Pengertian Toleransi Modul Persiapan PLPG Kemenag Tahun 2016 MODUL PLPG PAI

Materi PAI untuk MIMTsMA | 157 pula mengawini wanita-wanita yang menjaga kehormatan diantara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan diantara orang-orang yang diberi Al-Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahi, tidak dengan maksud berzina dan tidak pula untuk menjadikan mereka gundik-gundik al-Maidah5:5. Para mufassir sepakat bahwa yang dimaksud tho’am makanan dalam ayat di atas bukan gandum, biji-bijian atau hasil bumi yang lain yang hukumnya sudah jelas halal, melainkan hewan sembelihan. Penafsiran itu didasarkan atas ayat sebelumnya al- Maidah5:3 yang menjelaskan beberapa jenis makanan yang diharamkan yaitu bangkai, darah, daging babi, dan daging hewan yang disembelih atas nama selain Allah, yakni sembelihan orang-orang musyrik Arab. Jadi ayat al-Maidah5:5 itu membedakan hukum sembelihan Ahl al-Kitab dari sembelihan orang-orang musyrik. Demikian pula wanita- wanita Ahl al-Kitab boleh dinikahi akan tetapi wanita-wanita musyrik tidak boleh dinikahi al-Baqarah2:221. Quraish Shihab berpendapat bahwa istilah Ahl al-Kitab yang terdapat dalam Al- Qur’an ditujukan kepada orang-orang yang menganut agama Yahudi dan Nasrani, kapanpun dan di manapun, serta dari keturunan bangsa manapun. Pendapatnya itu didasarkan atas sebuah ayat yang terjemahannya: “Kami turunkan Al-Qur’an agar kamu orang-orang kafir tidak mengatakan bahwa, ‘Kitab itu hanya diturunkan kepada dua golongan sebelum kami Yahudi dan Nasrani, dan sesungguhnya kami tidak memperhatikan apa yang mereka baca” al-An’am6:156. Namun demikian, menurutnya para penganut agama lain, termasuk para penyembah berhala non-Arab meskipun tidak disebut Ahl al-Kitab, mereka diperlakukan sebagaimana Ahl al-Kitab. Artinya mereka membayar jizyah, sembelihannya halal dikonsumsi, dan wanitanya boleh dinikahi 8 Beberapa ayat dalam Al-Qur’an juga menunjukkan bahwa kaum Muslimin diperbolehkan menimba pengetahuan dari Ahl al-Kitab, antara lain: ˴e8ʓk\i T ͧ6jsy͹aXle]`ir0Yyly.`b 5Tz` k`2j ̖̑ ͸ Artinya: Jika kamu Muhammad ragu terhadap apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu Yunus10:94. Karena dibolehkan melakukan kontak belajar itulah, maka menurut Fazlur Rahman pengaruh Yahudi dan Kristen telah masuk ke dalam tubuh Islam sejak awal sejarahnya. 9 Dalam bidang hukum, Al-Qur’an juga memerintahkan kepada Nabi dan umatnya agar memberikan keputusan yang adil kepada orang-orang Yahudi apabila mereka datang kepadanya untuk meminta keputusan. Ayat tersebut memberikan pilihan kepada Nabi untuk mengadili mereka atau tidak. Sebab sesungguhnya mereka memiliki Taurat yang dapat mereka jadikan pegangan. Dan kalau Nabi mau memberi keputusan di antara mereka Al-Qur’an mengatakan: ͧ,˯͹˾E5Y˯y˿i F5Y`gpkzg]Tf]i r ̑̏ ͸ 8 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1996, h.368-369 9 Fazlur Rahman, Membuka Pintu Ijtihad, terjemahan Anas Mahyudin, Bandung: Pustaka, 1984, h. 73 158 | Modul Pendidikan Agama Islam Artinya: Jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah perkara itu di antara mereka dengan adil al-Maidah5:42. 2. Bidang Politik Yang dimaksud politik dalam kajian ini adalah hal-hal yang menyangkut kepemimpinan dan jabatan dalam pemerintahan. Kepemimpinan dalam Islam adalah sesuatu yang niscaya karena ia diperlukan untuk memastikan berlakunya hukum dan peraturan-peraturan Al-Qur’an sebagai salah satu aspek penting dalam syari’at Islam. Keharusan untuk taat kepada kepada hukum Allah dan Rasul-Nya serta para pemimpin penggantinya dinyatakan dalam sebuah ayat: g]ke0eʜ˰rr_s40`sMzDr˿sMzDskely.`pyy ͧ5k`͹ ̖̒ ͸ Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan pemimpin- pemimpin di antara kamu al-Nisa4:59. Terdapat perbedaan mengenai siapa yang disebut sebagai uli al-amri yang terdapat pada ayat di atas. Mujahid, Atho, Hasan al-Basri, dan Abu al-Aliyah menafsirkannya sebagai ahli fikih dan agama. 10 Orang-orang Syi’ah menganggap uli al- amri adalah imam-imam mereka, dan Zamakhsyari menafsirkan uli al-amri itu adalah umara al-haq, yaitu para pemimpin negara yang memerintahkan pada kebenaran. 11 Sedangkan Rasyid Ridho berpendapat bahwa mereka adalah orang-orang yang menjadi panutan masyarakat dalam berbagai kepentingan umum seperti pejabat pemerintah, hakim, ulama, komandan tentara dan sebagainya. Mereka itu harus diikuti dengan syarat mereka berasal dari golongan kita kaum Muslimin dan tidak menyalahi perintah Allah dan rasul-Nya. 12 Karena tugas dari pemimpin adalah menjamin dan menjaga terlaksananya hukum Allah, maka terlepas dari perbedaan pendapat mengenai siapa yang dimaksud uli al-amri itu, pemimpin kaum Muslimin haruslah seorang Muslim yang taat kepada Allah dan rasul- Nya sebagaimana dikatakan Rasyid Ridho di atas. Karena itu kaum Muslimin tidak dibenarkan mengangkat seorang non-Muslim untuk menjadi pemimpin mereka. Meskipun demikian, sejarah Islam mencatat bahwa orang-orang non-Muslim memperoleh jabatan di beberapa pos pemerintahan. Muawiyah memiliki seorang dokter dan sekretaris pribadi yang beragama Nasrani. Dimasa Umayah dan Abasiyah dokter-dokter Nasrani juga menjabat sebagai direktur-direktur di sekolah-sekolah kedokteran di Baghdad dan Damaskus. Seorang kepala kantor pemerintahan Khalifah Marwan juga seorang Nasrani. Ibrahim bin Hilal, seorang Shabiin. juga menjadi pegawai tinggi di kerajaan Umayah. 13 Tidak dibolehkannya kaum Muslimin menjadikan non-Muslim didasarkan pada dua ayat berikut: 10 Ibn Katsir, Jilid 1, h. 641 11 Zamakhsyari, Jilid 1, h. 545 12 Rasyid Ridho, op.cit., Jilid 5, h. 181 13 Mustafa Al-Ba’i, op.cit., h. 80-82