Syarat, Rukun, Wajib, Sunnah dan Larangan haji a. Syarat

248 | Modul Pendidikan Agama Islam berada kiri. Tiga putaran pertama berjalan agak cepat dan empat putaran tersisa berjalan biasa dan diusahakan pada putaran ke tujuh dapat mencium hajar aswad jika tidak mungkin cukup menyentuhnya dengan tangan jika tidak mungkin juga cukup memberi isyarat dengan tangan atau tongkat. Selama mengelilingi ka’bah dianjurkan memperbanyak doa dan dzikir, usai thawaf disunnatkan salat dua rakaat di maqam Ibrahim. Thawaf terbagi tiga, pertama tawaf qudum kedatangan, menurut Syafiiyah hukumnya sunnah bagi siapa saja yang masuk ke kota Mekkah selain orang yang berihram, karena tawaf ini disebut tawaf kedatangan dan penghormatan. Pelaksanaannya sebelum wukuf di Arafah, tidak disunnahkan bagi yang sudah wukuf di Arafah . Kedua tawaf ifadah ziyarah , yaitu tawaf yang menjadi rukun haji menurut kesepekatan ulama. Siapa yang meninggalkan tawaf ifadah ini maka hajinya tidak sah berdasarkan firman Allah Swt. dalam QS. Al-Hajj22: 29 SÉوSмXkÙXT°0ÙjWÙ¯©j°\ÈÙ§«²¨ “Dan hendaklah mereka melakukan tawaf sekeliling rumah yang tua itu baitullah” Ketiga thawaf wada’ yaitu thawaf yang dilakukan bagi orang yang akan meninggalkan kota Mekkah mesjidil haram, hukumnya sunnah bagi Malikiyah tak terkecuali bagi penduduk Mekkah. Bagi selain Malikiyah hukumnya wajib, jika ditinggalkan harus diganti dengan dam. Disyaratkan bagi orang yang tawaf mengerjakan hal-hal sebagai berikut; a. Suci dari hadats dan najis b. Menutup aurat c. Tujuh kali putaran d. Memulainya dari hajar aswad dan berakhir di situ pula e. Ketika tawaf posisi ka’bah harus selalu di sebelah kiri f. Mengitari baitullah tidak sah jika dilakukan didalam ka’bah 4. Sa’i di antara bukit safa dan marwah. Sa’i berarti berjalan secara istilah berarti berjalan dari bukit safa ke bukit marwah sebanyak tujuh kali. Dimulai dari bukit safa dan berakhir di bukit marwah. Setiap perjalanan menuju bukit dari bukit safa ke marwah dan dari bukit marwah ke sofa dihitung satu kali perjalanan, Hukumnya wajib menurut Hanafiyah dan bagi selain Hanafiyah termasuk rukun, orang yang meninggalkannya maka tidak sah hajinya. Dalam sa’i disyaratkan : a. Didahului oleh thawaf yang sah sehingga antara sa’i dengan thawaf itu berkesinambungan tidak diselingi oleh wukuf hal ini sesuai dengan petunjuk hadits nabi b. Tertib artinya sa’i dimulai dari bukit safa dan diakhiri di marwah c. Sebanyak tujuh kali perjalanan. Dari bukit safa ke marwah dihitung satu kali begitu sebaliknya sehingga menjadi empat kali di safa dan empat kali di marwah Materi PAI untuk MIMTsMA | 249 d. Sempurna, artinya setiap kali perjalanan dilakukan secara utuh dan secara meneyeluruh tidak boleh kurang meskipun satu langkah. e. Bersambung artinya terus berkelanjutan tidak diselingi oleh kegiatan lain. Tapi menurut mazhab selain Malikiyah dan Hanabilah hukumnya sunnah. 5. Bergunting atau bercukur rambut. Menggunting yaitu memotong sebagian rambut kepala dengan gunting atau sejenisnya walaupun tiga helai. Sedangkan bercukur adalah menghilangkan rambut kepala. Bercukur hanya diperuntukkan untuk laki-laki sedangkan bagi perempuan tidak, hanya menggunting saja.

c. Wajib Haji

Yang dimaksud dengan wajib haji adalah sesuatu yang harus dilakukan oleh setiap jamaah haji dan apabila ditinggalkan maka dikenakan wajib dam. Terdapat perbedaan diantara ulama mazhab tentang batasan wajib haji. 1. Mazhab Hanafi menetapkan lima yaitu: sai, wukuf di Muzdalifah, melempar jumrah, bercukur, dan thawaf wada’ 2. Mazhab Maliki menetapkan lima yaitu: thawaf qudum, mabit di Muzdalifah , melontar jumrah, bercukur, dan mabit di mina. 3. Mazhab Sayfi’i menetapkan lima yaitu: ihram di miqat, melontar jumrah, mabit di muzdalifah, mabit di Mina, dan thawaf wada’. 4. Mazhab Hambali menetapkan enam yaitu: ihram di miqat, wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, mabit di Mina, dan melempar jumrah dan bercukur. Di antara wajib haji sebagaimana dijelaskan di atas, akan dijelaskan tiga saja yaitu bermalam di Muzdalifah, bermalam di Mina dan melempar jumrah sedangkan selainnya telah dijelaskan pada rukun haji. 1. Bermalam di Muzdalifah yaitu orang yang sudah melakukan wukuf di Arafah kemudian ia melanjutkan perjaanan ke Mina namun singgah dahulu sebentar di Muzdalifah dianjurkan melakukan salat jama’ ta’khir maghrib dan isya karena sampai di Muzdalihaf biasanya pada waktu isya sambil bermalam di Muzdalifah, jamaah mencari batu untuk melakukan jumrah di Mina nanti 2. Bermalam di Mina mabit di Mina. Bagi jamaah yang pada tanggal 12 Zulhijjah sampai matahari terbenam masih di Mina wajib tetap bermalam di Mina untuk keesokan harinya tanggal 13 Zulhijjah melakukan jumrah ula, wusta dan aqabah 3. Melempar jumrah, yaitu melempar batu kerikil satu persatu ke sasaran yang telah ditentukan, waktunya disunnahkan setelah terbit matahari dari mulai tangal 10 Zulhijjah sampai hari nahar sampai 11, 12 dan 13 Zulhijjah hari tasyrik. Jumrah dilakukan sebanyak tiga kali secara berurutan dimulai dari jumrah ula,wusta dan aqabah, masing-masing jumrah sebanyak 7 kali lemparan sehingga berjumlah 21 lemparan

d. Sunnah-sunnah Haji

a. Mandi, memakai wewangian untuk ihram dan dua rakaat untuk salat ihram b. Mengucapkan talbiyah setelah ihram dan salat c. Tawaf qudum menurut jumhur tapi menurut Malikiyah wajib d. Dua rakaat salat tawaf menurut Syafiiyah dan Hanabilah e. Mabit di Mina pada malam hari Arafah f. Mabit di Muzdalifah malam hari nahar