Materi PAI untuk MIMTsMA |
405
2. Kerajaan Islam Demak Jawa
Kerajaan Demak merupakan negara Islam pertama di pulau Jawa.Wilayah ini pada mulanya adalah bagian dari Kerajaan Majapahit.Pada pertengahan kedua abad ke-15,
yang ditugasi sebagai adipati untuk mengelola pemerintahan di Demak adalah Raden Patah, putra raja Majapahit Brawijaya dari seorang perempuan muslimah keturunan
Campa.
Seiring dengan melemahnya para penguasa di pusat Kerajaan Majapahit, para pemimpin Islam di pesisir utara membangun pusat-pusat kekuasaan yang independen,
terlepas dari pengaruh raja Majapahit. Wali Songo di bawah pimpinan Sunan Ampel Denta mengangkat Raden Patah untuk menjadi raja pertama dari Kesultanan Islam Demak,
dengan gelar kebesaran Senopati Jimbun Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayyidin Panatagama. Pada tahun 1478 M, kekuatan Demak berhasil melepaskan diri dari
Majapahit dan memulai kiprahnya sebagai kesultanan Islam yang berpengaruh di Nusantara.
Pada tahun 1507, Raden Patah digantikan oleh anaknya, Sebrang Lor yang dikenal juga dengan nama Patih Unus. Ketika menggantikan ayahnya, Patih Unus baru berusia 17
tahun. Di bawah komando Patih Unus inilah, pada tahun 1511, pasukan Demak berusaha menyerang kekuatan Portugis yang waktu itu berhasil menaklukkan Malaka. Namun,
tentara Demak mengalami kekalahan dan gagal menguasai Malaka. Penyerangan Demak ke Malaka menunjukkan bahwa pengaruh Demak tidak terbatas di sekitar Jawa Tengah.
Selanjutnya pada tahun 1524 M, Sunan Gunung Jati melantik Trenggono sebagai pemimpin Demak yang ketiga dengan gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin. Ia memerintah
pada tahun 1524-1546 M. Di masa inilah, Demak mencapai kejayaannya. Islam berkembang ke hampir seluruh pulau Jawa, bahkan sampai ke Kalimantan Selatan.
Pada tahun 1546 M, Sultan Trenggono tewas dalam peperangan di Blambangan. Ia digantikan oleh adiknya Prawoto. Pada masa ini, terjadi kekacauan.Para adipati
melakukan pemberontakan.Masa pemerintahan Prawoto tak berlangsung lama. Ia mati terbunuh pada tahun 1549 M di tangan kemenakannya sendiri, Aria Penangsang, yang
ketika itu menjadi adipati di Jipang Bojonegoro sekarang. Dengan tewasnya Prawoto, berakhirlah Kesultanan Demak. Tak lama kemudian, Jaka Tingkir, adipati yang berkuasa
di Pajang berhasil membunuh Aria Penangsang dan memindahkan pusat kekuasaan serta membawa semua benda pusaka Demak ke Pajang. Peristiwa ini menandai bermulanya
Kesultanan Pajang yang dipandang sebagai pelanjut Kesultanan Demak. Dalam perkembangan lebih lanjut, perkembangan Islam di Jawab berpusat di Kerajaan Mataram
Islam yang berpusat di Yogyakarta.
3. Kerajaan Banjar Kalimantan
Kerajaan Banjar didirikan oleh Pangeran Samudera sekitar tahun 1526 M. Pangeran Samudera dinobatkan menjadi raja pertama kerajaan Banjar dengan gelar Sultan
Suryanullah atau Suryansyah. Kerajaan ini merupakan lanjutan dari kerajaan Daha yang beragama Hindu. Konflik internal di dalam kerajaan Daha, pada akhirnya, dimenangkan
oleh Pangeran Samudera berkat bantuan berbagai pihak, terutama bantuan Sultan Trenggono dari Demak.
406 |
Modul Pendidikan Agama Islam
Atas usulan Patih Masih, Pangeran Samudera meminta bantuan kepada Kerajaan Demak yang saat itu dipimpin oleh Sultan Trenggono. Sultan Demak memenuhi
permintaan itu dengan syarat Pangeran Samudera mau masuk Islam.Bantuan dikirimkan dengan kekuatan seribu orang tentara beserta seorang penghulu bernama Khatib Dayan
untuk mengajarkan Islam kepada orang Banjar.
Ketika Suryanullah naik tahta, beberapa daerah sekitarnya sudah mengakui kekuasaannya, seperti Sambas, Batanglawai, Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Medawi,
dan Sambangan. Sultan Suryanullah diganti oleh putera tertuanya yang bergelar Sultan Rahmatullah.
Kepemimpinan Banjar selanjutnya dipegang oleh Sultan Hidayatullah, lalu Sultan Musta`inullah atau Marhum Panembahan. Di masa Musta`inullah ini, Belanda mulai
mengganggu dan menyebabkan instabilitas dalam Kerajaan Banjar. Akibatnya, pusat pemerintahan Banjar harus berpindah-pindah dari Muara Bahan ke Amuntai, lalu ke
Tambangan, kemudian Batang Banju, dan akhirnya kembali ke Amuntai. Sampai hari ini, ahli waris dari para sultan Banjar ini masih berpengaruh dalam kehidupan masyarakat
Banjar.
4. Kerajaan Ternate dan Tidore Maluku
Maluku dikenal sebagai pusat penghasil rempah-rempah yang banyak diperdagangkan sampai ke Eropa. Rempah-rempah merupakan komoditas dagang
internasional yang penting jauh sebelum Islam datang ke daerah itu. Pedagang-pedagang dari Nusantara bagian barat, khususnya dari ri Jawa, banyak yang datang ke Maluku.
Mereka membawa barang-barang seperti beras, gula merah, garam, dan tekstil. Sebaliknya, mereka membeli rempah-rempah untuk diperdagangkan di kota-kota
pelabuhan sekitar Selat Malaka.
Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa orang Maluku sudah mengenal Islam sejak masa-masa awal. Raja Ternate ke-12, Molomateya 1350-1357 M, bersahabat dengan
orang Arab yang memberi petunjuk tentang cara-cara membuat kapal. Seiring dengan ramainya perdagangan antara Maluku dengan Selat Malaka dan pulau Jawa, banyak da’i
dan muballigh datang ke daerah ini untuk mengajarkan Islam. Salah seorang guru agama Islam yang berjasa dalam menyiarkan Islam di daerah ini adalah Sunan Giri dari Gresik,
Jawa Timur. Kedatangan para pedagang Muslim dari Malaka dan Jawa bersama para guru agama Islam ini, pada abad ke-13 M, telah semakin memantapkan keberadaan
Islam di Maluku.
Ketika bangsa Porugis datang di Maluku pada tahun 1512 M, masyarakat di sini sudah banyak yang memeluk Islam. Kerajaan Ternate sudah berubah menjadi negara
Islam. Raja Ternate pertama yang menganut Islam ialah Sultan Marhum 1465-1486 M, Setelah itu, yang berkuasa adalah Sultan Zainal Abidin memerintah dari 1486 sampai
dengan 1500 M. Zainal Abidin merupakan salah seorang murid dari Sunan Giri Jawa.
Walaupun bangsa Portugis, kemudian diikuti Spanyol dan Belanda, berusaha dengan gigih untuk menyiarkan agama Kristen di wilayah ini, namun mereka tidak berhasil
sebagaimana mereka harapkan. Masyarakat setempat sudah lebih dahulu menyukai dan menerima Islam. Apalagi kedatangan bangsa-bangsa Eropa tersebut lebih menampakkan
diri sebagai penjajah, bukan sebagai sahabat.
Materi PAI untuk MIMTsMA |
407
Di antara raja-raja Ternate yang terkenal ialah Sultan Hairun w. 1570, Sultan Babullah 1570-1583 M. Pada masa Sultan Babullah, Ternate mencapai kejayaannya.
Babullah berhasil mengenyahkan Portugis dari Maluku Utara, serta meluaskan kekuasaannya hingga Mindanao di Utara dan Hitu Ambon di selatan. Sepeninggal
Babullah, kepemimpinan Ternate berpindah ke tangan putranya, Sahid Barkat. Pada akhirnya, tekanan Spanyol dari utara dan VOC dari selatan membuat penguasa Ternate
tidak bebas dan tidak dapat berbuat banyak. Daerah kekuasaan Ternate kemudian dikuasai oleh VOC Belanda.
5. Kerajaan Gowa-Tallo Sulawesi
Kerajaan Gowa-Tallo adalah dua kerajaan yang kemudian bersatu.Raja Gowa menjadi sultan dan Raja Tallo menjadi perdana menteri. Kerajaan ini lebih dikenal dengan sebutan
Kerajaan Makassar karena berpusat di kota Makassar yang terletak di semenanjung barat daya pulau Sulawesi. Secara geografis, Kerajaan Makassar menjadi salah satu pusat
persinggahan para pedagang yang strategis, baik dari barat maupun dari timur. Sebagai pusat perdagangan maritim, kerajaan ini telah mempunyai hubungan dan persahabatan
dengan berbagai daerah di Sumatera, Malaka, Jawa, Maluku, dll.Ketika Ternate dipimpin oleh Sultan Babullah sekitar tahun 1580 M, terjalin perjanjian persahabatan di antara
kedua penguasa kerajaan ini.Kondisi ini dimanfaatkan oleh Raja Ternate untuk mengajak penguasa Gowa Tallo masuk Islam, tetapi gagal.
Agama Islam diterima masyarakat di Kerajaan Gowa Tallo berkat dakwah dari Dato` Ri Bandang, seorang ulama yang berasal dari daerah Minangkabau, Sumatera Barat.Ia
berhasil mengislamkan Raja Tallo dan Gowa pada 22 September 1605. Raja Tallo yang dimaksud adalah I MallingkangDaeng Mayonri’, kemudian memakai gelar Sultan Abdullah
Awwalul Islam. Sementara Raja Gowa yang mengucapkan syahadat pada hari yang sama adalah I Mangnga’rangngi Daeng Manrabia yang lebih dikenal dengan gelar Sultan
Alauddin. Hanya dalam waktu dua tahun, yakni pada tahun 1607 M, seluruh rakyat Gowa dan Tallo masuk Islam.Kerajaan Gowa resmi menjadi negara Islam yang ditandai dengan
pelaksanaan shalat Jumat pertama pada tanggal 9 November 1607 M 18 Rajab 1016 H.
Salah seorang raja Makassar yang terkenal adalah Sultan Hasanuddin 1653 – 1669 M.Ia berhasil menjadikan Makassar sebagai negara besar yang wilayah kekuasaannya
mencapai Sumbawa dan Flores. Ia juga dikenal sebagai penguasa pribumi yang sangat anti dominasi asing. Karena itu, ia menolak kehadiran VOC sehingga pertentangan antara
Makassar dan Belanda tak terhindarkan. Ia menentang dengan keras kehadiran Belanda yang datang bukan hanya sebagai pedagang, tetapi ingin menjajah bangsa ini.
Sayangnya, Hasanuddin kemudian kalah dan Kerajaan Makassar dikuasai Belanda.