Hak Wanita dalam urusan Sosial.

288 | Modul Pendidikan Agama Islam Kesimpulan yang diambil dalam Kompilasi Hukum Islam KHI menjelaskan pengertian Tirkah harta peninggalan, yaitu harta yang ditinggalkan oleh pewaris baik berupa harta benda yang menjadi miliknya maupun hak-haknya. Sedangkan pengertian harta warisan adalah harta bawaan ditambah bagian dari harta bersama, setelah digunakan untuk keperluan pewaris selama sakit sampai meninggal, biaya pengurusan jenazah, pembiayaan hutang dan pemberian untuk kerabat. Terminologi Farâidh Ilmu yang mempelajari tentang warisan disebut ilmu mawârits atau dikenal dengan ilmu Farâidh, yang merupakan bentuk jamak plural dari farîdhah. Farîdhah diambil dari kata fardh yang artinya taqdîr ketentuan. Fardh secara syari adalah bagian yang telah ditentukan bagi ahli waris. Definisi Farâidh menurut Muhammad al-Khatib al-Syarbini dalam kitab Mughni al- Muhtaj: ˶ΐ ˶Ο˴Ϯ˸ϟ΍ ˶έ˸Ϊ˴ϗ˶Δ˴ϓ ˶ή˸ό˴ϣ ˴ϭ˴Ϛ˶ϟ΍˴Ϋ˶Δ˴ϓ ˶ή˸ό˴ϣϰ˴ϟ˶΍˵Ϟ ˶˷λ˴Ϯ˵Ϥϟ΍˶ΏΎ˴δ ˶Τ˸ϟ΍˶Δ˴ϓ ˶ή˸ό˴ϣ ˴ϭ˶Ι˸έ˶ϹΎ˶Α˵ϖ˶˷Ϡ˴ό˴Θ˵Ϥϟ΍˵Ϫ˸Ϙ˶ϔϟ΍ ˶Δ˴ϛ ˸ή͉Θϟ΍˴Ϧ˶ϣ ˳˷ϖ˴Σ˸ϯ˶Ϋ˶˷Ϟ˵Ϝ˶ϟ Ilmu fiqih yang berkaitan dengan pewarisan, pengetahuan tentang cara perhitungan yang dapat menyelesaikan pewarisan tersebut dan pengetahuan tentang bagian-bagian yang wajib dari harta peninggalan bagi setiap pemilik hak waris ahli waris. Hasbi Ash-Shiddieqy dalam Fiqh Mawaris mendefinisikan ilmu faraidh: ˶ϊ˸ϳ ˶ί ˸Ϯ͉Θϟ΍˵Δ˴ϴ˶ϔ˸ϴ˴ϛ˴ϭ˳Ι ˶έ΍˴ϭ˶˷Ϟ˵ϛ˵έ΍˴Ϊ˸Ϙ˶ϣ˴ϭ˵Ι ˶ή˴ϳ˴ϻ˸Ϧ˴ϣ˴ϭ˵Ι ˶ή˴ϳ˸Ϧ˴ϣ˶Ϫ˶Α ˵ϑ˴ή˸ό˵ϳ˲Ϣ˸Ϡ˶ϋ Ilmu yang mempelajari tentang siapa yang mendapatkan warisan dan siapa yang tidak, kadar-kadar yang diterima oleh tiap-tiap ahli waris dan cara pembagiannya. Urgensi Mempelajari dan Mengajarkan Ilmu Faraidh. Begitu besar derajat Ilmu Faraidh bagi umat Islam sehingga oleh sebagian besar ulama dikatakan sebagai separuh ilmu. Hal ini didasarkan kepada hadis Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Nasa’i dan Daru Quthni: ˲ν ˸Ϯ˵Β˸Ϙ˴ϣ˲΅˵ή˸ϣ΍ϰ˶˷ϧΈ˴ϓ ˴αΎ͉Ϩϟ΍Ύ˴ϫ ˸Ϯ˵Ϥ͉Ϡ˴ϋ ˴ϭ ˴ξ˶΋΍˴ή˴ϔϟ΍΍ ˸Ϯ˵Ϥ͉Ϡ˴ό˴Η ˴ϭ ˴αΎ͉Ϩϟ΍˵ϩ ˸Ϯ˵Ϥ͉Ϡ˴ϋ˴ϭ ˴ϥ΍˸ή˵Ϙϟ΍΍Ϯ˵Ϥ͉Ϡ˴ό˴Η ˶ηϮ˵ϳ˴ϭ˲ω ˸Ϯ˵ϓ ˸ή˴ϣ˵Ϣ˸Ϡ˶όϟ΍ ˴ϭ ˵Ϛ Ύ˴ϫ˵ή˶Β˸Ψ˵ϳ΍˱Ϊ˴Σ˴΃˶ϥ΍˴Ϊ ˶Π˴ϳ˴ϼ˴ϓ˶Δ˴π˸ϳ ˶ή˴ϔϟ΍ϰ˶ϓ˶ϥΎ˴Ϩ˸Λ΍ ˴ϒ˶Ϡ˴Θ˸Ψ˴ϳ˸ϥ˴΃ “Pelajarilah Al-Qur’an dan ajarkanlah kepada orang-orang, pelajarilah ilmu faraidh dan ajarkanlah ilmu itu kepada orang-orang, karena aku adalah manusia yang akan direnggut wafat, sesungguhnya ilmu itu akan dicabut dan akan timbul fitnah hingga kelak ada dua orang berselisih mengenai pembagian warisan, namun tidak ada orang yang memutuskan perkara mereka”. 2. Dasar hukum Dalil Waris a. . Dalil-dalil dari al-Quran: QS. al-Nisa’ [4]: 7-8 Ϯ˵Α ˴ή˸ϗϷ΍ ˴ϭ ˶ϥ΍˴Ϊ˶ϟ΍ ˴Ϯ˸ϟ΍ ˴ϙ˴ή˴ΗΎ͉Ϥ˶ϣ ˲ΐϴ ˶μ˴ϧ ˶˯Ύ˴δ˷˶ϨϠ˶ϟ ˴ϭ ˴ϥϮ˵Α˴ή˸ϗϷ΍ ˴ϭ ˶ϥ΍˴Ϊ˶ϟ΍ ˴Ϯ˸ϟ΍ ˴ϙ˴ή˴ΗΎ͉Ϥ˶ϣ ˲ΐϴ ˶μ˴ϧ ˶ϝΎ˴Ο ˷˶ήϠ˶ϟ ˴ή˵Μ˴ϛ ˸ϭ˴΃˵Ϫ˸Ϩ˶ϣ ͉Ϟ˴ϗΎ͉Ϥ˶ϣ ˴ϥ Ύ˱οϭ˵ή˸ϔ˴ϣΎ˱Βϴ ˶μ˴ϧ ϰ˴ϣΎ˴Θ˴ϴ˸ϟ΍ ˴ϭϰ˴Α ˸ή˵Ϙ˸ϟ΍Ϯ˵ϟϭ˵΃˴Δ˴Ϥ˸δ˶Ϙ˸ϟ΍ ˴ή˴π˴Σ΍˴Ϋ˶· ˴ϭ Ύ˱ϓϭ ˵ή˸ό˴ϣϻ ˸Ϯ˴ϗ˸Ϣ˵Ϭ˴ϟ΍Ϯ˵ϟϮ˵ϗ ˴ϭ˵Ϫ˸Ϩ˶ϣ˸Ϣ˵ϫϮ˵ϗ˵ί ˸έΎ˴ϓ˵Ϧϴ˶ϛΎ˴δ˴Ϥ˸ϟ΍ ˴ϭ Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian pula dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan.