Hikmah Waris Pembagian Waris Berdasarkan Hukum Positif

308 | Modul Pendidikan Agama Islam PENDAHULUAN Islam adalah agama Allah SWT yang ajaran-ajarannya telah diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw. untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia, pada setiap zaman dan tempat, demi keselamatan dan kepentingan mereka di dunia dan akhirat. Seseorang disebut Muslim dan menjadi anggota masyarakat Islam, apabila ia telah mengucapkan syahadatain dua kesaksian: Asyhadu an la ilaha illa’LLah, wa asyhadu anna Muhammad an Rasulullah. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammada adalah utuasan Allah. Akan tetapi ucapan seperti tidak sempurna, apabila tidak diikuti dengan mempecayai pokok-pokok keimanan. Takdir, atau biasa disebut qadha dan qadar, secara umum dapat diartikan hukum-hukum allah sunnatullah yang berlaku atas alam semesta dan semua isinya. Termasuk di dalamnya, hukum kausalitas atau hukum sebab-akibat, serta ketentuan akan kadar potensi dan kapasitas yang ditetapkan Allah bagi setiap makhluk-Nya. Dan di antara ketetapan Allah SWT dalam Sunnah-Nya ini adalah penciptaan manusia dengan memberikan kebebasan untuk berpikir serta kemampuan untuk memilih antara yang baik dan yang buruk dalam perbuatannya, kemudian melaksanakan sesuatu yang menjadi pilihannya itu, sesuai dengan potensi dan kapasitas yang telah diberikan kepadanya. Walaupun demikian, Allah SWT dengan keluasan ilmu-Nya yang mencakup segala sesuatu dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu mengetahui segala sesuatu yang telah, sedang dan akan terjadi. Namun, hal itu sama sekali tidak menafikan adanya ikhtiyar kebebasan untuk memilih, free choice atau free will yang telah ditetapkan oleh-Nya bagi manusia. Dan berdasarkan pilihan dan hasil perbuatan merekalah Allah SWT melakukan penilaian serta menetapkan pahala ataupun hukuman atas mereka dengan seadil-adilnya. Lihat Mahmud Syaltut, Al-Islam: ‘Aqidah wa Syari’ah : 53 Walaupun demikian, istilah qadha dan qadar tersebut dijumpai dalam beberapa hadits nabi SAW., antara lain, ketika beliau ditanya, “Apakah Iman Itu?” Jawab Beliau, “Engkau beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari Akhir dan kepada qadar: yang baik maupun yang buruk darinya HR Bukhari. Sabda Nabi SAW., “Islam dibangun atas lima dasar: kesaksian bahwa tiada tuhan selain allah dan bahwa Muhammad adalah utusan-Nya; mendirikan shalat; menunaikan zakat; haji dan puasa Ramadhan.” HR Bukhari dan Muslim. Kitab suci Al-Quran menyebut hari kehancuran dengan beberapa nama. Agama Hindu mengenalinya sebagai ‘maha pralaya’. Apabila alam Melayu mula menerima Islam, Maha Pralaya pun berganti dengan ‘kiamat’, mengikut lidah Melayu apabila menyebut ‘qiamat’. Ada dua sesi hari kiamat sebagaimana yang digambarkan oleh Allah SWT dalam Al-Quran. Kiamat yang pertama ialah hari berlakunya kemusnahan alam yaitu hari kehancuran. Kiamat yang kedua pula ialah hari kebangkitan semula semua makhluk selepas hari kehancuran. Iman kepada hari akhir adalah mempercayai dan meyakini akan adanya kehidupan yang kekal dan abadi setelah kehidupan dunia ini. Bagi orang islam wajib mengimani dan meyakini bahwa suatu ketika nanti dunia yang kita huni beserta isinya ini