Bentuk-Bentuk Perbuatan Ihsan Kepada Sesama Manusia

206 | Modul Pendidikan Agama Islam Sedangkan definisi zakat menurut UU Pengelolaan Zakat Nomor 23 Tahun 2011: “Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam”. Zakat mempunyai beberapa istilah yang disebutkan dalam al-Qur-an dan Sunnah, yaitu: Zakat QS. Al Baqarah: 43, Shadaqah QS. al-Taubah: 103-104, Nafaqah atau infaq QS. al-Taubah: 34, Haq QS. al-An’am: 141, al-‘Afwu QS. al-Baqarah: 219.

II. Dasar Hukum al-Qur’an, Hadis, dan Hukum Positif Indonesia UU Zakat

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang lima, yaitu syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji. Zakat pertama kali diwajibkan di Mekkah secara umum, saat itu Allah Swt belum menentukan jenis dan kadar zakat yang harus dikeluarkan, tapi mengembalikan hal tersebut kepada perasaan dan kemurahan hati kaum muslimin. Pada tahun kedua hijriah, baru ditentukan jumlah, jenis, dan perincian harta yang wajib dikeluarkan oleh kaum muslimin.

A. Dasar hukum zakat di dalam al-Quran

Kewajiban zakat didasarkan pada beberapa dalil dari al-Quran, Sunnah dan Ijma’. Diantara dalil dari al-Quran terdapat dalam QS. al-Baqarah: 43 Ʉ˾ɆMɆ\ɛ0`ɄNɄesɅMɄ\ɈɄrɄɄ\ɛ2`sɅɄrɄʙɛ=`sɅfzɆXɄɄr Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk. Begitu pula dalam QS. al-Taubah: 103 Ʌɛ˿ɄrɈgɅpɄ`ɁlɄ]Ʉ4 ɄɄʙɄɛiɆ ɈgɆpɈzɄaɄL ɝbɄɄrɄpɆɈgɆpzɝ\Ʉ2ɅɄrɈgɅoɅ0ɝpɄEɅɀɄXɄ,ɄɈgɆpɆ`ɄsɈeɄɈlɆeɈ.Ʌ ɁNzɆfɄ4 ɁgzɆaɄL Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu menumbuhkan ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

B. Dasar hukum zakat di dalam hadis dan ijma’

Adapun dalil dari sunnah diantaranya hadis tentang rukun Islam yang populer : ͅE`l0fLl˿,Llf0`,LɯlL {kͧ_sYyc;˿_s4Mf4 y rͅʙ=`cX rͅ˿_s4,feirͅ˿ʘ q` ʘi+Ƚp8ͧ6Ƚf˱Lcʙ4ʞ \2` ͅiAecsrͅ ga5erx`mr͹ʙz4qz` KE4l˯z`r ͸ Begitu pula dalam hadis dari Ibnu ‘Abbas r.a. bahwa Rasul Saw bersabda kepada Mu’adz ketika Nabi mengutusnya ke Yaman sebagai gubernur dan qadhi kepala pengadilan. ɆɴɈɄ ɄɛjɆ ɅoɈiɆ ɄTͅɆɛ˿ Ʌ_s Ʌ4Ʉ ɝ˻ɄɄrͅɅ ɛ˿ʘɆ ɄqɄ`Ɇ ʘɈiɄɆɄ+ɄpɄ8 Ʉ˰Ɇ ɈgɅpɅLɈ+ɄT ɆɄɆ]Ɉ`ɆbɈoɄɈlɆeɀeɈsɄX Ɉg ɅoɈiɆ ɄTͅɃɄaɈzɄ`ɄrɃcɈsɄy ɝbɅ\ Ɇʓ ɃɄsɄaɄ Ʉ6ɈfɄɈgɆpɈzɄaɄL Ʉ?ɄɄɰɈTɄ ɛ˿ɛiɄɈgɅpɈfɆaɈLɄɄT ɄɆ`Ʉ.Ɇ`sɅLɄDɄ Ɉg sɅLɄDɄ ɈgɆpɆɄ0ɄYɅT Ɇʓɜ+ɄɅɰɄTɈgɆpɆɄzɆkɈPɄɈlɆeɅ.ɄɈɅɀɄXɄ,ɄɈgɆpɈzɄaɄL Ʉ?ɄɄɰɈTɄ ɛ˿ɛiɄɈgɅpɈfɆaɈLɄɄT ɄɆ`Ʉ.Ɇ` ͹ qzaLZUe ͸ Materi PAI untuk MIMTsMA | 207 Sesungguhnya kamu akan mendatangi kaum Ahli Kitab. Maka ajaklah mereka untuk menyaksikan bahwa tiada tuhan yang berhak disembah melainkan Allah, dan saya adalah utusan Allah. Kalau mereka telah mentaati hal itu, maka beritahukan kepada mereka, bahwa Allah mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu sehari semalam. Kalau mereka telah mentaati hal itu, maka beritahukan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan kepada mereka mengeluarkan zakat, diambil dari orang-orang kaya dan dibagikan kepada orang fakir diantara mereka. HR. Muttafaq ‘alaih Sedangkan dalil ijma’, bahwa kesepakatan umat sejak dulu sampai sekarang menyatakan kewajiban zakat, tidak ada satupun bantahan terhadap kewajiban ini, orang yang mengingkari kewajibannya dipandang kafir atau murtad. Abubakar pernah memerangi kaum murtad yang tidak mengeluarkan zakat, dan para sahabat sependapat dengan Abubakar, bahkan mereka bersamanya memerangi kaum murtad. C. Dasar hukum zakat dalam Hukum Positif Indonesia Dalam konteks hukum positif di Indonesia, berbagai aturan dalam pengelolaan zakat telah dibakukan taqnin dalam Undang-Undang Pengelolaan Zakat UUPZ Nomor 38 Tahun 1999 yang merupakan formalisasi hukum zakat. Selanjutnya UUPZ itu telah direvisi sehingga muncul UU Pengelolaan Zakat yang baru Nomor 23 Tahun 2011 dan telah masuk dalam Lembaran Negara Republik Indonesia LNRI bernomor 115 tertanggal 25 November 2011. Struktur dari UUPZ yang baru terdiri dari 11 Bab dengan 47 Pasal, diantaranya mengarahkan agar pengelolaan zakat harus dilembagakan sesuai dengan syariat Islam, dan harus memenuhi asas-asas amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi, dan akuntabilias sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efesiensi pelayanan. UUPZ yang baru juga memberikan kewenangan dan tanggungjawab kepada lembaga yang dipandang mampu mengkoordinasikan pengelolaan zakat secara nasional, yaitu BAZNAS Badan Amil Zakat Nasional yang bertugas melakukan perencanaan, pengumpulan, pengendalian dan pelaporan zakat. III. Rukun dan Syarat Kewajiban Zakat Adapun rukun zakat ialah: a. Niat untuk menunaikan zakat dengan ikhlas karena Allah Swt. QS. al-Bayyinah: 5. b. Adanya orang yang menunaikan zakat muzakki. c. Adanya orang yang berhak menerima zakat mustahiq. d. Adanya barang atau harta yang dizakatkan. Zakat mempunyai beberapa syarat wajib dan syarat sah. Menurut kesepakatan ulama, syarat wajib zakat adalah merdeka, muslim, baligh, berakal, kepemilikan harta yang penuh, mencapai nishab, dan mencapai haul. Pada saat semua persyaratan di atas terpenuhi, maka tidak ada alasan untuk tidak melaksanakan kewajiban zakat. Adapun syarat sahnya zakat adalah niat yang menyertai pelaksanaan zakat. Penjelasan tentang syarat-syarat wajib zakat sebagai berikut: 1. Islam. Zakat diwajibkan kepada orang muslim, bukan kafir dan murtad, karena zakat merupakan ibadah mahdhah yang suci, sedangkan orang kafir bukan orang yang suci dan bukan termasuk orang yang ahli didalam beribadah seperti yang disyariatkan Islam. Sedangkan seorang muslim yang memenuhi syarat wajib zakat