Berbuat Ihsan sebagai Jalan Utama menuju Bangkitnya Islam

Materi PAI untuk MIMTsMA | 377 ×S_™XSVXT ¯n׃¡¯ §¬¨ Artinya: Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang- orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran. QS. al - Ashr : 1-3

C. Memberi Nasihat Termasuk Sifat Para Nabi

Para nabi tidak pernah bosan untuk memberikan nasihat kepada kaum mereka agar mereka taat kepada Allah swt. Di antara sifat orang-orang saleh adalah selalu berusaha untuk memberi nasihat. Al- Quran menyebutkan bahwa salah seorang yang berasal dari ujung kota datang untuk menemui Musa a.s. Ia rela datang dari tempat yang jauh hanya untuk memberikan nasihat kepadanya. Allah swt. berfirman, XÄ\CXT ¸ÄBXq ÕC°K _¡ÙU °RX=c°i\-Ù ³WËԁRd WV ³\{SÀ-›Wc E¯ 9\-Ù WDTÄm°-VÚ Wc \¯ [SÉ ÈÙXk° ÔNÄmØ\VÙ r¯Q7¯ \V ]C° |ÚÜ°»¦¡›‰ §«©¨ Artinya: Dan seorang laki-laki datang bergegas dari ujung kota seraya berkata, Wahai Musa Sesungguhnya para pembesar negeri sedang berunding tentang engkau untuk membunuhmu, maka keluarlah dari kota ini, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasihat kepadamu. al-Qashash [28]: 20 D. Nabi saw. Memberi Nasihat yang Tulus kepada Umat Islam Sesungguhnya Nabi saw. selalu mendekatkan para sahabat beliau dan umat manusia dengan nasihat dan wasiat, pengajaran, dan pengarahan kepada mereka. Sulaiman bin Buraidah meriwayatkan bahwa ayahnya berkata, Jika mengangkat seorang panglima perang atau pemimpin pasukan malam, Rasulullah saw. selalu memberikan wasiat, khususnya wasiat bertakwa kepada Allah, begitu pula orang-orang muslim yang bersamanya supaya berlaku baik. Setelah itu, beliau bersabda, Berperanglah dengan menyebut nama Allah dan di jalan Allah, perangilah orang-orang yang kafir terhadap Allah, berperanglah serta janganlah berbuat curang dalam harta rampasan perang, janganlah melakukan pemotongan tubuh setelah mati, dan janganlah membunuh anak kecil. HR Muslim; hadits sahih Demikianlah, Rasulullah saw. senantiasa memberikan nasihat dan wasiat yang berharga kepada para sahabat. Jabir bin Abdullah r.a. meriwayatkan bahwa ketika melaksanakan haji wadak, Rasulullah saw. bersabda, Sungguh, kalian akan ditanyai, Apa yang akan kalian katakan? Para sahabat menjawab, Kami bersaksi bahwa sesungguhnya engkau telah menyampaikan ajaran Islam, menunaikan amanat dan menasihati umat. HR Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Darimi; hadits sahih Para sahabat r.a. telah memberikan kesaksian bahwa Nabi saw. telah nenyampaikan risalah Islam, melaksaankan ajaran Islam, dan memberikan nasihat kepada mereka serta umat Islam setelah mereka. Adapun sesungguhnya kita juga bersaksi bahwa Nabi saw. telah menyampaikan risalah Islam, melaksanakan apa-apa yang seharusnya dikerjakan, serta memberikan nasihat kepada kita. Sungguh, tidak ada 378 | Modul Pendidikan Agama Islam secuil kebaikan pun, kecuali beliau telah menunjukkannya kepada kita dan tidak ada secuil keburukan pun, kecuali beliau telah memperingatkan bahayanya kepada kita.

E. Nabi saw. Mengajarkan untuk Memberikan Nasibat yang Baik

Rasulullah saw. telah mengajarkan kepada para sahabat dan umat Islam untuk saling menasihati dan berwasiat dalam ketaatan kepada Allah SWT. agar mereka hidup bahagia di dunia di akhirat. Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada enam, yaitu 1 jika kamu bertemu dengannya, ucapkanlah salam kepadanya, 2 jika ia mengundangmu, penuhilah undangannya, 3 jika ia minta nasihat kepadamu, nasihatilah dia, 4 jika ia bersin lalu memuji Allah, hendaklah kamu berdoa tasymit bacaan yarhamukallah untuknya, 5 jika ia sakit, jenguklah, dan 6 jika ia meninggal, antarkanlah jenazahnya. HR Muslim; hadits sahih

F. Baiat untuk Sating Menasihati

Jarir bin Abdillah r. a . meriwayatkan bahwa pada hari kematian Mugirah bin Syuba.I4 ia menyampaikan pidato sambutan. Setelah memuji Allah dan menyanjung- Nya, Jarir berkata, Hendaklah kalian bertakwa kepada Allahyang Maha Esa lagi tiada sekutu dan mengambil sikap yang santun dan tenang sampai pemimpin kalian datang kepada kalian karena sesungguhnya ia akan datang kepada kalian sekarang. Ia menambahkan, Mintalah ampunan untuk pemimpin kalian karena sesungguhnya ia menyukai ampunan. Ia kemudian berkata, Sesungguhnya aku pernah mendatangi Rasulullah saw. lalu berkata kepada beliau, Aku berjanji setia kepadamu untuk menjalankan agama Islam. Namun, beliau memberikan syarat kepadaku agar aku juga berjanji setia untuk menasihati setiap muslim. Karena itu, aku pun berjanji setia untuk menasihati setiap muslim. Demi Tuhan-masjid ini, aku memberi nasihat kepada kalian. Kemudian ia membaca istigfar dan turun dari mimbar. HR Bukhari dan Muslim Jarir bin Abdullah r.a. berkata, Aku berjanji setia kepada Nabi saw. untuk mendirikan shalat, membayar zakat dan memberikan nasihat kepada setiap muslim. HR Bukhari dan Muslim Imam Nawawi mengatakan bahwa di antara hal yang berkaitan dengan hadits Jarir r.a. adalah keutamaan Jarir yang diriwayatkan al-Hafizh Abu Qasim Thabrani. Diriwayatkan bahwa suatu ketika Jarir memerintahkan budaknya untuk membeli kuda. Setelah budaknya menawar kuda seharga tiga ratus dirham, Jarir mengajak budaknya untuk menemui pemilik kuda dengan maksud mengonfirmasi kebenaran harganya. Ketika berjumpa dengan penjual kuda, Jarir berkata, Harga kudamu lebih mahal daripada tiga ratus dirham. Apakah kamu menjualnya dengan empat ratus dirham? Pemilik kuda menjawab, Jika demikian, kuda ini aku jual kepadamu, wahai Abu Abdullah Jarir. Jarir berkata, Harga kudamu lebih mahal daripada empat ratus dirham. Apakah kamu menjualnya dengan lima ratus dirham? Jarir terus bertanya dan menambah seratus, pemilik kuda pun menyetujuinya. Jarir berkata, Kudamu lebih baik meskipun harganya mencapai delapan ratus dirham.Akhirnya, Jarir membelinya dengan harga delapan ratus dirham. Ketika ditanya Materi PAI untuk MIMTsMA | 379 mengapa melakukan hal itu, Jarir menjawab, Sesungguhnya aku telah berjanji setia kepada Rasulullah saw. untuk memberikan nasihat kepada setiap orang muslim

G. Menasihati Diri Sendiri Terlebih Dahulu

Nasihat yang paling utama adalah nasihat untuk diri sendiri. Barang siapa yang menipu dirinya sendiri maka tidak dapat diharapkan untuk dapat memberi nasihat kepada orang lain. Kewajiban orang yang dimintai nasihat adalah memberi nasihat semampu mungkin walaupun dalam hal yang menimbulkan kerugian kepadanya. Sesungguhnya Allah swt telah mencela orang-orang yang memerintahkan kebaikan kepada orang lain, namun dirinya sendiri tidak melaksanakannya. Allah swt. berfirman, SM{iU ‘›Wc WÛÏ°Š SÄ=WXÄ ]1° |ESÅSÁV W Y WDSÉ \ÈÙÝV §«¨ Xnā ›ÙW \i°Ã  DU SÅSÁV W Y |ESÉ \ÈÙÝV §¬¨ Artinya: Wahai orang-orang yang beriman Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Itu sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. ash-Shaff [61]: 2-3

H. Agama Adalah Nasihat

Tamim bin Aus ad-Dari meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, Agama itu adalah nasihat. Para sahabat bertanya, Untuk siapa? Beliau menjawab, Untuk Allah, kitab-Nya, utusan-Nya, Para pemimpin umat Islam, dan kaum muslirnin secara umum. HR Muslim; hadits sahih Imam Nawawi mengatakan, Maksud hadits tersebut adalah nasihat itu penopang agama. Hal itu seperti sabda beliau bahwa haji adalah wukuf di Arafah. Maksud sabda itu adalah wukuf di Arafah merupakan unsur haji yang paling penting dan paling besar. Dalam hadits di atas, Nabi saw mengaitkan nasihat dengan agama. Imam Nawawi mengatakan bahwa Ibnu Baththal berkata, Hadits ini mengatakan bahwa nasihat dinamakan agama dan Islam. Agama menyangkut perbuatan sekaligus perkataan. Hukum memberi nasihat adalah fardhu kifayah sehingga jika sebagian sudah melaksanakannya, kewajiban tersebut menjadi gugur dari orang lain. Seseorang wajib memberi nasihat kepada orang lain jika mengetahui orang yang diberi nasihat mau menerimanya, taat kepada perintahnya, dan dirinya aman dari akibat yang ditimbulkan nasihat. Namun, apabila pemberi nasihat khawatir dirinya akan mendapatkan kerugian atau bahaya, ia dapat memilih antara memberi nasihat dan tidak memberi nasihat. Wallahu alam. Kita menemukan keterkaitan yang kuat antara hadits tersebut dan hadits Jibril a.s. yang diriwayatkan Imam Muslim. Pada suatu hari, Jibril a.s. mendatangi Rasuluilah saw dan bertanya kepada beliau tentang Islam, iman, dan ihsan. Beliau memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan Jibril. Dalam akhir hadits, beliau bersabda, Ini adalah Jibril. Ia telah mendatangi kalian untuk mengajarkan urusan agama kalian. HR Muslim; hadits sahih 380 | Modul Pendidikan Agama Islam Padahal, dalam hadits sebelum ini, beliau bersabda,Agama itu adalah nasihat. Hadits ini, sebagaimana dijelaskan beberapa ulama, menunjukkan bahwa nasihat mencakup unsur-unsur yang terpenting dalam Islam, iman, dan ihsan seperti telah disebutkan hadits Jibril a.s.

I. Memberi Nasihat kepada Allah

Imam Nawawi mengatakan bahwa para ulama telah menjelaskan bahwa maksud dari memberi nasihat untuk Allah adalah beriman kepada Allah swt, tidak menyekutukan -Nya, tidak mengingkari sifat-sifat-Nya, menyifati-Nya dengan sifat-sifat yang sempurna dan agung, menyucikan-Nya dari segala macam sifat yang buruk, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya, senang ketika melakukan ketaatan dan benci ketika melakukan maksiat, menolong orang-orang yang patuh kepada-Nya, menentang orangorang yang durhaka kepada-Nya, memerangi orang-orang yang kafir kepada-Nya, mengakui dan mensyukuri nikmat-nikmat-Nya, ikhlas dalam segala urusan dan berdoa kepada-Nya di setiap kesempatan, menganjurkan orang lain supaya memberi nasihat, serta berperilaku lemah lembut kepada semua manusia dan siapa pun yang mungkin memberi nasihat. Khaththabi mengatakan, Hakikat nasihat kepada Allah adalah nasihat seorang hamba kepada dirinya sendiri karena sesungguhnya Allah tidak butuh nasihat siapa pun Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan, Memberi nasihat kepada Allah artinya menyifati-Nya dengan sifat-sifat yang pantas untuk-Nya, tunduk dan patuh kepada-Nya lahir dan batin, berharap mendapat ridhaNya dengan taat kepada-Nya dan takut mendapat murka-Nya dengan menjauhi larangan-larangan-Nya, serta berjuang untuk mengembalikan orang-orang yang tersesat menuju jalan-Nya.

J. Memberi Nasihat kepada Al-Quran

Imam Nawawi mengatakan, Adapun maksud memberi nasihat kepada Al-Quran adalah mengimani bahwa Al-Quran adalah kitab Allah yang tidak ada sedikit pun keserupaan dengan perkataan makhluk dan tidak ada satu pun makhluk yang mampu membuat seperti Al-Qur’an. Memberi nasihat kepada Al-Quran juga berarti mengagungkan Al-Quran, membacanya dengan tartil, bersungguh-sungguh dan khusyu dalam merenungi kandungannya, membelanya dari takwil orang-orang bodoh dan celaan orang-orang durhaka, membenarkan isi yang disampaikannya, melaksanakan hukum- hukumnya, memahami ilmu-ilmunya, mengambil pelajaran dari nasihat-nasihatnya, memikirkan keajaiban-keajaibannya, mengamalkan ayat-ayatnya yang jelas maksudnya muhkam dan menerima ayat-ayatnya yang masih Samar mutasyabih, mengkaji ayat- ayatnya yang bersifat umum, khusus, nasikh, dan manstikh, menyebarkan ilmu-ilmunya, mengajak manusia kepadanya.

K. Memberi Nasihat kepada Nabi saw.

A1-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan, Maksud memberi nasihat kepada Rasulullah saw adalah mengagungkan beliau, membela ajaran beliau, baik ketika beliau masih hidup maupun telah meninggal, menghidupkan Sunnah beliau dengan mempelajari dan mengajarkannya, meneladani beliau dalam perkataan dan perbuatan, serta mencintai