Wali Nikah Adanya qabul, yaitu lafadz yang diucapkan oleh suami atau yang mewakilinya,

Materi PAI untuk MIMTsMA | 263 Syarat Rujuk: 1 Putusnya perkawinan karena talak, kecuali qabla al dukhul atau talak 3x. 2 Putusnya perkawinan karena putusan pengadilan kecuali alasan zina atau khulu’ talak dengan ’iwadh baik khulu’ maupun taklik talak. 3 Masih dalam masa ’iddah. 4 Ada persetujuan isteri. Rujuk tanpa persetujuan isteri dapat dinyatakan tidak sah dengan putusan pengadilan agama. Selain karena thalak, putusnya pernikahan bisa juga disebabkan oleh keinginan dari pihak isteri yaitu khulu’. Khulu disebut juga talak tebus, dimana seorang istri menebus dirinya dengan memberikan bayaran tertentu atau mengembalikan mahar kepada pihak suami untuk melepaskannya dari ikatan perkawinan. Khulu’ dapat dijatuhkan sewaktu- waktu, tidak usah menanti isteri dalam keadaan suci dan belum dicampuri, hal ini disebabkan karena khuluk itu terjadi atas kehendak isteri sendiri. Selain itu, penyebab putusnya perkawinan adalah fasakh yaitu merusakkan atau membatalkan. Ini berarti bahwa perkawinan itu diputuskandirusakkan atas permintaan salah satu pihak oleh hakim Pengadilan Agama.. Fasakh bisa dilakukan oleh suami atau isteri, bila terjadi : a. Suamiisteri sakit gila. b. Suamiisteri menderita penyakit menular yang tidak dapat diharapkan dapat sembuh. c. Suamiisteri tidak mampu atau kehilangan kemampuan untuk melakukan hubungan kelamin. d. Suami jatuh miskin hingga tidak mampu memberi nafkah pada isterinya. e. Isteri merasa tertipu baik dalam nasab, kekayaan atau kedudukan suami. f. Suami pergi tanpa diketahui tempat-tinggalnya dan tanpa berita, sehingga tidak diketahui hidup atau mati dan waktunya sudah cukup lama. Selain thalak, khulu’ dan fasakh penyebab dari putusnya ikatan perkawinan bisa juga karena ila’, zhihar, terealisasinya ta’lik talak,li’an dan kematian salah satu dari suami isteri.

13. Permasalahan Nikah Kontemporer a. Nikah Sirri

Dalam kajian fiqih nikah sirri digambarkan dengan dua keadaan: Pertama, dilangsungkannya pernikahan suami istri tanpa kehadiran wali dan saksi-saksi, atau hanya dihadiri wali tanpa diketahui oleh saksi-saksi. Kemudian pihak- pihak yang hadir suami-istri dan wali menyepakati untuk menyembunyikan pernikahan tersebut. Menurut pandangan seluruh ulama fiqih, pernikahan yang dilaksanakan seperti ini batil. Lantaran tidak memenuhi syarat pernikahan, seperti keberadaan wali dan saksi- saksi. Ini bahkan termasuk nikah sifâh perzinaan atau ittikhâdzul-akhdân menjadikan wanita atau lelaki sebagai piaraan untuk pemuas nafsu. ˳ϥ΍˴Ϊ˸Χ˷΃ ˶Ε΍˴ά ˶Ψ͉Θ˵ϣ˴ϻ ˴ϭ˳ΕΎ˴Τ˶ϓΎ˴δ˵ϣ ˴ή˸ϴ˴Ϗ “… Bukan pezina dan bukan pula wanita yang mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya …” [al-Nisa’4:25]. Kedua, pernikahan terlaksana dengan syarat-syarat dan rukun-rukun yang terpenuhi, seperti ijab, qabul, wali dan saksi-saksi. Akan tetapi, mereka suami, istri, wali