Metakognitif Pembelajaran Matemátika dengan Pendekatan Metakognitif

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah: Bagaimanakah pembelajaran matematika dengan pendekatan metakognitif dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah?

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui bagaimanakah pembelajaran matematika dengan pendekatan metakognitif dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

1.3 Manfaat

Hasil kajian yang diperoleh diharapkan dapat berguna baik bagi guru maupun bagi penulis. 1 Bagi guru: dapat menjadi model pembelajaran alternatif yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. 2 Bagi penulis: dapat menjadi sarana bagi pengembangan diri penulis dan dapat dijadikan sebagai acuanrefensi untuk kajian penulis lain dan pada tulisan yang sejenis.

2. Pembahasan

2.1 Metakognitif

Metakognisi diartikan pengetahuan, kesadaran, dan kendali kita atas proses kognisi Matlin, 2003, h.175. Dengan pengetahuan metakognisi para siswa sadar akan kelebihan dan keterbatasannya dalam belajar. Artinya saat siswa mengetahui kesalahannya, mereka sadar untuk mengatakan dalam hatinya bahwa “saya salah”, memperbaikinya, dan menyadari bahwa “seharusnya ….”. Pend. Matematika 155 Istilah metakognisi dari kata “metacognition” yang mengandung awalan “meta” dan kata “kognisi”. Kognisi mencakup ketrampilan yang berhubungan dengan proses berfikir Costa, 1985:47. Metakognisi didefinisikan sebagai proses dan prosedur berfikir individu sebagai pemikir dan pelaku sehingga individu sadar dalam memonitor dan mengontrol aktivitas mentalproses mental Kluwe, 1982: 202. Menurut Heller, Child, dan Walberge Goss, 1992, kegiatan metakognitif dibagi dalam tiga kelompok yaitu: 1. Kesadaran kemampuan seseorang untuk mengenali informasi baik eksplisit maupun implicit; 2. Pengamatan bertanya pada diri sendiri dan menjelaskan dengan kata‐ kata sendiri untuk menstimulasi pemahaman; 3. Pengaturan membandingkan dan membedakan jawaban yang lebih masuk akal dalam memecahkan masalah.

2.2 Pembelajaran Matemátika dengan Pendekatan Metakognitif

Pengertian belajar Fontana dalam Suherman,dkk. 2003, h.7 adalah, “proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman”, sedangkan pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Peristiwa belajar disertai dengan proses pembelajaran akan lebih terarah dan sistematik daripada belajar yang hanya semata‐mata dari pengalaman dalam kehidupan social di masyarakat. Belajar dengan proses pembelajaran ada peran guru, bahan belajar dan lingkungan kondusif yang sengaja diciptakan. Pembelajaran dengan pendekatan metakognisi mengarahkan pada perhatian siswa pada hal‐hal yang relevan dan membimbing mereka untuk memilih strategi yang cocok dalam menyelesaikan soal‐soal melalui SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007 156 pertanyaan ‐pertanyaan. Pertanyaan‐pertanyaan ini menuntun siswa untuk memusatkan langkah penyelesaian soal dan untuk membimbing kesulitan yang mungkin dialami siswa selama proses berlangsung. Pembelajaran matematika dengan pendekatan metakognitif adalah pembelajaran matematika yang menitik beratkan pada aktivitas belajar siswa, membantu dan membimbing siswa jika ada kesulitan, membantu siswa mengembangkan kesadaran metakognisinya. Proses metakognisi, menurut Cardelle Elawar 1992, adalah strategi pengaturan diri siswa dalam memilih, mengingat, mengenali kembali, mengorganisasi informasi yang dihadapinya, dan menyelesaikan masalah.

2.3 Kemampuan Pemecahan Masalah