Ciri-ciri Berfikir Kritis Ulil Albab,

Materi PAI untuk MIMTsMA | 195 sebagaimana yang dikutip oleh Dr. Farida Hanum bahwa suatu bangsa yang menuju bangsa yang demokratis harus melewati tiga tahapan: 1. Tahap pengembangan institusi yang demokratis. Tahap ini dalam batas- batas menciptakan kondisi sosial dan personalitas individu yang mendukung terwujudnya demokrasi. 2. Tahap proses untuk mewujudkan sikap individu yang mendukung demokrasi. Pada awal reformasi, kiranya hampir sebagian besar warga bangsa bersikap rodemokrasi. 3. Tahap upaya mewujudkan struktur sosial dan kultur politik yang demokratis. 52 Tahapan-tahapan ini dapat dimulai melalui institusi pendidikan, khususnya melalui pendidikan multikultural. Tujuan utama pendidikan multikultural adalah mengubah pendekatan pengajaran dan pembelajaran ke arah memberi peluang yang sama pada setiap anak. Untuk ini kelompok-kelompok harus damai, saling memahami, mengakhiri konflik tetapi tetap menekankan pada tujuan umum untuk mencapai persatuan. Pada siswa atau mahasiswa ditanamkan pemikiran lateral, keaneka ragaman dan keunikan itu dihargai. Itu berarti harus ada perubahan sikap, perilaku dan nilai-nilai khususnya bagi civitas akademika di sekolah. Ketika siswa atau mahasiswa berada diantara sesamanya yang berlatar belakang berbeda mereka harus belajar satu sama lain, berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga dapat menerima perbedaan diantara mereka sebagai suatu yang memperkaya mereka. Suasana sekolah amat penting dalam penanaman nilai multibudaya. Sekolah harus dibangun dengan suasana yang menunjang penghargaan budaya lain. Relasi guru, karyawan, siswa yang berbeda budaya diatur dengan baik, ada saling penghargaan. Anak dari kelompok lain tidak ditolak tetapi dihargai. Bahkan yang tidak kalah penting, terlebih di tingkat SD-SMU, dekorasi sekolah perlu diatur dengan nuansa multikultural. Meski sekolah itu di Pulau Jawa, hiasan, dan dekorasi ruang dibuat beraneka ragam budaya suku-suku yang ada di Indonesia, misalnya, sehingga mengerti nilai lain. Peran Guru dalam Pengembangan Pendidikan Multikultural Peran dalam pendidikan multikultural juga amat penting. Guru harus mengatur dan mengorganisir isi, proses, situasi, dan kegiatan sekolah secara multikultural, di mana tiap siswa dari berbagai suku, jender, ras, berkesempatan untuk mengembangkan dirinya dan saling menghargai perbedaan itu Dari beberapa keterangan di atas guru di sekolah dapat melakukan pengembangan berfikir kritis dan bersikap demokratis pada anak didik dengan beberapa langkah sebagai berikut: 1. Melakukan pembaharuan kurikulum materi pembelajaran yang dapat memacu berfikir inovatif, kreatif dan demokratis 52 http:staff.uny.ac.idsitesdefaultfilespengabdianfarida-hanum-msi-drpentingnya-pendidikan- multikultural-dalam-mewujudkan-demokrasi-di-indonesia.pdf Dia Dosen Sosiologi FSP FIP UNY. Makalah disampaikan pada acara Seminar Nasional dengan tema “Pendidikan Multikultural dan Demokrasi di Indonesia“ dan Wisuda Program Akta IV Angkatan I, STIT Alma Ata Yogyakarta, h. 8 196 | Modul Pendidikan Agama Islam 2. Metode pembelajaran variatif, kritis dan demokratis seperti berdiskusi, dialog, tanya jawab dan kerja sama serta tugas-tugas kerja kelompok 3. Membuat suasana lingkungan gotong royong dan kebersamaan seperti kerja bakti, kebersihan lingkungan, lomba masak memasak dan lain-lain 4. Adanya keteladanan para guru, karyawan dan kepala sekolah di lingkungan sekolah. 5. Terlatih saling mengkritik antar teman dan saling menerima kritikan 6. Terlatih berorganisasi secara musyawarah dan mufakan mulai dari kepengurusan kelas sampai kepada OSIS dan Himpunan Mahasiswa

F. Rangkuman

Dalam al-Qur’an berfikir kritis ini salah satunya disebut sebagai Ulil Albab yang berarti orang berakal cerdas. Bersikap demokratis berarti sikap pandangan hidup mengutamakan persamaan hak dan kewajiban atau perlakuan yang sama bagi semua warga Negara. Berfikir kritis memiliki tiga tuntutan besar yang merupakan cirri-cirinya yaitu: berdzikir, berfikir kritis dan berusaha dan berkreasi. Bersikap demokratis. Tiga sikap yang ditunjukan seorang bersikap demokratis dalam QS. Ali Imran 3: 159 yaitu: lemah lembut, member maaf dan memohonkan ampunan. Ada tiga tahapa menuju bangsa yang demokratis. Tahapan menuju bangsa yang demokratis yaitu: 1. Tahapan pengembangan institusi yang demokratis 2. Mewujudkan sikap individu pendukung demokrasi 3. ewujudkan struktur sosial dan kultur politik yang demokratis Sedang langkah-langkah menuju berfikir kritis dan bersikap demokratis adalah sebagai berikut: 1. Melakukan pembaharuan kurikulum 2. Metode pembelajaran variatif, kritis dan demokratis 3. Membuat suasana lingkungan gotong royong dan kebersamaan dengan keteladanan 4. Latihan saling mengkritik dan saling menerima kritikan 5. Latihan berorganisasi secara musyawarah dan mufakat Materi PAI untuk MIMTsMA | 197

Bagian VII NASEHAT DAN IHSAN

Kompetensi Dasar : 3.2. Menganalisis Q.S. Luqman 31: 13-14 dan Q.S. Al-Baqarah 2: 83, serta hadits tentang saling menasihati dan berbuat baik ihsan. Tujuan Pembelajaran: 3.2.1. Menyebut dalii Al Quran Q.S. Luqman 31: 13-14 dan Q.S. Al-Baqarah 2: 83, dan Hadis terkait saling menasehati dan berbuat Ihsan, 3.2.2. Mampu menjelaskan makna saling menasehati dan ber buat ihsan,nasehat bersyukur kepada Allah dan manusia, ihsan kepada Allah dan manusia dan Bentuk-bentuk perbuatan ihsan kepada sesama manusia, A. Makna Saling Menasehati dan Berbuat Ihsan Nasihat berasal dari bahas Arab, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia nasihat diartikan secara sederhana mauizah yaitu; ajaran atau pelajaran yang baik; atau diartikan anjuran petunjuk, peringatan, teguran yang baik, kehendak baik. Saling menasihati berarti saling menganjurkan kebaikan, saling menghendaki kebaikan, dan saling mengingatkan. Dalam al-Qur’an tidak didapati kata nasihat kecuali akar kata seperti kata nashahû ΍Ϯ˵Τ˴μ˴ϧ yang berarti ikhlas nasihat kepada Allah dalam QS. Al-Taubah9: 91 dan kata Nâshihun berarti penasehat dalam QS. Al-A’raf7: 68. Kata “nasihat” banyak disebutkan dalam beberapa Hadis di antaranya Hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dari Tamim al-Dariy, Rasulullah saw bersabda: ͹ɈgɆpɆɛeɄLɄrɄ˾ɆfɆaɈ5ɅfɈ`Ɇɛ ɆɧɄ ɆʜɄrɆqɆ`sɅ4Ʉ0Ɇ`ɄrɆqɆɄɆ]Ɇ`ɄrɆɛɆ̀ Ʉ_ɄXɈlɄfɆ`ɄkɈaɅXɅɄz Ɇ=ɛk`Ʌlyɝ,` ͸ga5ez Agama itu nasihat, kami bertanya: Untuk siapa ? Beliau menjawab untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para pimpinan kaum msulimin dan umumnya kaum msulimin. HR. Muslim Mayoritas isi kandungan agama adalah nasihat. Ada beberapa pengertian nasihat yang berbeda bergantuk konteks kepada siapa nasihat itu diberika. Al-Khathabiy dan ulama lain memberikan arti nasihat sebagaimana yang dikutib oleh al-Nawawi pada sayarah Muslim sebagai berikut: 1. Nasihat untuk Allah diartikan beriman kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya, mematuhi segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. 2. Nasihat begi kitab Allah, maknanya beriman keagungan kalam Allah al-Qur’an, membaca, memahami dan mengamalkannya 3. Nasihat kepada Rasul-Nya, maknanya mengimani kebenarannya, patuh segala yang datang dari padanya dan menghidupkan Sunah-sunahnya 4. Nasihat terhadap para pimpinan umat Islam, artinya membantu mereka dalam melaksanakan kebenaran, taat segala perintahnya dan memberikan masukan saran secara sopan jika mereka menyimpang.