Wasiat di Dalam Al-Quran

380 | Modul Pendidikan Agama Islam Padahal, dalam hadits sebelum ini, beliau bersabda,Agama itu adalah nasihat. Hadits ini, sebagaimana dijelaskan beberapa ulama, menunjukkan bahwa nasihat mencakup unsur-unsur yang terpenting dalam Islam, iman, dan ihsan seperti telah disebutkan hadits Jibril a.s.

I. Memberi Nasihat kepada Allah

Imam Nawawi mengatakan bahwa para ulama telah menjelaskan bahwa maksud dari memberi nasihat untuk Allah adalah beriman kepada Allah swt, tidak menyekutukan -Nya, tidak mengingkari sifat-sifat-Nya, menyifati-Nya dengan sifat-sifat yang sempurna dan agung, menyucikan-Nya dari segala macam sifat yang buruk, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya, senang ketika melakukan ketaatan dan benci ketika melakukan maksiat, menolong orang-orang yang patuh kepada-Nya, menentang orangorang yang durhaka kepada-Nya, memerangi orang-orang yang kafir kepada-Nya, mengakui dan mensyukuri nikmat-nikmat-Nya, ikhlas dalam segala urusan dan berdoa kepada-Nya di setiap kesempatan, menganjurkan orang lain supaya memberi nasihat, serta berperilaku lemah lembut kepada semua manusia dan siapa pun yang mungkin memberi nasihat. Khaththabi mengatakan, Hakikat nasihat kepada Allah adalah nasihat seorang hamba kepada dirinya sendiri karena sesungguhnya Allah tidak butuh nasihat siapa pun Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan, Memberi nasihat kepada Allah artinya menyifati-Nya dengan sifat-sifat yang pantas untuk-Nya, tunduk dan patuh kepada-Nya lahir dan batin, berharap mendapat ridhaNya dengan taat kepada-Nya dan takut mendapat murka-Nya dengan menjauhi larangan-larangan-Nya, serta berjuang untuk mengembalikan orang-orang yang tersesat menuju jalan-Nya.

J. Memberi Nasihat kepada Al-Quran

Imam Nawawi mengatakan, Adapun maksud memberi nasihat kepada Al-Quran adalah mengimani bahwa Al-Quran adalah kitab Allah yang tidak ada sedikit pun keserupaan dengan perkataan makhluk dan tidak ada satu pun makhluk yang mampu membuat seperti Al-Qur’an. Memberi nasihat kepada Al-Quran juga berarti mengagungkan Al-Quran, membacanya dengan tartil, bersungguh-sungguh dan khusyu dalam merenungi kandungannya, membelanya dari takwil orang-orang bodoh dan celaan orang-orang durhaka, membenarkan isi yang disampaikannya, melaksanakan hukum- hukumnya, memahami ilmu-ilmunya, mengambil pelajaran dari nasihat-nasihatnya, memikirkan keajaiban-keajaibannya, mengamalkan ayat-ayatnya yang jelas maksudnya muhkam dan menerima ayat-ayatnya yang masih Samar mutasyabih, mengkaji ayat- ayatnya yang bersifat umum, khusus, nasikh, dan manstikh, menyebarkan ilmu-ilmunya, mengajak manusia kepadanya.

K. Memberi Nasihat kepada Nabi saw.

A1-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan, Maksud memberi nasihat kepada Rasulullah saw adalah mengagungkan beliau, membela ajaran beliau, baik ketika beliau masih hidup maupun telah meninggal, menghidupkan Sunnah beliau dengan mempelajari dan mengajarkannya, meneladani beliau dalam perkataan dan perbuatan, serta mencintai Materi PAI untuk MIMTsMA | 381 beliau dan mencintai orang-orang yang mencintai beliau.” L. Memberi Nasihat kepada Para Pemimpin Umat Islam Imam Nawawi mengatakan, Adapun memberi nasihat kepada para pemimpin umat Islam adalah membantu mereka untuk menegakkan kebenaran, taat kepada mereka dalam kebenaran dan memerintahkan mereka dengannya, mengingatkan dan menyadarkan mereka dengan lemah lembut dan santun, memberitahukan apa-apa yang mereka lupa dan-hak kaum muslimin yang belum mereka penuhi, tidak melakukan pemberontakan terhadap mereka, serta mengajak kaum muslimin agar mematuhi mereka.

M. Nasihat yang Berharga

Di antara perkataan salafus saleh yang paling indah dalam hal ini adalah perkataan Kaab al-Ahbar. Ia berkata, Penguasa adalah payung Allah di burni. Apabila sang penguasa taat kepada Allah, ia akan mendapatkan pahala dan kalian wajib bersyukur. Namun, apabila ia berbuat maksiat kepada Allah, ia akan mendapatkan dosa dan kalian wajib bersabar. Janganlah ketaatan dan cintamu kepadanya membuatmu ikut terjerumus dalam kemaksiatannya dan janganlah rasa bencimu terhadapnya membuatmu menghunus senjata di hadapannya. Abdullah bin Masud r.a. dan Jubair bin Matham r.a. meriwayatkan bahwa ketika memberikan khotbah di Masjid Khaif di Mina, Rasulullah saw. bersabda, Tiga hal yang yang tidak akan didengki hati seorang mukmin; 1 ikhlas beramal karena Allah, 2 menasihati para pemimpin umat Islam, dan 3 mengikuti kelompok kaum muslimin karena sesungguhnya doa mereka meliputi mereka dari belakang mereka. HR Tirmidzi, Ibnu Maiah, Darimi, dan Ahmad; hadits sahih Di dalam buku Miftah Daris-Saadah, Ibnu Qayyim mengatakan, Mengikuti kelompok kaum muslimin merupakan salah satu faktor yang membersihkan hati orang mukmin dari kedengkian dan penipuan sebagaimana telah disebutkan oleh Rasulullah saw. Karena itu, orang mukmin tetap bersama dengan kelompok kaum muslimin, memberikan sesuatu yang ia cintai untuk dirinya sendiri kepada mereka, menjauhkan sesuatu yang ia benci untuk dirinya sendiri dari mereka, merasa sakit oleh sesuatu yang menyakiti mereka, dan merasa senang oleh sesuatu yang menyenangkan mereka. Sifat- sifat ini bertolak belakang dengan tabiat orang-orang yang tidak beriman. Orang-orang yang tidak beriman akan disibukkan perbuatan mencela, membuka aib, dan menghina sesama manusia. Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, Sesungguhnya Allah meridhai tiga hal untuk kalian; 1 Allah ridha kalian menyembah- Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, 2 Dia ridha kalian berpegang teguh dengan tali agama Allah dan tidak tercerai-berai, dan 3 Dia ridha kalian memberi nasihat kepada orang yang diberi kekuasaan Allah untuk mengurus kalian” HR Muslim, Ahmad, dan Malik; hadits sahih

N. Menaati Perintah untuk Maksiat kepada Allah

Rasulullah saw. bersabda, Dengarkanlah dan taatilah penguasa meskipun