Tugas Mandiri 1. Apa saja rukun dan syarat menikah berdasarkan hukum Islam dan UU positif

274 | Modul Pendidikan Agama Islam Ahzab, al-Mujadalah, al-Mumtahanah dan al-Tahrim. Pengangkatan tema-tema keperempuanan itu menunjukkan besarnya perhatian Islam terhadap kaum wanita yang pada saat al-Quran diturunkan kedudukannya sangat rendah di hadapan kaum laki-laki. 1. Hakikat Penciptaan dan Kedudukan Wanita Dalam Islam Konsep dasar mengenai kedudukan wanita dalam al-Qur’an menyebutkan bahwa pada dasarnya kedudukan laki-laki dan perempuan adalah sejajar, keduanya diciptakan dari satu nafs living entity. Allah Swt. berfirman dalam QS. al-Nisa’ [4]: 1. ˸Ϩ˶ϣ ͉Κ˴Α ˴ϭΎ˴Ϭ˴Ο ˸ϭ ˴ίΎ˴Ϭ˸Ϩ˶ϣ˴ϖ˴Ϡ˴Χ ˴ϭ˳Γ˴Ϊ ˶Σ΍ ˴ϭ ˳β˸ϔ˴ϧ˸Ϧ˶ϣ˸Ϣ˵Ϝ˴Ϙ˴Ϡ˴Χϱ˶ά͉ϟ΍˵Ϣ˵Ϝ͉Α˴έ΍Ϯ˵Ϙ͉Η΍ ˵αΎ͉Ϩϟ΍Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃Ύ˴ϳ ˴ ͉๡΍΍Ϯ˵Ϙ͉Η΍ ˴ϭ˱˯Ύ˴δ˶ϧ ˴ϭ΍˱ήϴ˶Μ˴ϛϻΎ˴Ο ˶έΎ˴Ϥ˵Ϭ Ύ˱Βϴ˶ϗ ˴έ˸Ϣ˵Ϝ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ˴ϥΎ˴ϛ˴ ͉๡΍͉ϥ˶·˴ϡΎ˴Σ ˸έϷ΍ ˴ϭ˶Ϫ˶Α˴ϥϮ˵ϟ˴˯Ύ˴δ˴Ηϱ˶ά͉ϟ΍ “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” Para ulama dalam menafsirkan ayat ini telah meyakini bahwa tidak ada satu teks pun, baru ataupun lama, yang berhubungan dengan kaum wanita dalam seluruh aspek dengan begitu singkat, fasih, mendalam dan asli seperti ketetapan ayat di atas. Hal itu dipertegas kembali dengan penekanan pada konsepsi yang mulia dan amanah, sebagaimana disebutkan dalam QS. al-A’raf [7]: 189. ˴Ϭ˸ϴ˴ϟ˶·˴Ϧ˵Ϝ˸δ˴ϴ˶ϟΎ˴Ϭ˴Ο ˸ϭ ˴ίΎ˴Ϭ˸Ϩ˶ϣ˴Ϟ˴ό˴Ο ˴ϭ˳Γ˴Ϊ ˶Σ΍ ˴ϭ ˳β˸ϔ˴ϧ˸Ϧ˶ϣ˸Ϣ˵Ϝ˴Ϙ˴Ϡ˴Χϱ˶ά͉ϟ΍ ˴Ϯ˵ϫ Ύ “Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan darinya Dia menciptakan istrinya, agar dia merasa tenang kepadanya. Begitu pula dalam QS. al-Nahl [16]: 72. ˸Ϣ˵Ϝ ˶Ο΍ ˴ϭ ˸ί˴΃ ˸Ϧ˶ϣ˸Ϣ˵Ϝ˴ϟ ˴Ϟ˴ό˴Ο ˴ϭΎ˱Ο΍ ˴ϭ ˸ί˴΃˸Ϣ˵Ϝ˶δ˵ϔ˸ϧ˴΃ ˸Ϧ˶ϣ˸Ϣ˵Ϝ˴ϟ ˴Ϟ˴ό˴Ο˵ ͉๡΍ ˴ϭ ˴ϥϮ˵Ϩ˶ϣ˸Ά˵ϳ ˶Ϟ˶ρΎ˴Β˸ϟΎ˶Β˴ϓ˴΃ ˶ΕΎ˴Β˷˶ϴ͉τϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ˸Ϣ˵Ϝ˴ϗ ˴ί ˴έ ˴ϭ˱Γ˴Ϊ˴ϔ˴Σ ˴ϭ ˴Ϧϴ˶Ϩ˴Α ˴ϥϭ ˵ή˵ϔ˸Ϝ˴ϳ˸Ϣ˵ϫ˶ ͉๡΍˶Δ˴Ϥ˸ό˶Ϩ˶Α ˴ϭ “Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik- baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat Allah?. Islam pada dasarnya mengakui persamaan antara manusia, baik antara lelaki dan perempuan, maupun antar bangsa, suku dan keturunan. Perbedaan yang digarisbawahi dan yang kemudian meninggikan atau merendahkan seseorang hanyalah nilai pengabdian dan ketakwaannya kepada Allah Swt., berdasarkan QS. al-Hujurat [49]: 13. ˸ϛ˴΃ ͉ϥ˶·΍Ϯ˵ϓ ˴έΎ˴ό˴Θ˶ϟ˴Ϟ˶΋Ύ˴Β˴ϗ ˴ϭΎ˱ΑϮ˵ό˵η˸Ϣ˵ϛΎ˴Ϩ˸Ϡ˴ό˴Ο ˴ϭϰ˴Μ˸ϧ˵΃ ˴ϭ ˳ή˴ϛ˴Ϋ ˸Ϧ˶ϣ˸Ϣ˵ϛΎ˴Ϩ˸Ϙ˴Ϡ˴ΧΎ͉ϧ˶· ˵αΎ͉Ϩϟ΍Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃Ύ˴ϳ ˲Ϣϴ˶Ϡ˴ϋ˴ ͉๡΍ ͉ϥ˶·˸Ϣ˵ϛΎ˴Ϙ˸Η˴΃˶ ͉๡΍˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ˸Ϣ˵Ϝ˴ϣ ˴ή ˲ήϴ˶Β˴Χ Wahai seluruh manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu terdiri dari lelaki dan perempuan dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal, sesungguhnya yang termulia di antara kamu adalah yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. Al-Quran menempatkan wanita sebagai mitra sejajar dengan kaum laki-laki. Kalaupun ada perbedaan, maka itu adalah akibat fungsi dan tugas-tugas utama yang dibebankan Islam kepada masing-masing jender, sehingga perbedaan yang ada tidak Materi PAI untuk MIMTsMA | 275 mengakibatkan yang satu merasa memiliki kelebihan atas yang lain. Keduanya saling melengkapi dan bantu membantu dalam memerankan fungsinya dalam hidup dan kehidupan. Allah Swt berfirman dalam QS. al-Taubah [9]: 71. ˵Ϥ˸ϟ΍ ˴ϭ ˴ϥϮ˵Ϥϴ˶Ϙ˵ϳ ˴ϭ ˶ή˴Ϝ˸Ϩ˵Ϥ˸ϟ΍ ˶Ϧ˴ϋ ˴ϥ ˸Ϯ˴Ϭ˸Ϩ˴ϳ ˴ϭ ˶ϑϭ˵ή˸ό˴Ϥ˸ϟΎ˶Α ˴ϥϭ˵ή˵ϣ˸΄˴ϳ ˳ξ˸ό˴Α˵˯Ύ˴ϴ˶ϟ ˸ϭ˴΃˸Ϣ˵Ϭ˵π˸ό˴Α ˵ΕΎ˴Ϩ˶ϣ˸Ά˵Ϥ˸ϟ΍ ˴ϭ ˴ϥϮ˵Ϩ˶ϣ˸Ά ˴ϥϮ˵Η˸Ά˵ϳ ˴ϭ˴Γϼ͉μϟ΍ ˲Ϣϴ˶Ϝ˴Σ˲ΰϳ ˶ΰ˴ϋ˴ ͉๡΍͉ϥ˶·˵ ͉๡΍˵Ϣ˵Ϭ˵Ϥ˴Σ ˸ή˴ϴ˴γ˴Ϛ˶Ό˴ϟϭ˵΃˵Ϫ˴ϟϮ˵γ˴έ ˴ϭ˴ ͉๡΍˴ϥϮ˵όϴ˶τ˵ϳ ˴ϭ˴ΓΎ˴ϛ ͉ΰϟ΍ Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka adalah menjadi penolong pemimpin bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh mengerjakan yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah, sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Bijaksana. Secara umum, ayat di atas dipahami sebagai gambaran tentang kewajiban melakukan kerja sama dan saling tolong menolong antar lelaki dan perempuan dalam berbagai bidang kehidupan, terutama dalam satu rumah tangga yang mempunyai tugas dan kewajiban yang sama untuk bersama-sama menjalankan amar ma’ruf nahi mungkar. Kata awliya’ pemimpin bukan hanya ditujukan kepada laki-laki saja, tetapi keduanya laki-laki dan perempuan secara bersamaan dalam pengertian yang mencakup kerja sama, bantuan dan penguasaan. Sedangkan pengertian “menyuruh mengerjakan yang ma’ruf” mencakup segala segi kebaikan atau perbaikan kehidupan. Agar tercipta keharmonian dalam keluarga, pada kondisi tertentu kedudukan wanita tidak harus sama benar dengan kaum pria. Kepemimpinan dalam keluarga tetap dikendalilan oleh suami sebagai pelindung, pencari nafkah, pembimbing dan pembina bagi isteri dan anak-anaknya. Sedangkan istri menjadi pemimpin di dalam rumah tangga suaminya. Dalam QS. al-Nisa’ [4]: 34 disebutkan: ˵Ϙ˴ϔ˸ϧ˴΃Ύ˴Ϥ˶Α ˴ϭ ˳ξ˸ό˴Αϰ˴Ϡ˴ϋ˸Ϣ˵Ϭ˴π˸ό˴Α˵ ͉๡΍˴Ϟ͉π˴ϓΎ˴Ϥ˶Α˶˯Ύ˴δ˷˶Ϩϟ΍ϰ˴Ϡ˴ϋ˴ϥϮ˵ϣ΍ ͉Ϯ˴ϗ˵ϝΎ˴Ο ˷˶ήϟ΍ ˸Ϣ˶Ϭ˶ϟ΍ ˴Ϯ˸ϣ˴΃˸Ϧ˶ϣ΍Ϯ Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka laki-laki atas sebahagian yang lain wanita, dan karena mereka laki-laki telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Di dalam hadis juga disebutkan: ϲ˶ϓ˳ω΍˴έ˵Ϟ˵Ο͉ήϟ΍ ˴ϭˬ˶Ϫ˶Θ͉ϴ˶ϋ˴έ˸Ϧ˴ϋ˲ϝϭΆ˸δ˴ϣ ˴ϭ˳ω΍˴έ˵ϡΎ˴ϣ˶Ϲ΍ˬ˶Ϫ˶Θ͉ϴ˶ϋ˴έ˸Ϧ˴ϋ˲ϝϮ˵Ό˸δ˴ϣ˸Ϣ˵Ϝ͊Ϡ˵ϛ ˴ϭ˳ω΍˴έ˸Ϣ˵Ϝ͊Ϡ˵ϛ ˸Ϧ˴ϋ˲ϝϭΆ˸δ˴ϣ ˴Ϯ˵ϫ ˴ϭ˶Ϫ˶Ϡ˸ϫ˴΃ ˲Δ˴ϟϭΆ˸δ˴ϣ ˴ϭΎ˴Ϭ ˶Ο ˸ϭ˴ί˶Ζ˸ϴ˴Αϲ˶ϓ˲Δ˴ϴ˶ϋ΍˴έ˵Γ˴΃ ˸ή˴Ϥ˸ϟ΍ ˴ϭˬ˶Ϫ˶Θ͉ϴ˶ϋ˴έ ˶Ϫ˶Θ͉ϴ˶ϋ ˴έ ˸Ϧ˴ϋ˲ϝϭΆ˸δ˴ϣϭ˶ϩ˶Ϊ˶˷ϴ˴γ˶ϝΎ˴ϣϲ˶ϓ˳ω΍˴έ˵ϡ˶ΩΎ˴Ψ˸ϟ΍ ˴ϭˬΎ˴Ϭ˶Θ͉ϴ˶ϋ˴έ˸Ϧ˴ϋ ˶Ϫ˶Θ͉ϴ˶ϋ ˴έ˸Ϧ˴ϋ˲ϝϭΆ˸δ˴ϣ ˴ϭ˳ω΍˴έ˸Ϣ˵Ϝ͊Ϡ˵ϛ ˴ϭˬ ϱέΎΨΒϟ΍ϩ΍ϭέ “Ketahuilah bahwa setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Setiap kepala negara adalah pemimpin, dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinan rakyatnya, laki-laki suami adalah pemimpin di dalam keluarganya dan ia dimintai tanggungjawab atas kepemimpinannya. Perempuan istri adalah pemimpin bagi rumah tangga suaminya dan anak-anaknya, ia bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang hamba sahaya adalah pemimpin bagi harta tuannya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Ketahuilah bahwa setiap kamu adalah pemimpin dan masing-masing bertanggung jawab atas kepemimpinannya”. Dalam hadis juga dikatakan bahwa wanita isteri sebagai mitra pendamping bagi pria suami dan begitu pula sebaliknya, sesuai dengan hadis Rasulullah: ˶ϝΎ˴Ο ˶ή˷ϟ΍˵ϖ˶΋Ύ˴Ϙ˴η˵˯Ύ˴δ˶˷Ϩϟ΍Ύ˴Ϥ͉ϧ˶· Ωϭ΍ΩϮΑ΃ϭϯάϴϣήΘϟ΍ϭΪϤΣ΃ϩ΍ϭέ