Peran guru dalam proses pembelajaran Proses pembelajaran sentra

2.2 Peran guru dalam proses pembelajaran

‐ Guru sebagai demonstrator : guru hendaknya menguasai bahan atau materi yang akan disampaikan kepada siswa. ‐ Guru sebagai mediator dan fasilitator : guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media, karena media merupakan alat komunikasi untuk mengefektifkan proses pembelajaran. Guru juga mampu mengusahakan sumber belajar baik berupa nara sumber, buku referensi, majalah dan sebagainya. ‐ Guru sebagai evaluator: guru mampu mengadakan evaluasipenilaian untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan tercapai atau belum; tujuan lainnya adalah untuk mengetahui kedudukan siswa di dalam kelas Moh. Uzer Usman.

2.3 Proses pembelajaran sentra

Kegiatan sentra dimulai pada pukul 09.50.00 wib setelah anak‐anak istirahat pagi makan snak dan bermain bebas berakhir sampai dengan 11.00 wib. Pembelajaran dimulai dengan : 1. Masa transisi: siswa dikumpulkan kembali untuk dipersiapkan mengikuti kegiatan selanjutnya di dalam ruang sentra yang sudah disiapkan oleh guru sebelumnya. 2. Saat lingkaran awal sebelum kegiatan : guru dan siswa duduk melingkar di atas karpet, guru memberikan apersepsi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan pada saat ini. 3. Saat bermain di sentra : siswa dipersilahkan untuk memilih kegiatan mana yang diminati, sesuai dengan aturan main yang sudah disampaikan di atas. Pend. Matematika 211 4. Saat lingkaran akhir sesudah kegiatan : guru dan siswa kembali duduk melingkar di karpet, guru mengulas dan mengevaluasi tentang kegiatan yang sudah dilakukan oleh siswa. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2004, Makalah Pengelolaan Kelas, Materi Kursus Singkat Yayasan Salman Al Farisi Yogyakarta Ampuni S., 2006, Makalah Perkembangan Anak, Diklat Pengelola PAUD Dinas Pendidikan Propinsi DIY M. Nurhayati, 2001, Makalah Program Sentra, Yayasan Salman Al Farisi Yogyakarta M. Uzer Usman, 1999, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007 212 Dipresentasikan dalam SEMNAS Matematika dan Pendidikan Matematika 2007 dengan tema “Trend Penelitian Matematika dan Pendidikan Matematika di Era Global” yang diselenggarakan oleh Jurdik Matematika FMIPA UNY Yogyakarta pada tanggal 24 Nopember 2007 Upaya ‐Upaya Mengembangkan Kecerdasan LogicalMathematical Pada Pembelajaran Terpadu Model Webbed Berbasis Kecerdasan Jamak Di TKIT Salman Al Farisi Ii Yogyakarta Studi Eksplorasi Oleh : Caturiyati, Kana Hidayati, Himmawati PL Jurdik Matematika FMIPA UNY ABSTRAK Salah satu kecerdasan anak adalah kecerdasan logicalmathematical. Kecerdasan logicalmathematical anak sebagai salah satu komponen kecerdasan jamak yang penting bagi masa depan anak perlu untuk dikembangkan sejak usia dini. Kecerdasan logicalmathematical seorang anak diantaranya meliputi kemampuan berpikir secara induktif dan deduktif, pola‐pola abstrak, angka dan bilangan, serta berpikir ilmiah. Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam penyelenggaraan proses pembelajaran yang memadukan secara sistematis dan holistik upaya‐upaya pengembangan rumpun‐rumpun pengembangan anak usia dini. Salah satu model pembelajaran terpadu, yaitu model webbed adalah suatu model pembelajaran yang memadukan pembelajaran dan pengembangan anak dalam suatu tema yang dapat memayungi beberapa bidang studi. TKIT Salman Al Farisi 2 adalah salah satu TK yang menerapkan pembelajaran terpadu model webbed ini. Sebab pembelajaran pada TKIT Salman Al Farisi 2 terfokus pada kelas‐kelas sentra, selain itu TKIT Salman Al Farisi 2 juga menerapkan pembelajaran bertema dimana tema‐tema tersebut menjadi panduan bagi kelas‐kelas sentra untuk melaksanakan pembelajaran. Perlu kiranya untuk mengetahui sejauh mana TKIT Salman Al Farisi 2 dengan pembelajaran terpadu model webbednya dapat mengoptimalkan pengembangan kecerdasan logicalmathematical anak usia dini. Seperti apa saja upaya yang dapat dan telah dilakukan oleh TKIT Salman Al Farisi untuk mengembangkan kecerdasan logicalmathematical anak usia dini. Penelitian eksplorasi pada pembelajaran terpadu model webbed berbasis kecerdasan jamak yang diselenggarakan oleh TKIT Salman AL Farisi 2 menunjukan bahwa upaya‐upaya untuk mengembangkan kecerdasan logicalmathematical anak telah dilakukan. Kata kunci : kecerdasan logicalmathematical, model webbed, kecerdasan jamak

A. Pendahuluan

Anak usia taman kanak‐kanak yakni usia 4 sampai dengan 5 atau 6 tahun merupakan usia yang mengandung masa keemasan bagi perkembangan fisik dan mental seorang anak. Pada masa ini seorang anak sangat sensitif terhadap segala pengaruh yang diberikan oleh lingkungannya. Kondisi anak pada usia ini dapat diibaratkan dengan sepotong karet busa yang menyerap air sepenuhnya dengan tidak mempedulikan apakah air tersebut kotor atau bersih. Oleh sebab itu masa kanak‐kanak adalah masa yang sangat berpengaruh bagi perkembangan anak di masa depan. Ini berarti kesuksesan anak dalam melampaui masa ini menjadi fondasi bagi kesuksesan anak tersebut di masa yang akan datang. Secara umum perkembangan fisiologis anak usia taman kanak‐kanak sangat berkaitan dengan perkembangan fisik yang mencakup perkembangan otak dan susunan syaraf pusat. Berat otak anak usia taman kanak‐kanak telah mencapai 90 dari berat otak orang dewasa. Sejalan dengan itu susunan syaraf pusat turut pula berkembang sehingga membuat anak mampu memfungsikan fungsi susunan syaraf pusat dalam melakukan berbagai kegiatan perkembangannya Papalia Olds, 1995: 221. Adapun perkembangan daya pikir atau kognitif anak usia taman kanak‐kanak berada dalam fase pra operasional yang memiliki ciri‐ciri sebagai berikut: 1 Berpikir egosentris, artinya belum dapat menerima cara berpikir orang lain. Hal ini menyebabkan anak tidak dapat menerima atau memandang suatu permasalahan dari sudut pandang orang lain, 2 Berpikir simbolik artinya mampu menghadirkan objek‐objek di dalam pikirannya walaupun objek tersebut secara fisik tidak hadir, 3 Intuitif dapat memecahkan masalah secara intuitif yaitu dengan cara‐cara yang tidak dapat dijelaskannya. Piaget, 1974 : 49 ‐91 Perkembangan psikososial anak menyangkut perkembangan moral, sikap dan perilaku. Psikososial anak usia taman kanak‐kanak berada dalam fase inisiatif vs rasa bersalah Ericson dalam Seefeltd Barbour, 1994 : 52‐55, Papalia Olds, 1995 : 27‐28. Anak usia taman kanak‐kanak telah dapat bersosialisasi dengan orang‐orang disekitarnya seperti, kakak dan adiknya, saudara sepupu, teman dan orang‐orang lainnya. Perkembangan emosi anak usia taman kanak‐ kanak telah berada dalam fase mampu mengendalikan emosi, mematuhi disiplin, memahami nilai‐nilai baik dan buruk, pantas dan tidak pantas, serta memahami fungsi jender Seefeltd Barbaour, 1994: 52‐55. SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007 214 Perkembangan kemampuan bahasa anak usia dini, khususnya anak usia taman kanak‐kanak telah berada dalam fase ekspresif. Fase ini diawali dengan fase reseptif yaitu kemampuan untuk mendengar dan merekam bahasa dan percakapan yang didengar. Kemampuan ini mendasari kemampuan bahasa ekspresif yaitu kemampuan untuk menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dan menyatakan keinginan atau penolakan Papalia dan Olds, 1995: 222, Papalia dan Olds, 1989: 420 Pada usia taman kanak‐kanak, anak telah menguasai + 2500 kosa kata yang mencakup : bentuk, warna, warna dan bentuk, rasa, bau, kecantikan, suhu, perbedaan, perbandingan jarak, permukaan; halus dan kasar. Anak usia taman kanak‐kanak sudah dapat berperan sebagai pendengar yang baik, dapat berpartisipasi dalam percakapan, dapat memberikan komentar dan tanggapannya terhadap apa yang di dengar dan yang dilihatnya. Perkembangan seni pada anak usia dini merupakan akibat langsung dari perkembangan ‐perkembangan yang terjadi dalam bidang fisik, kognitif, psikososial, bahasa dan komunikasi. Anak usia taman kanak‐kanak ditinjau dari bidang seni telah dapat mengekspresikan seni melalui berbagai aktivitas seni seperti menggambar, merajut, meronce, musik, tari dan sudah dapat menghargai dan menghayati karya seni Seefeltd Barbaour, 1994: 373‐410 Kecerdasan jamak atau multiple inteligences atau intelligensi jamak merupakan perkembangan mutakhir dalam bidang intelligensi yang menjelaskan hal‐hal yang berkaitan dengan jalur‐jalur yang digunakan oleh manusia untuk menjadi cerdas Lazear, 2000: 7. Oleh sebab itu perkembangan kecerdasan jamak berlangsung sejalan dengan perkembangan anak dalam aspek ‐aspek fisiologis, kognitif, seni, bahasa dan komunikasi, serta perkembangan psikososial anak. Secara rinci kecerdasan jamak meliputi kecerdasan ‐kecerdasan: visual, logicalmathematical, spatial, naturalist, rytmic Pend. Matematika 215 musical, intrapersonal, interpersonal, spiritual, bodily kinesthetics, dan verballinguistic. Berkaitan dengan kecerdasan logicalmathematical seorang anak di antaranya meliputi kemampuan berpikir secara induktif dan deduktif, pola‐ pola abstrak, angka dan bilangan, serta berpikir ilmiah. Adapun anak yang menonjol kecerdasan logikamatematikanya memiliki ciri‐ciri sebagai berikut: 1 Mengingat pola‐pola abstract, 2 Mengemukan alasan‐alasan logis secara induktif, 3 Mengemukakan alasan–alasan logis secara deduktif, 4 Memahami hubungan ‐hubungan sebab–akibat, 5 Menghitung di luar kepala secara cepat, 6 Menikmati bahasa komputer, 7 Senantiasa bertanya, mengapa ini, itu dll., 8 Senang bermain catur dan permainan strategi lainnya, 9 Menjelaskan masalah secara logis, 10 Melakukan uji coba dan bereksperimen, 11 Mengerjakan teka teki silang yang logis, 12 Suka menyusun kategori dan hirarki, 13 Mudah memahami peristiwa sebab‐akibat, dan 14 Menyenangi pelajaran Matematika. Apabila seorang anak memiliki kecerdasan logicalmathematical yang baik maka kondisi ini tentu saja diharapkan akan sangat berpengaruh bagi kebaikan kehidupan masa depannya. Saat ini telah banyak berkembang adanya taman‐kanak‐kanak yang menerapkan konsep pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang mengaplikasikan kurikulum yang mengintegrasikan upaya ‐upaya pengembangan kompentensi anak yang terdapat dalam satu rumpun atau beberapa rumpun bidang pengembangan anak usia dini, khususnya anak usia taman kanak‐kanak atau dapat dikatakan pembelajaran terpadu ini berbasis integrated competences based curriculum Fogarty, 1991. Selain itu, pembelajaran terpadu juga merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam penyelenggaraan proses pembelajaran yang memadukan secara sistematis dan holistik upaya‐upaya pengembangan SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007 216 rumpun ‐rumpun pengembangan anak usia dini. Dengan kata lain pembelajaran terpadu juga menerapkan integrated day activities Bentuk ‐bentuk pembelajaran terpadu menurut Fogerty 1991 ada 10 model yakni model fragmented, model connected, model nested, model sequenced, model shared, model webbed, model threaded, model integrated, model immersed dan model networked. Salah satu model yang banyak digunakan adalah model webbed atau model jaringan laba‐laba. Model webbed digunakan apabila materi pembelajaran dan pengembangan anak dipadukan dalam suatu tema yang dapat memayungi beberapa bidang studi, khusus di taman kanak‐kanak biasanya dikenal dengan bidang pengembangan. Hubungan antar bidang studi diwujudkan dalam bentuk jaringan yang saling berhubungan dalam bentuk jaringan laba‐laba. Berdasarkan uraian di atas, berkaitan dengan pengembangan kecerdasan logicalmathematical sebagai salah satu komponen kecerdasan yang penting bagi masa depan seorang anak maka perlu adanya penelitian yang mengungkap sejauh mana pengembangan kecerdasan ini telah dilakukan. Oleh karena itu penelitian ini akan mengungkap tentang bagaimana pengembangan kecerdasan logicalmathematical khususnya pada pembelajaran terpadu yang menggunakan model webbed berbasis kecerdasan jamak. Penelitian difokuskan pada upaya yang dilakukan, kendala yang dihadapi dan usaha mengatasai kendala yang ada. Penelitian ini dilaksanakan di Taman Kanak‐Kanak Islam Terpadu Salman Al Farisi II Yogyakarta mengingat TKIT ini telah menerapkan pembelajaran terpadu berbasis kecerdasan jamak multiple intelligences dengan menggunakan model webbed. Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi upaya‐upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan logicalmathematical pada pembelajaran terpadu Pend. Matematika 217 model webbed berbasis kecerdasan jamak di Taman Kanak‐Kanak? Penelitian ini sangat penting, karena di usia ini perkembangan otak seorang anak sedang maksimal, sehingga perlu adanya pengoptimalan pengembangan kecerdasan logicalmathematical nya. B. Kajian Pustaka Anak usia taman kanak‐kanak adalah anak yang berusia 4 – 5 atau 6 tahun. Secara umum perkembangan anak usia ini meliputi perkembangan fisiologis, kognitif, psikososial, bahasa dan komunikasi, dan seni.

1. Perkembangan Fisiologis