȂÌdzƢÊƥÈ = berbuat ihsan kepada kedua orang tua yakni berbuat baik ÈĹÌǂÉǬÌdz¦ÄʯÈ = kerabat, ada hubungan dekat dengan rahim kelahiran dari bapak dan ibu
Terjemahan: Dan ingatlah, ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil yaitu:Janganlah kamu
menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak- anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada
manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. QS. 2:83
ɆlɈɆ˿Ɇ,ɈɄLɈlɄL Ɇ0ɆɄ]Ɉ`Ɇ ɄɫɈ\ɄɈlɆeɛiɆ ͧga4rqzaL˿˱Ɇ˿ Ʌ_sɅ4Ʉ Ʉ_ɄXͧ Ʉ_ɄXrɃ0ɈfɄL
Ʉ ɅbɅ ɛ0` ɜɅ5Ʉyͧ Ʉ_ɄXɆqɈyɄ,Ɇ`r ɅbɅ ɛ0`ɅlɄMɈaɄy ɄVɈzɄ\ɄrɆ˿ Ʉ_sɅ4Ʉy ɄbzɆXɆqɈyɄ,Ɇ`r ɅbɅ ɛ0`ɄlɄMɈaɄyɈiɄ ɛeɅ ɜɅ5ɄyɄrɅmɄ ɜɅ5ɄzɄTɆbɅ ɛ0`
qzaLZUeɅq
Kosa kata:
ÉDzÉƳċǂdz¦ÈǺÈǠÌǴȺȇ = seorang laki-laki mengutuk, mencela, mencaci ÊǂÊƟƢƦÈǰÌdz¦ = dosa besar, disebut dosa besar karena bahaya yang diakibatkannya besar
Terjemahan:
Dari Abdillah bin Amr berkata: Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya di aantara dosa besar yang paling besar adalah kutukan seorang laki-laki terhadap kedua orang
tuanya. Ditanyakan oleh seorang sahabat Ya Rasulullah bagaimana seorang laki-laki
32
al-Suyuthi, Jami’ al-Ahâdîts, juz 2, h.88
184 |
Modul Pendidikan Agama Islam
itu nebgutuk kedua orang tuanya ? Beliau menjawab: “Seorang laki-laki itu mencela bapaknya laki-laki lain, maka ia mencela membalas cela kepada bapak dan ibunya”.
HR. Muttafaq Alaih
C.
Keseimbangan Tata Krama dan Sopan Santun
Islam agama yang seimbang, segala ajarannyapun juga seimbang. Keseimbangan antara dunia dan akhirat, seimbang antara kebutuhan jasmani dan ruhani, seimbang
antara ibadah dan muamalah, seimbang antara kebutuhan individual dan social. Ayat di atas menjelaskan keseimbanag antara adab atau tatakrama dengan Tuhan dan
dengana sesame manusia, yakni orang tua, kerabat, anak yatim dan sesama manusia. Sebagaimana Allah mengambil janji Bani Israil dalam kitab Taurat melalui para
nabinya untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya. Ayat di atas juga mengambil janji kepada umat Muhammad agar melaksanakan perintah Allah secara patuh dan tulus
tidak seperti Bani Israil, tetapi hanya sedikit yang tidak berpaling di antara mereka.
Ayat di atas perintah bertata karma atau bersopan santun kepada Allah dan kepada sesama manusia secara seimbang;
1. Bertata krama dan sopan santun kepada Allah adalah tidak menyembah selain
kepada Allah, mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Di sini ada keseimbangan antara ibadah, akidah dan akhlak, antara ibadah yang berhubungan langsung
dengan Allah seperti shalat dan berhubungan dengan manusia seperti zakat. 2.
Bertata karma dan sopan santun dengan sesama manusia yakni berbuat ihsan kebaikan kepada orang tua, kerabat, yatim, miskin dan semua manusia.
Perbuatan ihsanpun ada keseimbangan antara perbuat dan ucapan, perbuatan baik dan ucapan yang baik pula.
Dalam Hadispun Rasulullah selalu menyampaikan keseimbangan antara hak Allah dan hak manusia. sebagaimana Hadis yang diriwayatkan al-Bukhari dari Anas,
ketika Nabi ditanya tentang dosa besar beliau menjawab:
x`q 0Ɇrɇ2`ɅɄ+pɄ8Ʉrͅ Ɇ6ɈUɛk` ɅbɈɄXɄrͅɆlɈyɄ,Ɇ`sɈ` ɅWsYɅLɄrͅɆ̀Ɇ Ʌ[ ɈʀɆʞ
Dosa besar adalah menyekutukan Allah, durhaka kepada kedau orang tua, membunuh
jiwa dan saksi palsu. HR. al-Bukhari Hadis di atas menyebutkan adab atau tata karma yang buruk secara simbang
dengan Allah dan sesame manusia. Adab buruk dengan Allah adalah menyekutukan-Nya dengan sesuatu. Sedang adab yang buruk dengan sesame manusia yang paling buruk
adalah durhaka kepada kedua orang tua, membunuh jiwa dan saksi palsu. Dengan demikian, tidak cukup manusia hanya bersikap baik dengan Allah tetapi
bersikap buruk dengan sesame manusia. Tidak selamat manusia beradab, bertata karma dan bersopan santun yang baik dengan Allah tetapi beradab buruk dengan sesama
manusia. D.
Kewajiban Bertata Krama dengan Allah
Sebagaimana disebutkan pada QS. Al-Baqarah2: 83 yaitu Bertata krama dan sopan santun kepada Allah adalah:
1. Tidak menyembah selain kepada Allah,
2. mendirikan shalat dan
Materi PAI untuk MIMTsMA |
185
3. menunaikan zakat.
Perintah Allah tidak menyembah selain Allah adalah bermakna tauhid yaitu dengan mengesakan-Na, membenarkan para Rasul dan mengamalkan kitab yang
diturunkan kepada mereka. Perintah shalat aspek ibadah dan zakat aspek social. Shalat dilakukan Bani Israil sesuai dengan cara pada masanya. Sedang zakat menurut
Ibnu Athiyah sebagaimana dikutip al-Syaukani: Mereka meletakkan harta zakat itu di suatu tempat kemudian api turun datang untuk memakannya jika diterima dan api itu
tidak turun bagi zakat yang tidak diterim.
33
Beberapa hal yang diperintahkan kepada Bani Israil di atas juga diperintahkan kepada umat Nabi Muhammad dan Bani Israil yang hadir masa Nabi Muhammad saw
karena mereka juag sama dengan para pendahulunya, kecuali sedikit di antaranya Abdullah Salam dan teman-temannya.
34
Jika seseorang menyembah Allah tetapi juga menyekutukan-Nya dengan seauatu berarti ia tidak mempunyai adab dan tidak punya
sopan kepada Allah. Bagaimana orang tersebut sopan kalau ia lahirnya shalat menyembah Allah, tetapi hatinya pamer, riya, dan ingin dipuji manusia. Bagaimana
seorang itu disebut sopan, kalau ia menyembah batu, pohon, pangkat, jabatan, uang, wanita dan lain-lai. Sementara Allahlah sesungguhnya yang menciptakan dia dan
yang menciptakan benda-benda itu.
Seorang yang sopan santun dengan Allah selalu melaksanakan shalat. Dirikanlah shalat
Ȩ ÈȐċǐdz¦ ¦ȂÉǸȈÊǫȢȠ, mendirikan shalat berbeda dengan melaksanakan shalat. Makna mendirikan shalat adalah mensdirikannya secara kontinew terus
temerus sampai mati sedang melaksanakan berarti mungki sekali-kali atau terkadang. Orang yang sopan dengan Allah berarti selalu mengerjakan shalat dan dilaksanakan
secara khusyu’ dan sempurna
Zakat wajib dikeluarkan bagi yang berharta mencapai ukuran minimal zakat nishab. Zakat yang dikeluarkan semata tanda syukurnya kepada Allah yang telah
memberi kelimpahan harta benda dan sebagai tanda syukurnya kepada fakir miskin yang telah banyak membantu usahanya sehingga sukses. Orang kaya yang tidak
mengeluarkan zakatnya berarti tidak sopan dengan Allah. Yatimin Abdillah menyebutkan secara garis besar akhlak manusia dengan Allah
adalah tawakkal hanya kepada Allah semata, bersyukur hanya kepada Allah, beribadah hanya kepada Allah, minta pertolongan hanya kepada Allah, ikhlas dan rida akan
segala keputusan Allah.
35
Akhlak di atas hanya menekankan pada aspek tauhid dan ibadah saja belum menampakkan social sebagaimana dalam al-Qur’an di atas.
E. Kewajiban Bertata Krama dengan Manusia
Urutan manusia yang paling berhak mendapatkan perlakuan tata karma dan sopan santun yang baik adalah sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Baqarah2: 83 yaitu
sebagai berikut:
33
al-Syaukaniy, Fath al-Qadîr al-Jâmi’ bain Fannay al-Riwâyah wa al-Dirâyah min Ilm al-Tafsîr, http:www.altafsir.com
, juz 1, h. 133
34
al-Syaukaniy, Fath al-Qadîr…, juz 1, h. 133
35
Henny Narendrani Hidayati, Pengukuran Akhlakul karimah Mahasiswa, Jakarta: UIN Press, 2009, cet. 1, h.11-12