‘Ashabah Nasabiyah URAIAN MATERI 1. Pengertian Waris dan Tirkah

302 | Modul Pendidikan Agama Islam Adalah masalah penyelesaian harta waris di luar ketentuan kadar yang telah ditentukan, karena ada sisa kelebihan harta. Cara penyelesaiannya adalah sisa harta itu dibagi kepada ahli waris yang ada hubungan nasab darah berdasarkan perbandingan menurut kadar pembagian yang telah ditentukan. ¾ Gharrawain Adalah ahli waris yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan suami; atau ayah, ibu dan isteri. Cara perhitungan pembagian warisnya di luar ketentuan pembagian waris sesuai kadar yang telah ditentukan khususnya bagi ayah dan ibu. Ayah dan ibu beroleh sisa harta dibagi sebagaimana perolehan anak laki-laki berbanding anak perempuan dua berbanding satu, setelah perolehan suami atau isteri. ¾ Gono-gini Adalah berasal dari tradisi adat beberapa kelompok masyarakat di indonesia, di mana isteri pada dasarnya telah bersusah-payah mengurusi rumah tangga namun sang isteri dianggap tidak memiliki harta apapun karena tidak menghasilkan harta . Jerih payah isteri oleh adat dihargai dengan hak pemilikan. Kemudian, oleh hukum perundangan di indonesia uu perkawinan dan kompilasi hukum islam dirumuskan bahwa gono-gini adalah harta bersama suami-isteri terhitung mulai saat tanggal perkawinan dengan perolehan masing-masing separuh harta apabila terjadi perceraian cerai hidup atau cerai mati. ¾ Wasiat wajibah Adalah sebuah wasiat yang ditetapkan oleh hukum perundangan di indonesia yang bersifat wajib walaupun muwaris tidak mengucapkan wasiat sebelum meninggal dunia yang diberikan kepada anak angkat atau orang tua yang berbeda agama. CONTOH PEMBAGIAN WARIS Contoh soal 1: Seorang laki-laki meninggal dunia dengan meninggalkan 1 orang istri , 1 orang anak laki- laki dan 1 orang anak perempuan dari anak laki-laki. Jawab: Cucu perempuan: hajb terhalang karena adanya anak laki-laki Istri: 18 karena terdapat anak dan cucu. Sisa 78 untuk anak laki-laki. Ahli waris Bagian Ashlul Masalah = 8 Istri 18 1 Anak laki-laki Sisa 7 Cucu perempuan - - Contoh soal 2: Seorang laki-laki meninggal dunia dan meninggalkan 1 anak perempuan dan seorang ayah. Jawab: Ayah: 16 + 26 ‘ashobah Anak perempuan: 12 karena hanya satu, tidak ada anak laki-laki Materi PAI untuk MIMTsMA | 303 Ahli waris Bagian Ashlul Masalah = 6 Anak perempuan ½ 3 Ayah 16 + sisa 3 Contoh soal 3: Seorang pria meninggal dunia meninggalkan seorang ibu, seorang saudara kandung wanita dan seorang paman. Jawab: Ibu: 13 Saudara kandung wanita: 12 Paman: sisa = 16 Ahli waris Bagian Ashlul Masalah = 6 Ibu 13 2 Saudara kandung wanita 12 3 Paman sisa 1

b. Pembagian Waris Berdasarkan Hukum Positif

Menurut KUHPerdata, prinsip pewarisan adalah: 1. Harta waris baru terbuka dapat diwariskan kepada pihak lain apabila terjadi suatu kematian Pasal 830 BW. 2. Adanya hubungan darah antara pewaris dan ahli waris, kecuali untuk suami atau istri pewaris Pasal 832 BW dengan ketentuan mereka masih terikat dalam perkawinan ketika pewaris meninggal dunia. Artinya, apabila mereka sudah bercerai pada saat pewaris meninggal dunia, maka suamiistri tersebut bukan merupakan ahli waris pewaris. Ada empat golongan besar yang berhak mewarisi, yaitu: 1.Golongan suamiistri yang hidup terlama dan anakketurunannya Pasal 852 BW 2. Golongan II :orang tua dan saudara sekandung pewaris 3. Golongan III : Keluarga dalam garis lurus ke atas sesudah bapak dan ibu pewaris 4. Golongan IV : paman, bibi pewaris baik dari pihak bapak maupun dari pihak ibu, yaitu : x Keturunan paman dan bibi sampai derajat keenam dihitung dari pewaris;atau x Saudara kakek dan nenek beserta kerturunannya , samapi derajat keenam dihitung dari pewaris. Empat golongan ahli waris tersebut menunjukkan para ahli waris yang lebih didahulukan berdasarkan urutannya. Artinya, ahli waris golongan II tidak bisa mewarisi harta warisan jika ahli waris golongan I masih ada. Oleh sebab itu selama masih ada anak kandung pewaris atau keturunannya, maka orang tua dan saudara kandung ataupun saudara tiri tidak berhak mewarisi. Demikian pula ahli waris golongan III dan IV tertutup oleh ahli waris golonngan II. Namun ahli waris golongan III dan IV mungkin saja mewarisis secara bersama dengan