Antara Kebaikan Hasanah dan Berbuat Baik Ihsan

364 | Modul Pendidikan Agama Islam

F. Orang yang Berharga Adalah orang yang Berbuat Ihsan

Ali bin AbuThalib r.a. mengatakan bahwa nilai seseorang terdapat pada perbuatan baiknya, bukan pada dagingnya, darahnya, dan pakaiannya yang tidaklah berharga sama sekali. Jadi, nilai seseorang itu terdapat pada ihsan, kreasi, dan prestasinya. Barangkali, tentang nilai manusia ini bisa lebih diperinci lagi dan terletak pada ilmu, kerarnahan, kelemahlembutan, keimanan, kesungguhan jihadnya, adab, kecerdasan, dan semua sifat, gelar serta label terpuji lainnya. Jika demikian, mengapa manusia tidak berusaha untuk menambah nilainya? Dan mengapa juga tidak membuat dirinya lebih berharga? Semestinya dia mengerahkan semua usahanya untuk terus menggapai nilai lebih. Kewajiban orang yang berilmu adalah terus mencari dan membaca semua literatur, berdiskusi dengan para penulis, berlomba-lomba dengan para ulama, menekuni dunia tulis-menulis, dan menyelami bahasa. Kewajiban ahli ibadah abid adalah bermunajat kepada Tuhannya setiap saat, memanfaatkan semua kesempatan untuk beribadah, dan membiasakan dirinya mengulurkan bantuan kepada orang lain. Hada’iq Dzatu Bahjah, 98-99 Kehidupan ini tidak akan mengakui orang-orang yang hanya mendekam dirumahnya dan bersembunyi di kamarnya. Akan tetapi, mereka harus terus bergerak untuk maju sehingga mereka mampu menjalani risalah hidupnya, mampu menjawab pertanyaan Tuhannya, dan mampu menyambut tujuan awal penciptaannya serta tuntutan dari perbuatannya, Apakah manusia mengira, dia akan dibiarkan begitu saja tanpa per- tanggungjawaban? QS. al-Qiyamah : 36

G. Kondisi yang Tepat untuk Berbuat Ihsan

Pada dasarnya, kewajiban bersikap ihsan mencakup semua kondisi dan dimensi kehidupan. Sejatinya, seseorang memulai bersikap ihsan kepada dirinya sendiri kemudian kepada keluarganya, tetangganya, dan masyarakat umum. Bahkan seseorang diperintahkan juga untuk bersikap ihsan pada tumbuh-tumbuhan, binatang, dan benda mati sekalipun. Begitulah Islam menganjurkan setiap muslim untuk berbuat ihsan kepada siapa pun dan apa pun, hal itu selaras dengan sabda Rasulullah saw. di dalam hadits berikut ini. Sesungguhnya Allah mewajibkan kepada kalian untuk berbuat baik bersikap lemah lembut pada setiap perkara. Apabila kalian membunuh maka baikkanlah caranya dan apabila kalian menyembelih maka baikkanlah caranya, hendaknya salah satu dari kalian mengasah pisaunya terlebih dahulu Baru sembelihlah dalam keadaan tenang. HR Muslim

I. Ihsan kepada Diri Sendiri

Ada orang yang bertanya, Bagaimana seseorang bersikap ihsan kepada dirinya sendiri? Jawabannya adalah bila seorang hamba mampu mengendalikan dirinya dan mengarahkannya untuk taat kepada Allah swt. serta mengikuti jejak Rasulullah saw. maka dia telah berbuat ihsan kepada dirinya. Sebab itu, Allah swt. berfirman, ‡ÙÝW5XT WXT \IˆS\y §°¨ \I\-RNÚU VÙ \FXqSÉIÊÚ \IXSÙVXT §±¨ ÕiV \ZQ ÙÙU CW \IŠ\w §²¨ ÕiVXT ]V] CW Materi PAI untuk MIMTsMA | 365 \Iƒy\j §ª©¨ Artinya: Demi jiwa serta penyempurnaan ciptaan-Nya maka Dia mengilhamkan kepadanya jalan kejahatan dan ketakwaannya. Sungguh beruntung orang yang menyucikannya jiwa itu, dan sunggult rugi orang yang mengotorinya. QS. asy-Syams : 7-10 Siapa pun yang senantiasa mawas diri dan mencegah dirinya dari perbuatan maksiat serta menuju kepada ketaatan maka dia benar-benar telah berbuat ihsan kepada dirinya. Sebab itu, dia telah mendekat sedikit demi sedikit kepada surga yang terdapat kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas di hati manusia.

2. Ihsan kepada Orang Tua

Salah satu derajat ihsan yang termulia adalah ihsannya seorang hamba kepada kedua orang tuanya. Allah swt. telah memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada kedua orang tua kita melalui firman-Nya, ³_³VXT \vXq €YU àTÀiÈØÈV +Y¯ ÈPŽc¯ ©ÛÙÏW¯šXSÙ¯XT ˜=›_ÕO¯ ‰¯ „CWÓÉ ×Wc [\i°Ã Xn\¦Ù \-ÉFÀiWPU ØTU \-ÉFZ° ZVÙ ÁV \-ÈN‘ GÊ YXT \-ÉF×mSMØV ÉXT \-ÀIŠ Y×SV 8-c­m §«¬¨ Artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanniu maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. QS. al-Isra : 23 Abdullah bin Amar bin Ash r.a. meriwayatkan, dia berkata, Ada seorang laki-laki menghadap Rasulullah saw. Lalu bertutur, `Wahai Rasulullah, saya berbaiat kepadamu untuk turut hijrah dan berjihad dalam rangka menggapai ridha Allah swt. Lalu beliau bersabda, Apakah salah satu orang tuamu masih hidup? Dia menjawab, `Iya, wahai Rasulullah saw., kedua orang tuaku masih hidup. Lalu beliau bersabda, Kamu hendak menggapai pahala dari Allah?`Iya, wahai Rasulullah jawabnya. Kemudian Rasulullah saw. bersabda, Kembalilah kepada kedua orang tuamu dan temanilah mereka dengan baik baikkanlah pergaulanmu kepada keduanya. HR Bukhari dan Muslim Jadi, pada hadits di atas, Rasulullah saw. mengategorikan sikap durhaka kepada kedua orang tua sebagai dosa besar yang paling besar setelah menyekutukan Allah swt.

3. Ihsan kepada Sanak Keluarga

Banyak dalil yang menganjurkan agar kita bersikap ihsan kepada tetangga, baik dari Al-Quran maupun As-Sunnah. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut. Allah swt. berfirman, 366 | Modul Pendidikan Agama Islam SÁ‰XT ‹ s°Š WDSÅXÄ_V ž°O¯ W3WP×q]XT §ª¨ Artinya: ...Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan peliharalah hubungan kekeluargaan.... QS. an-Nisa : 1 Silaturahmi merupakan salah satu faktor terbesar dilapangkannya rezeki dan berkahnya umur panjang umur. Seperti dijelaskan oleh Rasulullah saw. melalui sabdanya, Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan ingin tetap dikenang kebaikannya setelah meninggal maka sambunglah tali silaturahmi. HR Bukhari dan Muslim Bahkan silaturahmi termasuk salah satu faktor paling dominan yang dapat mengantarkan seorang hamba masuk surga dan selamat dari siksa neraka. Hal itu dijelaskan pada hadits berikut Abu Ayub Khalid bin Zaid Anshari meriwayatkan bahwa suatu saat ada seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah saw., Wahai Rasulullah Tunjukkan kepada saya suatu amalan yang dapat mengantarkan saya masuk surga dan menjauhkan menyelamtkan saya dari api neraka,” Lalu Rasulullah saw bersabda, “Hendaknya kamu menyembah Allah dan janganlah kamu menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, mendirikan sholat, membayar zakat dan menyambung tali silaturahmi,” HR.Bukhari dan Muslim.

4. Ihsan kepada Tetangga

Salah satu tingkatan ihsan yang juga paling mulia adalah ihsannya seorang hamba kepada tetangganya. Hal ini dijelaskan oleh Allah swt, di dalam firman-Nya, TÀiÈÕÃXT ‹ YXT SůnÕ“É ž°O¯ ‹Ùk[‰ ©ÛÙÏW¯šXSÙ¯XT ;=›_ÕO¯ sªk¯XT rQ×mÁÙ r\-›WXjÙXT ©Ûܦ›_\-ÙXT ®qSIÙXT s°l rQ×mÁÙ ®qSIÙXT ª ÄÁHÙ ª °Oƒ¡XT ª =\HÙ¯ ©ÛÙÓXT ©k¯‚ WXT Õ0VQ W ×1ÅÄ=›\-ØcU §¬¯¨ Artinya: “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki”QS. an- Nisa: 36 Dan Rasulullah saw juga menjelaskan di dalam sabdanya, Ibnu Umar dan Aisyah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, Jibril tak pernah bosan berpesan kepadaku agar aku bersikap lemah lembut dengan tetangga, sampai-sampai aku menduga bahwa dia Jibril akan memberinya tetangga hak waris. HR Bukhari dan Muslim.

5. Ihsan antara Suami-Istri

Perbuatan yang juga termasuk salah satu sikap ihsan adalah seorang istri