Beberapa kerajaan Islam di masa-masa awal

408 | Modul Pendidikan Agama Islam MODUL KEMAJUAN DAN KEMUNDURAN PERADABAN ISLAM PENGANTAR Penulisan modul ini dimaksudkan untuk pembekalan bagi guru-guru bidang studi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dalam kegiatan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru PLPG sebagai upaya meningkatkan kompetensi guru sebagai pendidik profesional. Modul ini berbicara tentang sejarah kemajuan dan kemunduran peradaban Islam. Secara garis besar, pembahasan di dalam modul ini meliputi; berbagai kemajuan yang dicapai peradaban Islam pada Periode Klasik beserta faktor-faktor pendukungnya, kemunduran umat Islam pada Periode Pertengahan beserta sebab-sebabnya, dan perkembangan Islam di dunia moderen sekarang. Sehubungan dengan itu, pserta PLPG yang mempelajari modul ini diharapkan dapat: a. Mengungkapkan berbagai kemajuan yang pernah dicapai oleh umat Islam pada Periode Klasik, baik dalam bidang politik dan militer manupun di bidang ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi b. Menganalisis faktor-faktor yang mendukung kemajuan peradaban umat Islam di masa lalu c. Menggambarkan kondisi kemunduran peradaban umat Islam pada Periode Pertengahan dalam bidang-bidang politik, militer, ekonomi, serta ilmu pengetahuan dan teknologi d. Menganalisis faktor-faktor penyebab kemunduran peradaban umat Islam di Zaman Pertengahan e. Menjelaskan sifat dan pusat-pusat perkembangan Islam di dunia modern f. Menganalisis faktor2 pendukung perkembangan Islam di berbagai penjuru dunia dalam beberapa tahun terakhir Uraian yang terdapat di dalam modul ini bukanlah merupakan uraian yang lengkap yang dapat menjelaskan semua persoalan yang terkait. Ia hanya bahan awal sebagai pengantar yang diharapkan membuka jalan dan mendorong kajian lebih lanjut. Di samping itu, perlu juga diingat bahwa inti pelajaran sejarah bukanlah “pengetahuan” tentang berbagai peristiwa masa lalu yang sudah terjadi. Akan tetapi, hal yang lebih penting di dalam pelajaran sejarah adalah “`ibrah”, pelajaran yang dapat dan harus diambil dari berbagai peristiwa itu. Semua peristiwa sejarah terjadi pasti sesuai dan mengikuti sunnah Allah, hukum Tuhan, yang berlaku dalam kehidupan umat manusia. Oleh karena itu, pembelajaran sejarah mesti memberikan perhatian yang cukup pada aspek ibrah ini. Tentu saja, ibrah yang didasarkan pada peristiwa yang benar-benar terjadi. Di sinilah peran penting pembelajaran sejarah sebagai pembentuk karakter anak didik agar mereka mampu mengahadapi dan mengantisipasi secara tepat perkembangan sosial yang terjadi. Materi PAI untuk MIMTsMA | 409 URAIAN MATERI A. PENDAHULUAN Sejarah peradaban Islam telah berlangsung dalam rentangan waktu yang lebih dari 14 abad tahun 11 sH - 1434 H610 – 2013 M.Selama masa ini, telah terjadi berbagai peristiwa dan kejadian yang perlu dan menarik untuk dibahas.Untuk memudahkan pembahasan sejarah peradaban Islam yang sudah berlangsung demikian lama, rentangan waktu tersebut perlu dibagi menjadi beberapa tahap atau periode sejarah.Periodesasi merupakan upaya untuk membagi-bagi sejarah ke dalam beberapa periode atau tahapan waktu. Berbagai cara telah dilakukan para penulis untuk membuat periodesasi sejarah Islam. Masing-masing tentu didasarkan atas kriteria tertentu yang dijadikan landasan oleh penyusunnya. Hanya saja, perlu diingatkan bahwa yang penting dalam penetapan periodesasi ini ialah pemahaman dan kejelasan tentang: 1 Tonggak-tonggak sejarah yang menjadi titik awal dan titik akhir suatu periode, yaitu peristiwa atau kejadian yang dipandang sebagai moment yang melahirkan perubahan dari suatu periode ke periode berikutnya. Misalnya penghancuran kota Bagdad oleh pasukan Hulagu Khan dipandang sebagai titik akhir periode Klasik dan titik awal periode Pertengahan karena kondisi umat Islam sebelum dan sesudah peristiwa itu dinilai mengalami perubahan yang cukup berarti. 2 Kekhususan masing-masing periode dalam berbagai aspek dan tingkat perkembangan. Misalnya, suatu periode ditandai dengan kemajuan dalam bidang pemerintahan atau kemunduran dalam bidang ekonomi, dan lain-lain. Sehubungan dengan itu, sebagian penulis membagi sejarah Islam menjadi tiga periode besar, yaitu Pertama, Periode Klasik 650 - 1250 M, Kedua, Pertengahan 1250 -1800 M, dan Ketiga, Moderen 1800 sd sekarang.Pembabakan ini tampaknya didasarkan atas penilaian terhadap gejala umum dari sifat perkembangan dan kondisi yang dihadapi umat Islam pada masing-masing periode. Masing-masing babak dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 Periode Klasik bermula dari kedatangan Islam 610 M sampai jatuhnya kota Bagdad ke tangan pasukan Mongol 1258 M. Titik awal periode ini adalah kedatangan agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw, dan titik akhirnya adalah kehancuran kota Bagdadpada tahun 1258 M. Penggunaan angka 650 sebagai titik awal dan 1250 sebagai titik akhir periode hanya untuk pembulatan. Kedua peristiwa ini dinilai telah membawa pengaruh yang sangat luas bagi perkembangan masyarakat pada masa-masa sebelum dan sesudahnya. Sementara itu, kekhususan periode ini terletak pada kemajuan yang dicapai umat Islam dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun, secara politis, periode ini dibagi lagi menjadi dua tahap, yaitu periode Kemajuan I 610 - awal abad ke10 M dan periode Disintegrasi awal abad ke-10 sd 1258 M. Periode Kemajuan I merupakan masa umat Islam mencapai kemajuan dalam segala bidang.Sementara periode Disintegrasi merupakan masa perpecahan secara politik.Disebut disintegrasi karena, pada awal abad ke-10 M, muncul tiga kerajaan Islam yang sama-sama mengaku sebagai khilafah pemimpinnya disebut khalifah. 410 | Modul Pendidikan Agama Islam Ketiga kerajaan itu adalah Dinasti Fathimiah di Mesir diproklamirkan sebagai khilafah Islamiah pada tahun 909 M, Dinasti Bani Umayyah di Spanyol menyebut diri sebagai khilafah islamiyahsejak tahun 929 M, dan Dinasti Bani Abbas di Bagdad, yang sejak awal berdiri tahun 750 M mengambil alih kekhalifahan dari Bani Umayyah di Damaskus. Kehadiran ketiga negara ini menunjukkan kepemimpinan umat Islam telah terpecah ke dalam tiga kekuasaan. Oleh karena itu, sejak abad ke-10 dan seterusnya disebut sebagai periode Disintegrasi Perpecahan.Meskipun sejak abad ke-8 M, telah muncul dinasti-dinasti kecil yang di luar kekuasaan Bani Abbas yang berpusat di Bagdad, namun masa ini belum disebut periode disintegrasi.Hal itu disebabkan karena tak ada di antara negara-negara kecil itu yang mengaku khilafah islamiyah, pemerintahan pengganti kepemimpinan Rasulullah. 2 Periode Pertengahan bermula dari kejatuhan kota Bagdad 1258 M sampai timbulnya gerakan pembaharuan di Mesir pada tahun 1800 M. Secara keseluruhan, periode ini dinilai sebagai masa-masa kemunduran umat Islam, khususnya dalam rentangan waktu antara tahun 1258 - 1500 M dan tahun 1700 - 1800 M. Oleh karena itu, kedua tahapan waktu ini dikenal sebagai periode Kemunduran I dan II. Di antara kedua periode ini, terdapat masa kemajuan yang disebut periode Kemajuan II, yaitu antara tahun 1500 - 1700 M. Masa ini disebut juga masa Kemajuan di Zaman Tiga Kerajaan Besar Turki Usmani, Mughal, dan Shafawi karena sepanjang masa ini, ketiga kerajaan itu berhasil mewujudkan kemajuan, terutama di bidang politik dan militer. Pada masa jayanya, Kerajaan Turki Usmani 1299 – 1924 M menguasai daratan Asia sebelah barat, Afrika bagian utara, dan Eropa bagian timur. Kerajaan ini hancur setelah Perang Dunia I. Sementara itu, Dinasti Mughal berkuasa di anak benua India sejak tahun 1526 – 1857 M. Negara ini hancur setelah kekuatan Inggeris berpengaruh dan mendominasi India pada pertengahan abad ke-19 M. Selanjutnya, Dinasti Shafawi berkuasa sejak tahun 1501 sampai dengan 1722 M di wilayah yang sekarang menjadi daerah kekuasaan negara Iran. Para penguasa negara ini dikenal beraliran Syi’ah.Pada masa-masa jayanya, ketiga kerajaan ini telah memainkan perannya masing-masing dalam membangun peradaban Islam. 3 Periode Moderen bermula dari gerakan pembaharuan yang dikembang-kan di Mesir sejak pemerintahan Muhammad Ali melakukan berbagai langkah untuk memajukan kembali umat Islam, yaitu setelah umat Islam menyadari ketertinggalannya dibanding bangsa-bangsa Eropa, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Gerakan pembaharuan di Mesir dipandang sebagai titik awal zaman Moderen karena pengaruhnya yang cukup luas dan berkesan bagi perkembangan dunia Islam pada masa-masa sesudahnya. Periode ini ditandai dengan timbulnya berbagai gagasan dan usaha untuk memajukan kembali umat Islam dalam berbagai lapangan kehidupan.

B. KEMAJUANPERADABAN ISLAM

Di atas telah dikemukakan bahwa peradaban Islam pernah maju. Umat Islam berhasil membina dan mengembangkan peradaban yang unggul dalam berbagai bidang. Secara singkat, kemajuan itu dapat digambarkan sebagai berikut: Materi PAI untuk MIMTsMA | 411

1. Kemajuan di Bidang Politik dan Militer

Sekarang, dunia Islam banyak dipengaruhi dan bergantung pada kekuatan politik dan militer bangsa-bangsa non Muslim. Hal ini berbeda jauh dengan kondisi umat Islam pada masa-masa yang lalu. Umat Islam pernah memiliki kekuatan politik dan militer yang sangat besar dan berpengaruh. Kemajuan umat Islam di bidang politik dan militer terlihat dengan jelas, terutama, pada Periode Klasik awal dan pertengahan Periode Pertengahan. Nabi Muhammad sebagai seorang Rasul Allah tidak hanya mewariskan ajaran Islam dalam bentuk teori, tetapi beliau juga memberikan contoh penerapan ajaran tersebut dalam kehidupan nyata, termasuk di dalamnya menyangkut persoalan politik dan militer. Ketika wafat, beliau meninggalkan bangsa Arab dalam keadaan bersatu dan hidup tertib dalam tatanan sebuah negara. Wilayah kekuasaan negara yang ditinggalkan Nabi Muhammad meliputi hampir seluruh Jazirah Arab. Setelah kepemimpinan beralih ke tangan khulafa’ rasyidin, para pengganti yang cerdas, 11–41 H632-661 M, terutama di masa Umar bin Khattab, kekuatan politik dan militer umat Islam semakin solid dan meningkat. Setelah khalifah pertama, Abu Bakar 11-13 H, berhasil melakukan konsolidasi kekuatan internal, khalifah kedua, Umar bin Khattab 13-23H, berhasil menghancurkan dominasi Kerajaan Byzantium di Timur Tengah dan melenyapkan kekuasaan Kerajaan Parsi, dua kekuatan adikuasa di masa-masa sebelumnya. Keberhasilan ini menunjukkan kemampuan para pemimpin Muslim ketika itu dalam mengelola kehidupan politik dan membangun kekuatan militer yang handal. Kemajuan di bidang politik dan militer berlanjut pada masa-masa berikutnya. Zaman keemasan Islam di bidang politik dan militer adalah di masa kekuasaan Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Hal itu dapat dilihat pada kesatuan politk umat Islam dengan wilayah kekuasaan yang membentang dari Semenanjung Iberia Spanyo dan Marokko di sebelah barat sampai ke India dan perbatasan Cina di sebelah timur. Umat Islam di bawah satu kepemimpinan, Bani Umayyah, mampu menguasai wilayah yang begitu luas. Sepanjang sejarah belum ada yang mampu menandingi Bani Umayyah dalam hal ini. Di masa Bani Abbas, wilayah Islam yang begitu luas tidak lagi berada di bawah satu kendali. Sampai saat ini, wilayah tersebut berada di bawah kekuasaan belasan negara. Berbagai masalah dan tantangan internal dapat diatasi dan dikelola dengan baik, khususnya di masa kepemimpinan Abd al-Malik bin Marwan 65-86 H685- 705 M dan Walid bin Abd al-Malik 86-96H705-715 M. Di sisi lain, militer yang kuat mampu melindungi negara dari berbagai upaya intervensi negara lain. Negara Islam ketika itu menjadi negara adikuasa yang disegani, bahkan ditakuti. 2. Kemajuan di Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Islam adalah agama yang sangat mendorong umatnya untuk mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam berbagai cabangnya. Hidup dunia tidak akan dapat dijalani dengan benar dan baik tanpa pengetahuan yang memadai. Pengetahuan merupakan cahaya yang dapat menerangi dan membimbing hidup seseorang. Bertolak dari pandangan akan pentingnya ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, umat Islam di zaman Klasik telah berhasil mengembangkan berbagai cabang pengetahuan, mulai dari ilmu-ilmu keagamaan, filsafat, teologi, hukum, sampai ilmu-ilmu ekonomi, kedokteran, 412 | Modul Pendidikan Agama Islam matematika, ilmu-ilmu alam, sosiologi, geografi, psikologi, dan lain. Warisan intelektual umat Islam klasik juga meliputi ilmu-ilmu bahasa, pertanian, dan seni. Kemajuan peradaban Islam dalam bidang ilmu pengetahuan terjadi pada masa kekhalifahan Bani Abbas 750-1258 M. Akan tetapi, perlu dicatat bahwa kemajuan di bidang ini bukanlah karya Bani Abbas semata. Banyak kerajaan kecil yang muncul ketika itu yang berjasa dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di antaranya ialah Bani Umayyah di Spanyol 756-1032 M, Daulah Fathimiah di Mesir pendiri Universitas al-Azhar, Dinasti Bani Aghlab di Sycilia di selatan Italia, Dinasti Ayyubiah di Mesir, Daulah Buwaihi di Irak, dll. Abad ke-8 sampai ke-12 merupakan zaman kejayaan Islam. Pada masa ini, umat Islam mengembangkan suatu kehausan yang besar akan ilmu pengetahuan, suatu kerinduan akan ilmu yang tidak pernah ada sebelumnya dalam sejarah. Peradaban Islam ketika itu mencapai puncaknya, dan kaum Muslim menjadi para pemimpin pemikiran filsafat dan ilmu pengetahuan. Dalam bidang-bidang ilmu alam mereka mencapai kemajuan yang mencolok dan mencatat keberhasilan yang luar biasa. Pusat-pusat kajian dalam berbagai bentuknya muncul di mana-mana. Berbagai karya monumental, yang berpengaruh sampai berabad-abad kemudian, dihasilkan pada masa ini.

3. Kemajuan di Bidang Ekonomi

Kejayaan di bidang politik, militer, serta ilmu pengetahuan dan teknologi tidak mungkin diwujudkan tanpa dukungan kekuatan ekonomi yang memadai.Ketika berada pada puncak kejayaannya, berbagai sumber ekonomi yang penting-penting berada di bawah kekuasaanumat Islam. Daerah pertanian yang subur dan kaya dengan sumber daya alamnya seperti Mesir, Irak dan Iran lembah Mesopotamia, sampai ke Asia Tengah dan Spanyol, semuanya dikuasai oleh pemerintahan Islam. Begitu juga hampir semua jalur perdagangan utama antara dunia sebelah timur India, Cina, dan Kepulauan Nusantara dengan bagian dunia sebelah barat Afrika Utara dan Eropa berada di bawah kekuasaan Islam. Sumber kekayaan yang berlimpah dikelola dengan sistem perekonomian yang baik sehingga pembiayaan untuk pejabat negara dan militer tersedia, serta berbagai kebijakan untuk pembangunan dapat dilaksanakan.

C. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KEMAJUAN

Kemajuan suatu bangsa tentu saja akan wujud bila didukung oleh berbagai faktor. Umat Islam pada masa lalu berhasil mencapai kemajuan yang membanggakan bukanlah anugerah yang jatuh begitu saja dari langit.Ia merupakan buah dari usaha dan kerja keras berbagai pihak yang terlibat di dalamnya. Dengan memperhatikan perjalanan sejarah yang sering berulang, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor pendukung kemajuan umat Islam pada masa-masa lampau sbb.: 1. Kemampuan dan semangat para pemimpin dalam menjalankan amanah yang dibebankan kepadanya. Di antara pemimpin umat yang berjasa besar dalam kemajuan Islam setelah Nabi Muhammad saw adalah para khulafa’ rasyidin, lalu Muawiyah bin Abi Sufyan, Marwan bin Hakam, Abdul Malik bin Marwan, Walid bin Materi PAI untuk MIMTsMA | 413 Abdul Malik, dan Umar bin Abdul Aziz, semua dari Bani Umayyah, kemudian Abu Ja`far al-Mansur, Harun al-Rasyid, al-Makmun dari Bani Abbas, Abd al-Rahman al- Nashir, pemimpin Bani Umayyah dan lain-lain di Spanyol, sampai Sulaiman al-Qanuni di Turki Usmani dan Sultan Akbar di Dinasti Mughal India. Berbagai kebijakan dan usaha yang mereka lakukan telah menghasilkan berbagai karya monumental yang sangat berharga bagi peradaban dunia. Di samping kemampuan dan semangat yang tinggi, di antara mereka juga terkenal sikap toleransinya. Misalnya, Umar bin Khattab sangat toleran terhadap masyarakat Kristen di Syria dan Mesir ketika ketika kedua daerah ini ditaklukkan. Meskipun mereka kalah telak dalam perang menghadapi pasukan Muslim, namun keberadaan mereka tetap dibiarkan. Begitu juga toleransi yang dikembangkan oleh pemimpin Islam di Spanyol terhadap penduduk yang beragama Yahudi. Hal yang sama juga terjadi pada Sultan Akbar abad ke-17, penguasa Dinasti Mughal di India. Sebagian di antara mereka tidak hanya tertarik pada urusan politik dan kekuasaan, tetapi juga sangat besar perhatiannya pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta upaya-upaya yang dapat menciptakan kesejahteraan masyarakat. Mereka tidak ragu-ragu mengalokasikan dana yang besar untuk kepentingan pembangunan, baik fisik maupun non fisik. Abdul Malik bin Marwan terkenal dengan kebijakannya untuk menggunakan Bahasa Arab sebagai upaya menyatukan umat Islam, Umar bin Abdul Aziz dikenal sebagai tokoh yang berjasa dalam menyelamatkan hadis Nabi. Sementara Abu Ja`far al-Mansur membangun kota Bagdad sebagai salah pusat peradaban umat Islam, Harun al-Rasyid dan al-Makmun sangat besar jasanya dalam mendorong pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. Tersedianya sarana prasarana untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tersedianya ruang untuk berpikir bebas. Pemimpin yang punya kemampuan memimpin dan semangat yang tinggi untuk membangun senantiasa memfasilitasi dan membuka peluang bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta kreatifitas untuk membangun. 3. Kegigihan dan ketekunan para ulama dan ilmuwan. Motivasi para ulama dan ilmuwan dalam mengembangkan ilmu untuk menjawab segala persoalan yang mereka hadapi sangat luar biasa. Agaknya, tidak salah bila dikatakan bahwa mereka mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam semangat ibadah. Oleh karena itu, mereka sangat gigih dan tekun dalam melaksanakannya, walaupun banyak di antara mereka hidup dalam kesederhanaan. Di samping gigih dan tekun, mereka juga sangat berani berpendapat tetapi toleran dalam menyikapi perbedaan. Mereka tidak ragu-ragu belajar dari orang-orang non Muslim. Mereka juga tak segan-segan berpendapat meskipun berbeda dengan pendapat gurunya. Dalam bidang ilmu-ilmu keagamaan, pemikiran yang mereka hasilkan seribu tahun yang lalu masih menjadi rujukan sampai saat ini. 4. Faktor ekonomi merupakan unsur yang juga sangat penting. Seperti dikemukakan di atas, kemajuan dalam berbagai bidang hanya mungkin diwujudkan dengan dukungan ekonomi yang kuat. Pembangunan kekuatan politik dan militer yang begitu besar butuh dana yang tidak sedikit. Pembangunan proyek-proyek ilmu pengetahuan dan 414 | Modul Pendidikan Agama Islam teknologi memerlukan biaya yang sangat banyak. Ketika dana mendukung, para penguasa punya kebijakan dan pandangan yang maju, maka lahirlah karya-karya monumental dalam berbagai bentuknya. Al-Makmun sebagai khalifah Bani Abbas, misalnya, mengalokasikan dan mengeluarkan yang sangat banyak untuk penterjemahan karya-karya warisan Yunani ke dalam bahasa Arab. 5. Persaingan antar kelompok atau mungkin lebih tepat disebut perlombaan dalam kebaikan. Perpecahan di kalangan umat Islam, di satu sisi, mengisyaratkan kelemahan dan pada akhirnya membawa kehancuran, namun di sisi lain, ia juga mendorong masing-masing kelompok untuk melakukan yang terbaik. Seandainya kekuasaan Islam hanya terpusat di Damaskus atau Bagdad saja, boleh jadi Mesir, Marokko, Spanyol, Sycilia, India, dll. tidak akan tumbuh dan berkembang seperti yang kita saksikan hari ini. Perguruan al-Azhar lahir sebagai manifestasi persaingan antara penganut paham Syi`ah dengan Ahl al-Sunnah. Peradaban Islam di Spanyol berkembang karena para pemimpin Bani Umayyah, kemudian dilanjutkan oleh raja- raja muluk al-thawa’if, ingin menandingi penguasa Bani Abbas di Bagdad dan para pemimpin Islam di kawasan lainnya.

D. KEMUNDURANUMAT ISLAM

Seperti digambarkan di atas, masa kemunduran umat Islam terjadi pada Periode Pertengahan 1250 – 1800 M.Kemunduran tampak pada dua tahap, yaitu Kemunduran I 1250 – 1500 M dan Kemunduran II 1700 – 1800 M.Masa di antara dua kemunduran ini 1500 – 1700M dikenal sebagai Masa Kemajuan II, yaitu kemajuan di bawah tiga kerajaan besar. Kejatuhan kota Bagdad ke tangan pasukan Mongol di bawah komando Hulagu Khan pada 1258 M dipandang sebagai titik awal kemunduran umat Islam.Secara politik, keberhasilan pasukan Mongol menghacurkan Bagdad mengakibatkan hilangnya simbol kesatuan umat Islam yang selama ini dipegang oleh Bani Abbas, yaitu Khilafah Islamiah.Sementara dua khilafah islamiah lainnya sudah hancur lebih dahulu. Kekuatan politik umat Islam berantakan dan wilayah kekuasaannya tercabik-cabik menjadi kerajaan-kerajaan kecil yang saling menyerang. Salah satu kerajaan Islam yang muncul pada saat itu adalah Dinasti Mamluk di Mesir. Kerajaan ini berdiri beberapa tahun menjelang Bagdad diserang oleh pasukan Mongol, yaitu pada tahun 1250 M. Selama pemerintahan Mamluk 1250 – 1517 M, umat Islam berada pada masa kemunduran pertama. Secara politik pada waktu itu tidak ada kekuasaan yang diakui sebagai pemersatu umat Islam.Meskipun simbol-simbol kekhalifahan Bani Abbas dibawa ke Mesir dan dikuasai Mamluk, tetapi keberadaan mereka sebagai pemimpin dunia Islam tidak efektif. Keadaan politik umat Islam kembali mengalami kemajuan setelah muncul, dalam waktu yang hampir bersamaan, tiga kerajaan besar, yaitu Turki Usmani 1299 – 1924 M, Mughal 1526 – 1857 M, dan Shafawi 1501 – 1722 M.Walaupun Turki Usmani sudah muncul sejak akhir abad ke-13 M, namun pada mulanya hanyalah kerajaan kecil yang berkuasa di sekitar Asia Kecil. Baru di penghujung abad ke-15 M, kerajaan ini bangkit dan pada tahun 1517 M berhasil mengalahkan Mamluk, serta mengambil simbol-simbol kekhalifahan dari mereka. Pada masa-masa selanjutnya, dunia Islam mengakui