84 |
Modul Pendidikan Agama Islam
6.Rangkuman
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Aktualitas fungsi pendidikan memungkinkan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Guru memegang peranan yang sangat strategis dalam kerangka menjalankan fungsi dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana disebutkan di atas. Peserta
didik sekarang merupakan manusia masa depan yang diharapkan mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, terampil, berwatak dan berkarakter kebangsaan, serta menjadi
insan agamais.
Peran guru nyaris tidak bisa digantikan oleh yang lain, apalagi di dalam masyarakat yang multikultural dan multidimensional, dimana peran teknologi untuk menggantikan tugas-
tugas guru masih sangat minim. Kalau pun teknologi pembelajaran tersedia mencukupi, peran guru yang sesungguhnya tidak akan tergantikan. Sejarah pendidikan di Indonesia
telah mencatatkan bahwa profesi guru sebagai profesi yang disadari pentingnya dan diakui peran strategisnya bagi pembangunan masa depan bangsa.
Pembinaan dan pengembangan profesi guru harus sejalan dengan kegiatan sejenis bagi tenaga kependidikan pada umumnya. Dilihat dari sisi UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, profesi guru sesungguhnya termasuk dalam spektrum profesi kependidikan itu sendiri.
Frasa “tenaga kependidikan” ini sangat dikenal baik secara akademik maupun regulasi.
Dari persepektif ketenagaan, frasa ini mencakup dua ranah, yaitu pendidik dan tenaga kependidkan. Pendidik dan tenaga kependidikan PTK merupakan dua jenis
“profesi” atau pekerjaan yang saling mengisi. Pendidik, dalam hal ini guru, dengan derajat profesionalitas tingkat tinggi sekali pun nyaris tidak berdaya dalam bekerja, tanpa dukungan
tenaga kependidikan. Sebaliknya, tenaga kependidikan yang profesional sekali pun tidak bisa berbuat banyak, tanpa dukungan pendidik atau guru yang profesional sebagai aktor
langsung di dalam dan di luar kelas, termasuk di laboratoium SekolahMadrasah.
Karenanya, ketika berbicara mengenai “profesi kependidikan”, semua orang akan melirik pada esensi dan eksistensi PTK itu sendiri. Merujuk pada UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas, Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan, di mana di dalamnya
termasuk pendidik. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualiikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan
lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Dengan lahirnya UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru
yang tadinya masuk ke dalam
“rumpun pendidik”, kini telah memiliki deinisi tersendiri. Secara lebih luas tenaga kependidikan yang dimaksudkan di sini adalah
sebagaimana termaktub UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, yaitu: 1 tenaga kependidikan terdiri atas tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik,
pengawas, peneliti dan pengembang di bidang pendidikan, pustakawan, laboran, teknisi sumber belajar, dan penguji; 2 tenaga pendidik terdiri atas pembimbing, pengajar,
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru |
85
dan pelatih; dan 3 pengelola satuan pendidikan terdiri atas kepala SekolahMadrasah, direktur, ketua, rektor, dan pimpinan satuan pendidikan luar SekolahMadrasah.
Termasuk dalam jenis tenaga kependidikan adalah pengelola sistem pendidikan, seperti kepala kantor dinas pendidikan di tingkat provinsi atau kabupatenkota. Jika
mau diperluas, tenaga kependidikan sesungguhnya termasuk tenaga administratif bidang pendidikan, dimana mereka berfungsi sebagai subjek yang menjalankan fungsi
mendukung pelaksanaan pendidikan.
Dengan demikian, secara umum tenaga kependidikan itu dapat dibedakan menjadi empat kategori yaitu: 1 tenaga pendidik, terdiri atas pembimbing, penguji,
pengajar, dan pelatih; 2 tenaga fungsional kependidikan, terdiri atas penilik, pengawas, peneliti dan pengembang di bidang kependidikan, dan pustakawan; 3
tenaga teknis kependidikan, terdiri atas laboran dan teknisi sumber belajar; 4 tenaga pengelola satuan pendidikan, terdiri atas kepala SekolahMadrasah, direktur, ketua,
rektor, dan pimpinan satuan pendidikan luar SekolahMadrasah; dan 5 tenaga lain yang mengurusi masalah masalah manajerial atau administratif kependidikan.
Dalam kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan guru, telah muncul beberapa harapan ke depan. Pertama, perhitungan guru melalui Sensus Data Guru sangat
diperlukan untuk merencanakan kebutuhan guru dan sebagai bahan pertimbangan kebijakan proyeksi pemenuhan guru di masa mendatang. Hasil perhitungan dan rencana
pemenuhan guru per kabupatenkota perlu diterbitkan secara berkala dalam bentuk buku yang dipublikasikan minimal setiap tiga tahun. Kedua, memperhitungkan keseimbangan
antara penyediaan dan kebutuhan supply and demand atau keseimbangan antara
kebutuhan guru dan produksi guru. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kelebihan guru dan rasio guru:murid dapat di pertahankan secara efektif dan optimal. Pada
kondisi riil di SekolahMadrasah sebenarnya terjadi kelebihan guru sehingga guru-guru honor yang ada di SekolahMadrasah merasa teraniaya termarjinalisasitak terurus.
Ketiga
, merealisasikan pemerataan guru yang efektif dan eisien di semua satuan pendidikan di kecamatan, kabupatenkota, dan provinsi. Apalagi jika Surat Keputusan
Bersama SKB 5 Menteri tentang Pemindahan Guru PNS yang masih dalam proses penyelesaian telah terbit, maka berangsur-angsur akan terjadi pemerataan guru. Guru
yang berlebih di satu kabupatenkota dipindahkan ke kabupatenkota lainnya yang kekurangan. Keempat
, menghitung dengan tepat dan cermat kebutuhan iskal negara terkait dengan agenda kesejahteraan guru yaitu pemberian tunjangan profesi guru,
tunjangnan khusus, maslahat tambahan, dan lain-lain. Kelima, pengembangan karier guru pascasertiikasi. Berdasarkan Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009,
ada empat aktivitas pengembangan karir guru pascasertiikasi guru, yaitu: penilaian kinerja guru, peningkatan guru berkinerja rendah, pengembangan keprofesian guru
berkelanjutan, dan pengembangan karier guru.
Pada sisi lain, akhir-akhir ini makin kuat dorongan untuk melakukan kaji ulang atas sistem pengelolaan guru, terutama berkaitan dengan penyediaan, rekruitmen,
pengangkatan dan penempatan, sistem distribusi, sertiikasi, peningkatan kualiikasi, penilaian kinerja, uji kompetensi, penghargaan dan perlindungan, kesejahteraan, pembinaan
karir, pengembangan keprofesian berkelanjutan, serta pengelolaan guru di daerah khusus yang relevan dengan tuntutan kekinian dan masa depan. Untuk tujuan itu, Kementerian
86 |
Modul Pendidikan Agama Islam
Pendidikan dan Kebudayaan menyusun masterplan pembinaan dan pengembangan profesi guru. Beranjak dari isu-isu di atas, beberapa hal berikut ini memerlukan perhatian dan
priotitas utama. 1. Menindaklanjuti masterplan pembinaan dan pengembangan profesi guru.
2.
Melaksanakan kesepakatan implementasi sistem manajemen guru secara komprehensif berkaitan dengan:
a. Melakukan koordinasi dalam penyediaan guru dengan mempertimbangkan
kebutuhan satuan pendidikan. b.
Merekrut guru berdasarkan asesmen kebutuhan dan standar kompetensi yang telah ditetapkan.
c. Mengangkat dan menempatkan guru berdasarkan kualiikasi akademik dan
bidang keahlian yang dimilikinya sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan. d.
Menata dan mend istribusikan guru antarsatuan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan sebagai bagian dari kebijakan penataan guru secara nasional melalui
aspek pendanaan bidang pendidikan.
e. Memfasilitasi sertiikasi guru dengan menerapkan asas obyektiitas, transparan
dan akuntabel. a.
Memfasilitasi peningkatan kualiikasi akademik guru dengan menerapkan asas obyektiitas, transparan dan akuntabel
f. Menerapkan sistem penilaian kinerja guru secara berkelanjutan sesuai dengan
standar yang ditetapkan. g.
Memberikan penghargaan bagi guru sesuai dengan prestasi dan dedikasinya dan memberikan perlindungan hukum, profesi, ketenagakerjaan, dan hak atas
kekayaan intektual. h.
Meningkatkan kesejahteraan guru sesuai dengan kemampuan daerah. i.
Memfasilitasi pembinaan dan pengembangan keprofesian dan karir guru. 3.
Menindaklanjuti regulasi mengenai guru kedalam peraturan daerahperaturan gubernurperaturan bupatiperaturan walikotakepala kkantor wilayah kementerian
agama provinsi Manajemen guru masa depan menuntut pertimbangan dan perumusan kebijakan
yang sistemik dan sistematik. Manajemen guru sebagaimana dimaksud terutama berkaitan dengan penyediaan, rekruitmen, pengangkatan dan penempatan, sistem distribusi,
sertiikasi, peningkatan kualiikasi, penilaian kinerja, uji kompetensi, penghargaan dan perlindungan, kesejahteraan, pembinaan karir, pengembangan keprofesian berkelanjutan,
serta pengelolaan guru di daerah khusus yang relevan dengan tuntutan kekinian dan masa depan.
Dalam kaitannya dengan substansi manajemen guru sebagaimana dijelaskan di muka, beberapa hal perlu diberi catatan khusus. Perlu ditetapkan standar mahasiswa calon
guru. Standar dimaksud berupa kemampuan intelektual, kepribadian, minat, bakat, ciri-ciri isik, dan sebagainya. Penentuan standar ini ditetapkan oleh institusi penyedia calon guru
danatau diilter melalui seleksi calon peserta Pendidikan Profesi Guru PPG. Dengan demikian, ke depan hanya seseorang dengan karakteristik tertentulah yang akan
M ODUL 2
KURIKULUM 2013 UNTUK MAPEL PAI
PLPG 2014
Kurikulum 2013 untuk Mata Pelajaran PAI |
91
MODUL 2
KURIKULUM 2013 UNTUK MATA PELAJARAN PAI
Peta Konsep
Ayat tentang tentang perilaku kontrol diri mujahadah an-
nafs, prasangka baik husnuzzhan, dan
persaudaraan ukhuwah Membaca Q.S. Al-Anfal 8: 72, Al-Hujurat 49:10 dan
12, sert hadits terkait
Mengidentifikasi hukum bacaan tajwid
Menjelaskan isi kandungan Q.S. Al-Anfal 8: 72, Al- Hujurat 49:10 dan 12, sert hadits terkait
Menghafal Q.S. Al-Anfal 8: 72, Al-Hujurat 49:10 dan 12, sert hadits terkait
Mengartikan Q.S. Al-Anfal 8: 72, Al-Hujurat 49:10 dan 12, sert hadits terkait
92 |
Modul Pendidikan Agama Islam
Kontrol diri, pengendalian diri atau penguasaan diri self regulation merupakan
sikap, tindakan atau perilaku seseorang secara sadar baik direncanakan atau tidak untuk mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat. Pengendalian diri
merupakan satu aspek penting dalam kecerdasan emosi emotional quotient. Aspek ini penting sekali dalam kehidupan manusia sebab musuh terbesar manusia bukan berada di
luar dirinya, akan tetapi justru berada di dalam dirinya sendiri. Dengan demikian, kemana pun seseorang pergi, maka orang tersebut selalu diikuti oleh “musuh” yang ada dalam
dirinya.
Pengendalian diri atau penguasaan diri merupakan aspek yang perlu dilatih sejak dini. Tidak ada aspek kemampuan untuk menguasai diri yang turun dari langit, melainkan
diperoleh dari proses yang panjang dalam pengalaman hidup selama berhubungan dengan orang-orang di sekitar. Bahkan dalam sebuah kata bijak tertulis, “Siapa yang
menguasai diri ibarat mengalahkan sebuah kota”. Diri yang kita bawa-bawa sekarang ini dapat menguasai kita atau kita yang menguasainya, dapat menjadi sahabat atau malah
menjadi lawan. Tergantung pilihan kita menjalani hidup ini.
Hal yang harus dikendalikan dalam diri kita antara lain perilaku berprasangka buruk kepada orang lain. Sering kali kita saksikan perkelahian antar pelajar, bentrok antar
warga. Hal ini terjadi karena masing-masing kelompok saling mencurigai, saling berprasangka buruk terhadap yang lainnya. Adanya kecurigaan atau prasangka buruk
disebabkan oleh tidak mampunya seseorang mengendalikan diri. Orang yang mampu mengendalikan diri akan mampu menyelesaikan masalah tanpa harus dengan kekerasan
atau main hakim sendiri. Ia akan mengubah prasangka buruk menjadi prasangka baik.
Tentu saja, perilaku prasangka baik akan menjdikan kehidupan kita menjadi tenteram, akan terjalin persaudaraan ukhuwah, saling pengertian. Sebaliknya dengan
selalu berprasangka buruk kita akan berhadapan dengan permusuhan antar sesama dan tidak adanya ketentraman dalam menjalani kehidupan.
Al-Qur’an mengajarkan kepada kita untuk selalu mengontrol diri agar tidak terjebak kepada perbuatan yang tercela. Al-Qur’an juga memerintahkan kepada kita untuk
selalu berprasangka baik dan menjaga kerukunan dan mempererat ukhuwah atau persaudaraan, baik sesama umat Islam maupun yang lainnya.
Untuk lebih jelasnya, mari kita simak dan baca ayat-ayat al-Qur’an tentang perilaku kontrol diri mujahadah an-nafs, prasangka baik husnuzhzhan, dan
persaudaraan ukhuwah berikut ini.
A
Mari Renungkan
B Mari Membaca
Kurikulum 2013 untuk Mata Pelajaran PAI |
93
1. Q.S. Al-Anfal8: 72
2. Q.S. Al-Hujurat49:10
3. Q.S. Al-Hujurat49:12
94 |
Modul Pendidikan Agama Islam
Lafal Hukum Bacaan Lafal Hukum
Bacaan
Mad jaiz munfasil Izhar syafawi
Mad thabi’i Mad wajib
muttasil Qalqalah sugra
Idgham mimi Idgham
bighunnah Idgham
bighunnah Ghunnah
Tafhim Tarqiq
Ikhfa Iqlab
Idgham bilaghunnah
Ikhfa syafawi Idgham
mutamatsilain
C
Mengidentifikasi Bacaan Tajwid
Kurikulum 2013 untuk Mata Pelajaran PAI |
95
1. Mengartikan Q.S. Al-Anfal8: 72
Ͳ Arti Mufrad±t kosa katakalimat
Lafal Arti Lafal Arti
sesungguhnya melindungi
mereka orang-orang
yang beriman dari sesuatu
orang-orang yang berhijrah
membrikan pertolongan
orang yang berjihad
meminta pertolongan mu
dengan hartanya di dalam agama
dengan jiwanya maka bagimu
di jalan Allah pertolongan
sehingga kecuali kepada
sebagian mereka
kaum di anar kamu
kepada sebagian yang
lain perjanjian antara
mereka dan mereka
yang belum hijrah
apa yang kamu kerjakan
Ͳ Arti ayat
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang
memberikan tempat kediaman dan pertolongan kepada orang-orang
D
Mengartikan Ayat
96 |
Modul Pendidikan Agama Islam
muhajirin, mereka itu satu sama lain saling melindungi. Dan terhadap orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada
kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. Akan tetapi jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam
urusan pembelaan agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan
mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Q.S. Al-Anfal 8: 72
2. Mengartikan Q.S. Al-Hujurat 49: 10
Ͳ Arti Mufrad±t kosa katakalimat
Lafal Arti Lafal
Arti
sesungguhnya orang-orang
mukmin bertaqwalah
kepada Allah
bersaudara agar kamu
maka damaikanlah
mendapat rahmat
antara kedua saudaramu
Ͳ Arti ayat
Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah perbaikilah hubungan antara kedua saudaramu itu dan
takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. Q.S. Al-Hujurat 49: 10
3. Mengartikan Q.S. Al-Hujurat 49: 12
Ͳ Arti Mufrad±t kosa katakalimat
Lafal Arti Lafal
Arti
wahai orang-orang satu sama lain
yang beriman apakah kamu
suka
Kurikulum 2013 untuk Mata Pelajaran PAI |
97
jauhilah kalian salah seorang
diantaramu dari prasangka
buruk memakan
sebagian prasangka buruk
daging saudaranya
dosa dan bertaqwalah
kepada Allah Jangan mencari
kesalahan orang lain
sesungguhnya Allah
dan janganlah menggunjing
menerima taubat dan penyayang
Ͳ Arti ayat
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka buruk kecurigaan, karena sebagian dari prasangka buruk itu dosa. dan janganlah
mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”
Q.S. Al-Hujurat 49: 12
1. Kandungan Q.S. Al-Anfal8: 72
Al-Qur’an surah al-Anfal8:72 menjelaskan tentang: a.
Kaum Muhajirin, yaitu umat Islam yang hijrah ke Madinah baik bersama Nabi Muhammad saw. maupun yang menyusul berhijrah. Mereka hijrah
dan berjihad untuk memperjuangkan agama Allah swt. baik di Mekah maupun di Madinah.
b. Kaum Ansar, yaitu orang-orang Madinah yang memeluk agama Islam,
beriman kepada Nabi saw. dan mereka berjanji akan sama-sama berjuang di jalan Allah, bersedia menanggung segala resiko dan akibat
yang terjadi dari perjuangan.
E
Kandungan Ayat
98 |
Modul Pendidikan Agama Islam
c. Kaum Muslimin yang tidak berhijrah ke Madinah. Mereka tinggal di
negeri yang dikuasai oleh kaum musyrikin baik di Mekah maupun beberapa tempat di sekitar kota Madinah.
2. Kandungan Q.S. Al-Hujurat 49: 10
Al-Qur’an surah al- Hujurat 49: 10
menjelaskan bahwa sesungguhnya
orang-orang mukmin itu bersaudara, oleh karena itu pereratlah tali persaudaraan. Rasulullah saw bersabda:
Artinya: “Dari Abi Musa ra. dia berkata, Rasulullah SAW. bersabda, Orang mukmin yang satu dengan yang lain bagai satu bangunan yang bagian-
bagiannya saling mengokohkan. HR. Bukhari Dalam hadits lain Rasulullah saw bersabda:
Artinya: “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, tidak menzhalimi atau mencelakakannya. Barang siapa yang berusaha mencukupi kebutuhan
saudaranya, Allah akan mencukupi kebutuhanya.” HR. Bukhari Setiap
muslim memiliki hak atas saudaranya yang sesama muslim. Dalam hadits riwayat Bukhari dari Anas bin Malik, Rasulullah saw bersabda, “Orang
muslim itu adalah saudara orang muslim, jangan berbuat aniaya kepadanya, jangan membuka aibnya, jangan menyerahkannya kepada musuh, dan jangan
meninggikan bagian rumah sehingga menutup udara tetangganya kecuali dengan izinnya, jangan mengganggu tetangganya dengan asap makanan dari periuknya
kecuali jika ia memberi segayung dari kuahnya. Jangan membeli buah-buahan untuk anak-anak, lalu dibawa keluar diperlihatkan kepada anak-anak
tetangganya kecuali jika mereka diberi buah-buahan itu. “Kemudian Nabi saw bersabda, “Peliharalah norma-norma pergaulan tetapi sayang hanya sedikit di
antara kamu yang memeliharanya. “Dalam hadits shahih lain yang dinyatakan, “Apabila seorang muslim mendo’akan saudaranya yang ghaib, maka malaikat
berkata ‘Amin’, dan semoga kamu pun mendapat seperti itu.”
Kurikulum 2013 untuk Mata Pelajaran PAI |
99
3. Kandungan Q.S. Al-Hujurat 49: 12
Al-Qur’an surah al- Hujurat 49: 12
menjelaskan bahwa Allah Swt. melarang
berprasangka buruk, yaitu menyangka seseorang melakukan perbuatan buruk Umar bin Al Khathab ra. pernah berkata, Janganlah kalian berprasangka
terhadap ucapan yang keluar dari saudara mukmin kecuali dengan prasangka baik. Sedangkan engkau sendiri mendapati adanya kemungkinan ucapan itu
mengandung kebaikan.
Malik meriwayatkan dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulllah saw bersabda, Jauhilah prasangka, karena prasangka itu adalah sedusta-dusta perkataan.
Janganlah kalian meneliti rahasia orang lain, mencuri dengan, bersaing yang tidak baik, saling dengki, saling membenci, dan saling membelakangi. Jadilah
kalian ini sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara. hadis ini juga diriwayatkan oleh Bukhari, dan Muslim, juga Abu Dawud
Pada surah al-
Hujurat 49: 12 juga terdapat pemberitahuan tentang
larangan berghibah. Ghibah masih diperbolehkan bila terdapat kemaslahatan yang lebih kuat, seperti misalnya dalam Jarh menilai cacat dalam masalah
hadits, Tadil menilai baikpeninjauan kembali dalam masalah hadits, dan nasihat.
Adapun bagi orang-orang yang berghibahmenggunjing orang lain, diwajibkan bertaubat atas kesalahannya, dan melepaskan diri darinya
bergunjing serta berkemauan keras untuk tidak mengulanginya lagi. Imam Ahmad telah meriwayatkan dalam az-Zuhd, bahwa Umar pernah
memberikan nasihat:
Artinya:“Janganlah sekali-kali engkau menyangka dengan prasangka yang buruk terhadap sebuah kalimat yang keluar dari mulut saudaramu, padahal kalimat
tersebut masih bisa engkau bawakan pada makna yang baik.”
F
Uswah Hasanah
100 |
Modul Pendidikan Agama Islam
H
Evaluasi
G
Rangkuman
1. Kontrol diri adalah perilaku
mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat dan menghindarkan diri dari norma
sosial yang bertentangan.
2.
Prasangka baik husnuzhan adalah
3. Q.S. Al-Anfal8: 72 menjelaskan tentang perintah berhijrah kepada kebaikan, berjihad melawan kebodohan, dan saling menolong;
4. Q.S. Al-Hujurat 49: 10 menjelaskan tentang perintah mendamaikan saudara yang berselisih;
5. Q.S. Al-Hujurat 49: 12menjelaskan tentang perintah berprasangka baik husnuzan
Al-Quran Sebagai Pembela Di Hari Akhirat
Abu Umamah r.a. berkata: Rasulullah saw. telah menganjurkan supaya kami semua mempelajari al-Quran, setelah itu Rasulullah saw. memberitahu tentang
kelebihan al-Quran. Telah bersabda Rasulullah saw. : Belajarlah kamu akan al-Quran, di akhirat
nanti dia akan datang kepada ahli-ahlinya, yang mana di kala itu orang sangat memerlukannya. Ia akan datang dalam bentuk seindah-indahnya dan ia bertanya,
Kenalkah kamu kepadaku? Maka orang yang pernah membaca akan menjawab : Siapakah kamu? Maka berkata al-Quran: Akulah yang kamu cintai dan kamu sanjung,
dan juga telah bangun malam untukku dan kamu juga pernah membacaku di waktu siang hari.
Kemudian berkata orang yang pernah membaca al-Quran itu: Adakah kamu al-Quran? Lalu al-Quran mengakui dan menuntun orang yang pernah membaca
mengadap Allah SWT. Lalu orang itu diberi kerajaan di tangan kanan dan kekal di tangan kirinya, kemudian dia meletakkan mahkota di atas kepalanya.
Pada kedua ayah dan ibunya pula yang muslim diberi perhiasan yang tidak dapat ditukar dengan dunia walau berlipat ganda, sehingga keduanya bertanya: Dari manakah
kami memperoleh ini semua, padahal amal kami tidak sampai ini? Lalu dijawab: Kamu diberi ini semua kerana anak kamu telah mempelajari al-Quran.
Kurikulum 2013 untuk Mata Pelajaran PAI |
101
I. Penerapan
1. Bacalah ayat al-Qur’an berikut dengan benar, kemudian berilah tanda ceklist
¥ SDGD NRORP GL EDZDK LQL VHVXDL NHPDPSXDQ \DQJ NDPX PLOLNL GHQJDQ jujur
Ayat al-qur’an
Nama surat dan ayat Sangat
lancar Lancar Sedang
Kurang lancar
Tidak lancar
Nama surat dan ayat Sangat
lancar Lancar Sedang
Kurang lancar
Tidak lancar 2.
Tulislah katakalimat yang mengandung hukum tajwid pada Q.S. ar-anfal 72 dan Q.S. al-Hujurat10 dan 12 dan jelaskan sebeb-sebabnya pada kolom di
sampingnya
II. Pilihan Ganda Kognitif
Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang X pada huruf A, B, C, dan D
1. Seseorang yang memilki sifat husnuzan berarti ia memilki sifat …
A. tercela
B. terpuji
C. buruk sangka
D. baik hati
E. akhlakul karimah
2. Lawan dari sifat husnuzan ialah…..
102 |
Modul Pendidikan Agama Islam
A. tercela
B. terpuji
C. buruk sangka
D. baik hati
E. Akhlakul karimah
3. Menurut sabda Rasulullah saw orang yang kuat adalah kuat …
A. fisiknya
B. menahan nafsunya
C. menahan kantuknya
D. menahan emosinya
E. menahan amarahnya
4. Orang-orang yang beriman akan tentram hatinya apabila mereka …
A. mendengar nyanyian
B. mendengar ucapan selamat
C. mengingat kekasihnya
D. mendengar pujian
E. mengingat Allah
5. Sikap rela berkorban dalam kehidupan masyarakat adalah …
A. memberikan barang bekas
B. ikut pertandingan olahraga antar kampong
C. memberikan sesuatu kepada seseorang
D. mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi
E. memberikan bungan untuk orang tua
6. Perbuatan yang disukai Allah dan yang diridai-Nya baik berupa perkataan
maupun perbuatan, baik terang-terangan maupun tersembunyi, pernyataan ini merupakan pengertian dari …
A. ihsan
B. ibadah
C. tawakkal
D. etos kerja
E. amal saleh
7. Prestasi kerja dan kemajuan akan lenih mudah diraih oleh seseorang, jika kita
melakukan… A.
terobosan yang menguntungkan B.
berusaha menghalangi orang agar tidak maju C.
kekompakan dalam kelompok sosial D.
memiliki relasi yang banyak E.
bekerja keras dan mempunyai etos kerja 8.
Cara-cara bekerja yang baik sebagai berikut, kecuali….. A.
adanya perhitungan yang matang B.
memperhatikan waktu-waktu ibadah C.
diniatkan sebagai bekal ibadah D.
diutamakan selesai dengan cepat E.
sesuai dengan kemampuan atau profesi
Kurikulum 2013 untuk Mata Pelajaran PAI |
103
9. Hal yang terpenting dalam bekerja adalah ….
A. memperoleh hasil yang banyak
B. hemat tenaga
C. memperoleh hasil yang halal
D. pekerjaan itu menyenangkan
E. jenis pekerejaan itu mudah
10. Faktor yang dapat mendorong agar bekerja keras sebagai berikut, kecuali…
A. adanya perintah Allah dan Rasul-Nya
B. keinginan menjadi dermawan
C. semboyan bahwa dunia itu ladang akhirat
D. keinginan untuk tidak mnjdi beban orang lain
E. takut menjadi pengemis
III. Uraian Kognitif
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar 1.
Apa yang anda ketahui tentang kontrol diri ? 2.
Sebutkan contoh sikap kontrol diri 3.
Jelaskan manfaat dari perilaku kontrol diri 4.
Apa yang kamu ketahui tentang husnuzan? 5.
Sebutkan contoh husnuzan kepada Allah, manusia dan diri sendiri 6.
Apa yang kamu ketahui tentang ukhuwah Islamiyah? 7.
Sebutkan contoh perilaku ukhuwah Islamiyah 8.
Jelaskan isi kandungan surah al-anfal8:72 9.
Jelaskan isi kandungan surah al-
Hujurat 49: 10 10.
Jelaskan isi kandungan surah al-
Hujurat 49: 12
IV. Tugas:
Pemberian tugas yang mengarah pada kemampuan psikomotor Portofolio baik berupa laporan perkembangan afektif maupun psikomotor
104 |
Modul Pendidikan Agama Islam
M ODUL 3
PTK UNTUK MATA PELAJARAN PAI
PLPG 2014
M ODUL 2
KURIKULUM 2013 UNTUK MADRASAH IBTIDAIYAH
IMPLEMENTASINYA
PLPG 2014
M ODUL 2
KURIKULUM 2013 UNTUK MADRASAH IBTIDAIYAH
IMPLEMENTASINYA
PLPG 2014
PTK untuk Mata Pelajaran PAI |
107
M M ODUL 3
PTK UNTUK MATA PELAJARAN PAI
A. Peta Konsep
1. Konsep dasar PTK Di antara masalah klasik namun sangat krusial yang sering dihadapi oleh
pendidik dalam meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah adalah masih sulitnya menerapkan produk-produk penelitian dan inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran
yang direkomendasikan oleh pemerintah. Akibatnya sampai saat ini seringkali kinerja tenaga pendidik masih saja dipersoalkan oleh berbagai pihak.
Beragam faktor penyebab munculnya masalah di atas antara lain dikarenakan oleh beberapa hal, yaitu: 1 produk-produk inovasi pembelajaran dan hasil penelitian
yang ditawarkan kepada tenaga pendidik sering kali tidak melibatkan mereka dalam pembentukan pengetahuan knowledge construction sehingga ada kecenderungan
produk-produk inovasi tersebut seringkali di luar jangkauan mereka. 2
Konsep Dasar
PTK Prinsip
PTK PTK
Sistematika PTK
Model PTK
Karakteristik PTK
108 |
Modul Pendidikan Agama Islam penyebarluasan dessimination inovasi pembelajaran dan hasil penelitian kepada
kalangan praktisi pendidikan termasuk tenaga pendidik sering memerlukan waktu yang relatif lama, hal ini disebabkan karena kurang efektifnya pola atau model
sosialisi yang dikembangkan selama ini, baik melalui seminar, penataran, maupun publikasi ilmiah lantaran kurang termonitor dan kurang terencananya tindak lanjut
selepas dari penataran atau seminar dan kurang jelasnya sasaran dan materi pembinaan Tilaar, dkk, 1992. Sosialisasi hasil penelitian dan inovasi-inovasi baru
tentang pembelajaran dan pengajaran melalui publikasi ilmiah sering kali memerlukan waktu yang relatif lama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, selain itu masih
rendahnya budaya guru untuk menbaca dan mencoba hasil penelitian sebagai faktor yang turut berkontribusi terhadap miskinnya pengalaman dan pengetahuan di
kalangan tenaga pendidik. Hal ini membuat ‘wajah’ pendidikan kita tidak pernah berubah mulai dari zaman kolonial sampai zaman global.
Kendati demikian, kualitas kompetensi professional tenaga pendidik bukan berarti tidak dapat ditingkatkan atau persoalan yang dihadapi tenaga pendidik tidak
dapat dipecahkan. Jalan pertama yang paling bijaksana untuk mengatasi hal ini adalah berusaha memotong jalur diseminasi yang berliku serta membekali dan
membudayakan mereka dengan cara memecahkan masalah secara mandiri sekaligus dapat meningkatkan mutu pembelajaranya. Kedua menumbuhkan rasa
butuh need oriented pada tenaga pendidik untuk mampu menafsirkan dan menerapkan hasil-hasil penelitian untuk kepentingan pengajaran. Dengan demikian
penafsiran dan penerapan hasil penelitian bukanlah menjadi beban ekstra bagi seorang tenaga pendidik, melainkan sudah merupakan suatu kebutuhan mendasar
yang melekat dan harus dipenuhi oleh setiap orang yang menekuni profesi keguruan.
Salah satu upaya strategis yang dilakukan guna mengatasi permasalahan di atas adalah menggeser paradigma pendidikan dari bersifat top down menuju botom
up yang bersifat konstruktivis, realistik pragmatis. Perubahan paradigma ini membawa konsekuensi logis bahwa tenaga pendidik tidak lagi diposisikan sebagai
penerima pembaharuan, namun mereka juga turut bertanggungjawab dan berperan aktif dalam melakukan pembaharuan pendidikan yang dimaksud serta
mengembangkan pengetahuan dan ketrampilannya, khususnya dalam pengelolaan pembelajaranya di dalam kelas. Diantaranya pembekalan keterampilan penelitian
tindakan kelas.
Upaya ini akan memberi dampak positif ganda. Pertama, kemampuan dalam menyelesaikan permasalahan pembelajaran learning problem akan semakin
meningkat. Kedua, penyelesaian masalah pembelajaran melalui sebuah investigasi terkendali akan dapat meningkatkan kualitas isi content quality, masukan, proses,
sarana dan prasarana, dan hasil belajar. dan ketiga¸ peningkatan kedua kemampuan tadi akan bermuara kepada peningkatan mutu pendidikan.
PTK untuk Mata Pelajaran PAI |
109
Melalui upaya ini penelitian tindakan kelas masalah-masalah pembelajaran dapat dikaji dan dituntaskan secara konstruktivis oleh tenaga pendidik, sehingga
proses pembelajaran yang inovatif dan ketercapaian tujuan pembelajaran dapat diaktualisasikan secara sistematis.
2. Prinsip PTK Secara umum prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas PTK tersebut
adalah : a. Tidak mengganggu komitmen guru sebagai pengajar;
b. Metode pengumpulan data tidak menuntut waktu yang berlebihan; c. Metodologi yang digunakan harus reliable sehingga memungkinkan guru
mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan; d. Masalah berawal dari kondisi nyata di kelas yang dihadapi guru;
e. Dalam penyelenggaraan penelitian, guru harus memperhatikan etika profesionalitas guru;
f. Meskipun yang dilakukan adalah di kelas, tetapi harus dilihat dalam konteks
sekolah secara menyeluruh; g. Tidak mengenal populasi dan sampel;
h. Tidak mengenal kelompok eksperimen dan control; i.
Tidak untuk digeneralisasikan. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto 2006 prinsip-prinsip penelitian
tindakan kelas adalah : a. Kegiatan nyata dalam situasi rutin
Penelitian yang dilakukan peneliti tidak boleh mengubah suasana rutin, penelitian harus dalam situasi yang wajar, sehingga hasil penelitian dapat
dipertanggungjawabkan. Hal ini berkaitan erat dengan profesi guru yaitu melaksanakan pembelajaran, sehingga tindakan yang cocok dilakukan oleh
guru adalah yang menyangkut pembelajaran.
b. Adanya kesadaran diri untuk memperbaiki kerja Kegiatan penelitian tindakan kelas dilakukan bukan karena keterpaksaan,
akan tetapi harus berdasarkan keinginan guru, guru menyadari adanya kekurangan pada dirinya atau pada kinerja yang dilakukannya dan guru ingin
melakukan perbaikan. Guru harus berkeinginan untuk melakukan peningkatan diri untuk hal yanglebih baik dan dilakukan secara terus
menerus sampai tujuannya tercapai
c. SWOT Sebagai Dasar Berpijak Penelitian tindakan dimulai dengan melakukan analisis SWOT, yang terdiri
atas unsur-unsur, yaitu : - Strength
: Kekuatan - Weaknesses
: Kelemahan
110 |
Modul Pendidikan Agama Islam - Opportunity
: Kesempatan - Threat
: Ancaman Empat hal tersebut dilihat dari sudut guru yang melaksanakan maupun siswa
yang dikenai tindakan. Dengan berpijak pada hal-hal tersebut penelitian tindakan dapat dilaksanakan hanya bila ada kesejalanan antara kondisi yang
ada pada guru dan juga siswa. Kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri peneliti dan subjek tindakan diidentifikasi secara cermat sebelum
mengidentifikasi yang lain.
d. Upaya Empiris dan Sistemik Dengan telah dilakukannya analisis SWOT, tentu saja apabila guru
melakukan penelitian tindakan, berarti guru sudah mengikuti prinsip empiris terkait dengan pengalaman dan sistemik, berpijak pada unsur-unsur yang
terkait dengan keseluruhan sistem yang terkait dengan objek yang sedang digarap. Pembelajaran adalah sebuah sistem, yang keterlaksanaannya
didukung oleh unsur-unsur yang kait mengkait. Jika guru mengupayakan cara mengajar baru, harus juga memikirkan tentang sarana pendukung yang
berbeda, mengubah jadwal pelajarandan semua yang terkait dengan hal-hal yang baru diusulkan tersebut.
e. Ikuti Prinsip SMART dalam Perencanaan Ketika guru menyusun rencana tindakan, hendaknya mengingat hal -hal yang
terkandung dalam SMART yang merupakan singkatan dari Spesifik, Managable, Aceptable, Realistic dan Time Bound. Adapun makna dari
masing-masing kata tersebut adalah: - Spesifik
: khusus, permasalahan tidak terlalu umum - Managable
: dapat dikelola, dilaksanakan. Penelitian tindakan kelas hendaknya tidak sulit, baik dalam menentukan lokasi,
mengumpulkan hasil, mengoreksi, atau kesulitan dalam bentuk lain
- Acceptable : dapat diterima, dalam konteks ini dapat diterima oleh
subjek yang dikenai tindakan, artinya siswa tidak mengeluh gara-gara guru memberikan tindakan-tindakan
tertentu dan juga lingkungan tidak terganggu.
- Realistic : operasional, tidak di luar jangkauan. Penelitian tindakan
kelas tidak menyimpang dari kenyataan dan jelas bermanfaat bagi diri guru dan siswa.
- Time-Bound : diikat oleh waktu, terencana, artinya tindakan-tindakan yang dilakukan terhadap siswa sudah tertentu jangka