TUGAS MANDIRI Jawablah soal-soal dibawah ini :

228 | Modul Pendidikan Agama Islam Artinya “Sesungguhnya Allah mewajibkan ihsan berbuat baik terhadap segala sesuatu. Apabila kamu membunuh maka lakukanlah dengan baik. Dan apabila kamu menyembelih maka lakukanlah dengan baik. Dan hendaklah seseorang dari kamu menajamkan pisaunya dan hendaklah memberi rasa nyaman bagi hewan sembelihannya.” HR. Muslim Para Imam mazhab sepakat bahwa daging hewan yang boleh dikonsumsi adalah hewan yang disembelih dengan mengucapkan nama Allah SWT. Terdapat beberapa ketetentuan yang dapat dijadikan syarat point a dan rukun b, c dan d yang harus terpenuhi dalam penyembelihan binatang. Beberapa ketentuan dimaksud adalah sebagai berikut: a. Pelaku pemotongan disyaratkan muslim.Disepakati oleh para imam mazhab pemotongan dianggap sah jika dilakukan oleh orang Islam baik laki atau perempuan, berakal dan memiliki kemampuan penyembelihan. Penyembelihan yang dilakukan oleh orang kafir, musyrik, penyembah patung, orang yang murtad, orang yang sedang mabuk, gila dan anak kecil hukumnya tidak sah.. Teristimewa sembelihan orang ahli kitab, al-Qur’an menetapkan hasil sembelihannya halal untuk dimakan berdasarkan firman Allah SWT ɈgɅpɄ` ɗbɆɈgɅ]ɅeɄMɄDɄrɈgɅ]Ʉ` ɗbɆ ɄɄɆ]Ɉ`sɅrɅɄlyɆ.ɛ`ɅcɄMɄDɄr ɅɄɝzɛE`ɅgɅ]Ʉ` ɛbɆɅɄcɈsɄzɈ` Artinya: Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik, makanan sembelihan orang-orang yang diberi al-Kitab itu halal bagimu QS. al-Maidah 55 b. Alat peyembelihan tajam. Alat yang digunakan untuk menyembelih disyaratkan menggunakan alat yang tajam sehingga dapat secara cepat memutuskan kerongkongan dan mengeluarkan darah. Alat dimaksud dapat berupa pisau, pedang batu, kaca, tulang atau bambu yang ditajamkan. Sedangkan penyembelihandengan menggunakan kuku dan gigi terdapat perbedaan pendapat. Menurut Syafi’i, Maliki dan Hambali tidak sah sedangkan menurut Hanafi hukumnya sah. c. Pemotongan harus mengenai sasaran. Yaitu tenggorokan yang menjadi saluran makanan dan minuman dipastikan terputus. Dan tidak disyaratkan sampai terputus tuntas sehingga bagian kepalanya terpisah. Jika keadaan yang tersebut terakhir ini terjadi maka hukumnya tidakharam. Namun Ibnu Musayyab mengharamkan pemotongan yang sampai putus kepalanya. Bagaimana dengan pemotongan yang dilakukan dari arah belakangleher tengkuknya, pemotongan seperti ini juga hukumnya dibolehkan dengan catatan sasaran penyembelihan sampai kepada tenggorokan yang harus dipotong.Menurut Hanafi, Syafi’i dan Hambali diperbolehkan memotong binatang pada bagian dekat dada. Namun menurut Hanafi penyembelihan seperti yang tersebut terakhirini hukumnya makruh. Para imam mazhab juga Materi PAI untuk MIMTsMA | 229 sepakat diperbolehkan pembunuhan binatang yang dilakukan oleh binatang buruan yang telah terlatih seperti anjing, macan tutul, atau burung elang. Daging binatang hasil buruan ini boleh dimakan jika ketika melepasnya mengucapkan basamallah, atau tidak membaca basmallah karena lupa menurut Syafi’i. Hal lain yang masih terakit dengan penyembelihan, jika ternyata binatang yang dipotong itu berupahewan yang sedang hamil maka menurut tiga imam mazhab daging anaknya boleh untuk dimakan tanpa harus disembelih terlebih dahulu namun menurut Hanafi tidak boleh. d. Menyebut nama Allah. Para imam mujtahid berbeda pendapat tentang hukum membaca nama Allah ketika penyembelihan dilakukan. Menurut imam Malik, binatang yang disembelih tidak menyebut nama Allah baik dengan cara disengaja atau tidak disengaja lupa hukumnya tidak sah, dagingnya haram untuk dimakan. Pendapat yang serupa juga dikemukakan oleh Ibnu Sirrin dan golongan mutakalllimin ahli kalam. Menurut imam Abu Hanifah, jika penyebutan nama Allah dimaksud karena disengaja maka hukumnya haram tapi jika karena lupa maka hukumnya boleh. Sedangkan menurut imam Syafi’i, bahwa binatang yang disembelih dengan tidak menyebut nama Allah baik disengaja atau tidak disengaja lupa hukumnya tetap halal. Lanjutnya, penyebutan nama Allah tidak mempengaruhi akan kehalalan daging hewan yang dipotong asalkan si pemotongnya adalah orang yang sudah dianggap layak secara hukum. Nampaknya dari perbedaan pendapat seperti tersebut di atas pendapat terakhir merupakan pendapat yang lebih relevan dengan kondisi sekarang ini. Didapati banyak daging hewan yang dibeli sudah dalam keadaan siap saji tidak diketahui cara pemotongannya, apakah ketika penyembelihannya mengucapkan nama Allah atau tidak. Maka dengan tidak adanya keharusan pembacaan nama Allah ketika penyembelihan maka diperbolehkan untuk memakan daging tersebut asalkan si pemotongnyadiketahui adalah orang Islam yang berakal. Dalam hadits Rasulullah dijelaskan untuk menghilangkan keraguan terhadap daging hewan yang dikonsumsi yang tidak diketahui carapemotongannya dianjurkan untuk membaca nama Allah sebelum memakannya, hal ini diperkuat oleh hadits Rasulullah: ɈɄyɀeɈsɄXɛiɆ ɄgaɄ4ɄrɆqɈzɄaɄLɅ ɛ˿ ɛ˱Ʉɝ{ɆɛkaɆ`sɅ`ɄXɀeɈsɄXɛiɄɄpɈkɄLɅ ɛ˿Ʉ ɆʐɄɄɄ9ɆɄLɈlɄL ɄjsɅ x`mr͹ɅmsɅaɅ\ɄrɈgɅɈjɄɆqɈzɄaɄLsɜfɄ4 Ʉ_ɄYɄT ɄʘɈcɄɆqɈzɄaɄLɆɛ˿ɅgɈ4Ʉ0Ɇ\Ʌ-ɄxɆɈ,Ʉj Ʉʘ ɆgɈɛa`Ɇ ͸ Artinya: Ya Rasulullah sesungguhnya sebuah kaum memberi kepada kami sejumlah daging. Tapi kami tidak diketahui, apakah waktu penyembelihannya menyebut nama Allah atau tidak, lalu Rasulullah berpesan “bacakanlah oleh kalian lalu makanlah”. HR. Bukhari Hal lain yang sering menjadi perdebatan di masyarakat adalah apakah menghadap kiblat termasuk syarat dalam pemotongan binatang. Maka dengan singkat dapat terjawab bahwa perkara menghadap kiblat ketika