Materi PAI untuk MIMTsMA |
173
ringan akibatnya, tetapi kalau dibiasakan akan merembet kepada dusta-dusta pada perkara-perkara penting, dan berakibat pada bahaya besar.
2. Ingkar Janji Perjanjian atau kesepakatan dengan orang lain terkadang harus kita lakukan.
Apabila janji yang telah disepakati tidak kita penuhi tanpa alasan yang dapat dibenarkan, maka kita telah ingkat janji. Kemajuan di bidang ekonomi yang telah diraih oleh negara-
negara maju, antara lain didukung oleh komitmen yang tinggi dari warganya untuk melaksanakan tugas-tugas atau pekerjaan yang telah disepakati. Sebaiknya bangsa-
bangsa yang rendah komitmennya untuk menepati perjanjian atau kesepakatan kerja akan jatuh sebagai bangsa yang terbelakang.
3. Khianat
Di antara ketiga sifat munafik yang tersebut dalam hadis di atas, khianat dapat dikatakan paling berat akibat buruknya dibandingkan dengan sifat dusta dan tukang ingkar
janji. Orang yang berkhianat akan dihukum oleh masyarakat dengan dijauhi atau dikucilkan serta tidak akan mendapatkan kepercayaan lagi, bahkan bisa dikenai hukuman
penjara, apabila pengkhianatannya menimbulkan kerugian atau bahaya pada negara seperti menjadi mata-mata bagi pihak asing, atau seperti seorang pegawai yang
dipercaya sebagai pejabat pajak, namun dalam pekerjaannya orang itu menyalahgunakan jabatanya untuk menyelewengkan uang pajak.
Dalam al-Qur’an terdapat satu surat yang dinamai al-Munafiqun. Dinamai demikian karena surat yang hanya terdiri dari 11 ayat itu, 8 ayat diantaranya
membicarakan sikap dan perilaku orang-orang munafik. Pada ayat pertama Allah swt mengungkap kebohongan orang-orang munafik yang berpura-pura mengakui kerasulan
Muhammad saw. Dalam ayat itu dikatakan: Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar
Rasul Allah. Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang
pendusta.
22
Ayat kedua menjelaskan kelicikan mereka berpura-pura memberikan pengakuan bahwa Nabi Muhammad adalah Rasululah. Dalam ayat tersebut dikatakan “Mereka itu
menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi manusia dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan“. Yang
dimaksud perisai adalah sumpah mereka bahwa mereka beriman hanyalah siasat untuk menjaga harta dan diri mereka supaya tidak dibunuh atau ditawan atau dirampas harta
mereka.
Kemudian al-Qura’an menggambarkan hati orang-orang munafik yang teah terkunci sehingga mereka tidak dapat menangkap kebenaran dan mengimaninya. Al-
Qur’an berujar: “Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir lagi lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka
tidak dapat mengerti“.
Lalu al-Qur’an mengingatkan orang-orang yang beriman agar tidak terjebak oleh pesona lahiriyah orang-orang munafik, dengan mengatakan “Dan apabila kamu melihat
22
Ibn Katsir, Tafsir al-Qur’an al-Adzim, Beirut: Dar al-Fikr, 1992 Jilid 4, h.442
174 |
Modul Pendidikan Agama Islam
mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Padahal mereka adalah seakan-akan kayu yang
tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh yang sebenarnya maka waspadalah terhadap mereka; semoga
Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan dari kebenaran?“ Yang dimaksud bahwa mereka seolah-olah kayu yang tersandar adalah
meskipun tubuh-tubuh mereka bagus akan tetapi jiwa dan otak mereka kosong sehingga tidak dapat memahami kebenaran.
Sebagai bukti ketidakmampuan mereka memahami kebenaran diungkap dalam ayat berikutnya. “Dan apabila dikatakan kepada mereka: Marilah beriman, agar
Rasulullah memintakan ampunan bagimu, mereka membuang muka mereka dan kamu lihat mereka berpaling sedang mereka menyombongkan diri“.
Maka sebagai akibatnya, Allah tidak akan mengampuni mereka dan tidak akan memberi petunjuk kepada mereka karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang
kafir. “Sama saja bagi mereka, kamu mintakan ampunan atau tidak kamu mintakan ampunan bagi mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
yang fasik“. Tugas Mandiri
1. Sebutkan sebanyak mungkin akibat ketidakjujuran terhadap bangsa dan negara
Indonesia. 2.
Kisahkan pengalaman pribadi dalam berinteraksi dengan orang lain terkait dengan kejujuran atau kebohongan, dan apa akibatnya.
Rangkuman
Jujur adalah salah satu sifat terpuji yang sangat ditekankan baik oleh al-Qur’an maupun hadis agar dimiliki oleh setiap Muslim. Kejujuran apabila sudah menjadi sifat
seluruh anggota masyarakat, akan memberikan kebaikan kepada masyarakat tersebut; masing-masing akan saling percaya, tidak curiga dan buruk sangka, sehingga timbullah
rasa aman dalam hidup.
Ketidakjujrandustabohong akan menimbulkan ketidakpercayaan orang lain terhadap pelakunya. Apabila sifat negative ini menjadi watak banya orang, akan
menimblkan keresahan. Apalagi bila sifat ini ada pada orang-orang yang diserahi amanat untuk mengurusi kepentingan orang banya. Karena itu Nabi mengingatkan orang-orang
yang beriman dengan bersabda bahwa tidak jujurdustabohong merupakan salah satu cirri orang munafiq.
Materi PAI untuk MIMTsMA |
175
Bagian IV HORMAT KEPADA ORANG TUA DAN GURU
Kompetensi Dasar: 3.5. Memahami Q.S. Al- Baqarah 2: 83 dan hadits terkait tentang tata krama, sopan-
santun, dan rasa malu.
Tujuan Pembelajaran: 3.4.1. Menyebutkan dalil Al Quran Q.S. Al- Isra 17: 23 dan Q.S. Luqman 31: 14 dan
La Hadis terkait dengan Hormat kepada orang tua dan guru 3.4.3. Mendeskrepsikan makna hormat kepada orang tua dan guru, kewajiban hormat dan
taat kepada kedua orang tua dan guru, kewajiban hormat dan taat kedua orang tua dan kewajiban hormat dan taat kepada guru
A. Makna Hormat dan Taat Kepada Orang Tua Dan Guru
Hormt kepada kepada seseorang tidak berarti seperti hormat kepada bendera sang saka merah putih dan tidak hanya pada ucapan. Akan tetapi harus dibuktikan dengan sikap
dan perbuatan. Hormat kepeda kedua orang tua dan guru berarti menghargai apa yang dikatakannya, mendengar dan memperhatika baik-baik apa yang dikatakannya,
menunujukkan sikap taat dan patuh terhadap apa yang menjadi harapannya. Guru di sekolah menempati kedudukan orang tua di rumah. Hadis yang diriwayatkan oleh Abu
Dawud dari Abu Hurairah Rasulullah saw:
Ɇ ɆɄ`Ɇ2ɈkɄ ɆɬɈgɅ]Ʉ`ɄjɄɄ ɛ˹
Ɇ,Ɇ`ɄsɈ` ɄoɈ0ɆɈ,ɄɈ5ɄyɄʘɄrɄɄaɈɆYɈ` ɆbɆɈYɄɈ5ɄyɄʙɄTɄFɆɄQɈ`ɅgɅ\Ʌ,ɄɄ ɄɳɄɄ-Ɇ
ɄTɈgɅ]ɅfɝaɄLɅ
ɆqɆkzɆfɄzɆ ɈɆEɄɈ5ɄyɄʘɄr ͨͶ
Ɇɛeɝ0`Ʉr ɆɈrɛ0`ɆlɄLwɄpɈkɄyɄrɃɄɈɄɆɄɄʙɄɆɅ0ɅeɈɄyɄiɄ\Ʉr ͨ
Sesungguhnya saya bagi kamu menduduki sebagai orang tua yang mengajarkan kamu. Jika datang salah satu di antara kamu buang air, maka jangan menghdap kiblat, jangan
membelakanginya dan jangan membersihkannya istinja’ dengan tangan kanannnya. Beliau perintah berintinja’ dengan 3 batu dan melarang berinstinja’ dengan tulang dan
kotoran. HR. Abu Dawud
Anak terhadap orang tua dan guru tetap disebut sebagai anak sekalipun sudah dewas, adakalanya anak terhadap orang tua yang melahirkan dan anak murid terhadap
guru yang mengajar. Orang tua melahirkan anak dari kandungan sang ibu dan orang tualah yang memperkenalkan benda alam di sekitarnya. Sedang guru melahirkan anak
murid dari alam kebodohan ke alam kepandaian dan gurulah yang memperkenalkan kepada Tuhannya. Sebagaimana kata sebagian ulama salaf:
ɝɯɄ ɅɈTɄ0ɄLɄe ɝɯɄ0ɅfɈ`ɄʘɈsɄ`
Jika tidak ada pendidik guru maka aku tidak kenal Tuhanku.
23
23
Ridha Ahmad Shamadiy, Tharîqah li Khidmat al-Dîn, Juz 1, h. 194
176 |
Modul Pendidikan Agama Islam
Oleh karena itu sebagian ulama menybutkaan bahwa “guru adalah bapakmu dalam agama”.
24
Kewajiban anak terhadap guru sama dengan kewajiban anak terhadap orang tuanya bahkan lebih tinggi dari itu. Pada pembahasan berikut pada modul ini ketika
disebut orang tua berarti guru masuk di dalamnya.
B. Ayat-ayat al-Qur’an dan Hadis Hormat Kedada Orang Tua
Firman Allah dalam QS. Al-Irsa17: 23 Q.S. Luqman 31: 14
ɅoɅ,ɄɄɄ ɄɫɆ]Ɉ` Ʉ[Ʉ,ɈkɆLɛlɄQɅaɈɄyɛeɆ ɀjɄ5ɈɆ ɆlɈyɄ,Ɇ`ɄsɈ`ɆɄrɅmɛyɆ ɛʘɆ rɅ,ɅɈMɄ ɛʘɄ ɄɜɄ ɄʏɄXɄr ɄʙɄT Ʉ˴Ʌo ɄʙɆ\ɈrɄ Ʉ˴
Ɉ0ɄpɈkɄ ɄʘɄr əSɅ Ʉ˴ɅpɄ` ɈbɅYɄ ɀ˽Ɇ0Ʉ\ ɀʘɈsɄX Ʉ˴ɅpɄ` ɈbɅXɄr Ʉ˴Ʌo
̏̐
Kosa Kata:
ɄɜɄ ɄʏɄXɄr
= Tuhanmu perintah atau wasiat berpesan
ɄɄɫɆ]Ɉ`
= usia besar atau usia tua
əSɅ
= kata-kata celaka, kasar, buruk dan merugikan
Ʉ˴ɅoɈ0ɄpɈkɄ ɄʘɄr
= jangan membentak mereka dengan kata-kata yang kasar Terjemahan
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan ah dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. QS. 17:23
ɜeɅɅqɈɄaɄfɄɆqɈyɄ,Ɇ`ɄsɆɄiɄ5ɈjɆ ɈʞɄkɈzɛɄrɄr ɛ Ʉ˲Ɇ ɄɈyɄ,Ɇ`ɄsɆ`Ʉr Ɇ˲Ɉ0Ʌ]Ɉ8ɆiɄɆ Ɉ˾ɄeɄL ɆʓɅqɅ`Ʉ=ɆTɄrɃlɈoɄr Ʉ˱ɄLɀkɈoɄrɅq
Ʌ˼ Ɇ=ɄfɈ` ̎̑
Kosa kata:
ɄiɄ5ɈjɆ ɈʞɄkɈzɛɄrɄr
= kami berjanji
atau
perintah manusia
ɃlɈoɄr Ʉ˱ɄLɀkɈoɄr
= lemah di
atas
lemah, sangat lemah
Terjemahan: Dan Kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada dua orang ibubapanya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. QS. 31:14
Di antara hadis Nabi tentang Hormat Kepada orang tua Hadis muttafaq ‘Alayh dari Abi Hurairah:
Ɉ5ɅɆ Ɇ3ɛk` ɜZɄɄɈlɄeɆɛ˿ Ʉ_sɅ4ɄɄy Ʉ_ɄYɄTɄgɛa Ʉ4ɄrɆqɈzɄaɄLɅ ɛ˿ ɛ˱ɄɆɛ˿Ɇ_sɅ4Ʉ Ʉ˰Ɇ ɁbɅ ɄɄɄ ɄɄɄɆl
{Ɇ Ʉ[sɅɄɛgɅ Ʉ_ɄXɈlɄeɛgɅ Ʉ_ɄX ɄɜeɅɛgɅ Ʉ_ɄXɈlɄeɛgɅ Ʉ_ɄX ɄɜeɅɛgɅ Ʉ_ɄXɈlɄeɛgɅ Ʉ_ɄX ɄɜeɅ Ʉ_ɄX
ZUe qzaL
24
Al-Zarnuji, Ta’lîm l-Muta’allimn Tharîq al-Ta’allum, Semarang: Thaha Putra, tth.
Materi PAI untuk MIMTsMA |
177
“Datang seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw berkata : Ya Rasulullah siapa di antara manusia yang paling berhak dipergauli secara baik ?
Beliau menjawab : “Ibumu”. Orang itu bertanya lagi : Kemudian siapa lagi ? Jawab beliau : “Ibumu”. Bertanya lagi : Kemudian siapa lagi ? Beliau menjawab : “Ibumu”
Ia bertanya lagi : Kemudian siapa lagi ? Beliau menjawab : “Kemudian bapakmu”. HR Muttafaq ‘Alayh .
C. Kewajiban Hormat dan Taat Kepada Orang tua dan Guru
Pada ayat di atas disebutkan kewajiban berbuat ihsan atau berbuat baik kepada kedua orang tua
ƢÅǻƢÈLjÌƷʤ ÊǺÌȇÈƾÊdz¦ÈȂÌdzƢÊƥÈ dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Ada beberapa alasan kewajiban hormat dan
taat kepada kedua orang tua: 1.
Perintah berbuat baik kepada kedua orang setelah perintah menyembah Allah sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Irsa17: 23. Hal ini
menunjukkan ketinggian derajat orang tua yang menduduki rengking kedua setelah Allah. Kewajiban hormat dan taat kepada kedua orang tua setelah
taat kepada Allah swt. Di antara hormat kepada kedua orang tua berkata yang baik, lemah lembut, tidak berkata kasar dan tidak membentak-bentak.
2. Demikian juga Q.S. Luqman 31: 14 Allah perintah bersyukur kepeda kedua
orang tua setelah perintah bersyukur kepada Allah. ÈǮÌȇÈƾÊdz¦ÈȂÊdzÈ ÊŅ ÌǂÉǰÌNj¦ ÊÀÈ¢ =
hendaklah kamu bersyukur kepada-Ku dan kepada kedau orang tuamu. Bersyukur kepada Allah karena Dialah menjadikan anak dan bersyukur
kepada kedua orang tua karena dialah yang mengandung anak samapai payah dan dialah yang menyusuinya. Pada ayat ini Ibu lebih mendapat
perioritas dari pada bapak dalam soal ketaatan dan hormat anak terhadap orang tua. Karena jasa seorang ibu memang berbeda dengan seorang
bapak, penderitaan seorang ibu untuk menghidupkan anaknya penderitaan langsung berbeda seorang bapak. Penderitaan seorang ibu mulai dari hamil
9 bulan yang tidak dapat diwakilkan orang lain, kemudian melahirkan yang luar bisa penderitaanya, taruhannya hanya dua yaitu antara hidup dan mati.
Setelah lahir perawatan, penyusuan, pengasuhan, pendidikan dan lain-lain bertumpu pada seorang ibu.
3. Pada Hadis di atas Nabi menjelaskan dengan tegas, bahwa manusia yang
paling berhak dihormati adalah orang tua dengan urutan ibumu tiga kali kemudian bapakmu. Begitu Islam menghargai jasa seorang ibu
sebagaimana pula pada Q.S. Luqman 31: 14 di atas. Di sini bukan berarti mengabaikan urusan seorang bapak. Bapak dan ibu harus bekerja sama
dalam membesarkan dan mendidik anak. Andaikata berbeda antara bapak dan ibu anak hendaknya pandai mengkompromikan Jika tidak mungkin,
ibunya lebih berhak didahulukan baru bapaknya. Contoh yang ringan, bapak suruh anak membantu bapaknya mengetik sedang ibu suruh menyapu
dalam waktu yang bersamaan, keduanya tidak bisa dikompromikan.
178 |
Modul Pendidikan Agama Islam
D. Kewajiban Anak Tehadap Orang Tua
Hormat dan Berbuat baik kepada orang tua sepanjang masa baik ketika masih hidup maupun telah meninggal. Dalam kitab Tanbîh al-Ghâfilîn yang ditulis oleh al-
Muhaddits al-Samaraqandy menjelaskan ada 10 hak orang tua yang masih hidup yang wajib dilaksanakan oleh anak dan 3 hak orang tua yang telah meninggal. I0
kewajiban anak terhadap orang tua yang masih hidup yaitu sebagai berikut :
1. Memberi makan ketika dibutuhkan
2. Memberi pakaian jika diperlukan dan anak ada kemampuan. Kedua
hal di atas merupakan penafsiran ayat QS. Luqman31:15 ƢÈȈ̺ǻČƾdz¦ ÊĿƢÈǸÉȀ̺ƦÊƷƢÈǏÈÂ
ƢÅǧÂÉǂÌǠÈǷ “dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik”. Makna pergaulan yang baik adalah memberi makan ketika orang tua lapar dan memberi
pakaian ketika orang tua tidak mampu membeli pakaian 3.
Berkhidmah atau melayani 4.
Memenuhi panggilan 5.
Taat selagi tidak maksiat. Dalam ayat QS. Luqman31 : 15 Allah berfirman :
Ʉ˴ɅpɈMɆEɅ ɄʙɄTɁgɈaɆLɆqɆ ɄɄ` Ʉ6ɈzɄ`Ʉe Ɇɯ Ʉ[Ɇ ɈʁɅɈiɄ Ʉ˱ɄL Ʉ[Ʉ,ɄoɄ ɈiɆ Ʉr
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya”. Sesuai dengan Hadits yang diriwayatkan Ahmad dan Thabarani disebutkan Nabi
bersabda : ÈǟÊċɍ¦ÊƨÈȈÊǐÌǠÈǷ ÊĿ ǼȂÉǴÌƼÈǸÊdzÈƨÈǟƢÈǗ Èȏ
ċDzÈƳÈÂċDŽ “Tidak ada taat kepada makhluk itu wajib dalam maksiat kepada Allah” HR.
Ahmad dan Thabarani 6.
Berbicara di hadapannya dengan lemah lembut tidak boleh dengan suara kasar dan keras
7. Tidak memanggil dengan namanya akan tetapi dengan jabatannya yang
terhormat 8.
Berjalan di belakangnya tidak berjalan di hadapan atau di sampingnya kecuali dengan izin
9. Berbuat sesuatu yang menyenangkandan menghindarkan sesuatu yang
membencikan 10.
Memohonkan pengampunan setiap mohon pengampunan untuk dirinya baik orang tua masih hidup maupun telah meninggal.
Sedang 3 kewajiban anak terhadap orang tua yang telah meinggal sebagai berikut :
1. Anak tetap menjadi orang shaleh karena tidak ada sesuatu yag lebih dicintai
kepada kedua orang tua dari pada keshalehan anak 2.
Bershilatur rahim kepada kerabat orang tua dan teman-temannya ketika masih hidup
Materi PAI untuk MIMTsMA |
179
3. Memohonkan pengampunan, mendo’akan dan bersedekah untuk kedua orang
tua. Sebagaimana Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abi Usayd Malik bin Rabi’ah al-Sa’idy berkata : Ketika kita di hadapan Nabi ada seorang
laki-laki dari Bani Salamah bertanya : Ya Rasulallah apakah aku masih bisa berbuat baik kepada kedua orang tuaku yang telah meninggal beliau menjawab
:
Ʉ˴ɅpɄ`ɅɄUɈQɆɈ4ɆʘɄr Ʉ˴ɆpɈzɄaɄLɅɄʙɛ=`ɈgɄMɄj ɛʘɆ Ʌb ɄsɅ Ʉʘ{Ɇɛ` ɆgɆɛ0`ɅɄa ɆɄr Ʉ˴ɆoɆ,ɈMɄɈlɆe Ʉ˴ɆoɆ,ɈpɄLɅ-ɄUɈjɆ Ʉr
+r+srx`q 0 Ʉ˴ɆpɆYyɆ,ɄɅcɄ0Ɉ\Ɇ Ʉr Ʉ˴ɆpɆ
“Ya yaitu mendoakan atas mereka, membacakan istighfar, memenuhi janjinya setelah meninggal, shilatur rahim kepada kerabat yang tidak dishilah
kecuali oleh mereka dan memuliakan teman-teman mereka”. Bukhari dan HR Abu Daud
Imam Muslim meriwayatkan bahwa Ibn Umar ketika bertemu dengan seorang laki-laki Baduwi di jalan menuju Mekkah memberi salam kepadanya dan diajak naik
di atas kendaraan keledainya kemudian diberi hadiah serban yang ada di kepalanya. Ibnu Dinar berkata : Semoga Allah membuat damai hatimu, dia orang Baduwi kok
menerima yang sedikit. Abdullah menjawab : “Sesungguhnya bapaknya orang ini dulunya kekasih Umar bin al-Khathab bapak saya”. Aku mendengar Rasulullah saw
bersabda :
ga5eɆqzɆɄɝ+Ʌr ɄbɈoɄɆ,Ʉ`ɄsɈ`ɅɄa Ɇɝ ɆɫɈ`ɛ0ɄɄɛiɆ
“Sesungguhnya kebaikan yang paling baik adalah shilah anak terhadap keluarga kekasih bapaknya”. HR Muslim
Hormat dan taat kepada kedua orang tua merupakan perbuatan yang lebih disukai Allah bahkan merupakan kewajiban bagi setiap anak, terutama terhadap
ibunya.
E. Kewajiban Hormat dan Taat kepada Guru
Homat dan taat seorang murid terhadap guru suatu kewajiban sebagaimana yang disebutkan dalam Hadis Rasulillah saw:
ɛa Ʉ4ɄrɆqɈzɄaɄLɅ˿ ɛ˱ɄɆ˿Ɇ_ɈsɅ4ɄɄ,ɈkɆLɅlɈɄj Ʉ˴ɄkɈzɄͧ Ʉ_ɄXɅqɈkɄLɅ˿Ʉ ɆʐɄ ɆɛEɄɈ`ɅlɈɄ0ɄfɅLɈlɄL ɄɄ-Ʉg
ɄzɄɅ,ɈyɆ,Ʉ8 ɁbɅ ɄɄkɈzɄaɄLɄNɄaɄDɈ-Ɇ ɃcɈsɄy ɄʘɄrͅɆ0ɄUɛ5`Ʌ0ɄɄɆqɈzɄaɄLtɄ0ɅyɄʘͅɆ0ɈMɛ9`Ɇ+ɄsɄ4Ʌ,ɈyɆ,Ʉ8 ɆɄzɇȽȽɆȽ` Ɇ?
ɄɄɈ\Ʌ Ʉ˰Ɇ ɆqɈzɄɄɈ\ɅɄ,ɄkɈ4ɄɄTɄgɛaɄ4ɄrɆqɈzɄaɄLɅ˿ Ʉ˱Ʉɝ{Ɇɛk` Ʉ˰Ɇ Ʉ6ɄaɄ ɛwɄɁ,ɄɇɛkɆeɅqɅTɆ0ɈMɄy ɄN ɄɄrɄrͅɆqɈz
ɆqɈyɄ.ɆɄT Ʉ˱ɄLɆqɈzɛUɄ\ ͧɄgɛa Ʉ4ɄrɆqɈzɄaɄLɅ˿ ɛ˱ɄɆ˿ Ʌ_ɈsɅ4Ʉ Ʉ_ɄYɄTͅɆcɄʙɈ4ɆʞɆlɄL Ɇ˻Ɉ ɆɫɈɄɅ,ɛfɄɅeɄyͧ Ʉ_ɄXɄr
ga5emrͨͨͨɆ˿ Ʌ_ɈsɅ4ɛɀ,ɛfɄɅeɛiɄɄrɆ˿ɛʘɆ qɄ`Ɇ ɄʘɈiɄɄ,ɄpɈ9ɄɄiɄɅcɄʙɈ4Ɇʞ
Dari Umar bin al-Khathab ra berkata : Pada suatu hari ketika kami ada di samping Rasul datanglah seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih, berambut sangat
hitam, tidak diketahui dari arah mana dia datang dan tidak ada yang mengenalnya di antara kami seorang pun, sehingga dia duduk mendekati Nabi dan menyandarkan
kedua lututnya pada kedua lutut Nabi dan meletakkan kedua telapak tangannya ke