berbagi tanggung jawab. Para siswa secara individu diberi evaluasi kuis yang
ikut berpengaruh terhadap seluruh anggota kelompok. Hasil belajar kelompok
tersebut dibandingkan dengan kelompok lainnya guna memperoleh
penghargaan berupa pujian dari guru.
Adapun langkah‐langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut
Slavin 1995 adalah sebagai berikut : 1 Penyajian Materi; 2 Kegiatan
Kelompok; 3 Tes Hasil Belajar; 4 Perhitungan skor perkembangan kelompok
5 Penghargaan Kelompok.
3. Model Belajar Kooperatif Tipe Teams Games Tournament TGT
Model Belajar Kooperatif Tipe Teams Games Tournament TGT hampir
mirip dengan model belajar kooperatif tipe STAD, namun TGT mempunyai
karakterisitik lain yaitu adanya kompetisi yang mengandung permainan. Siswa
memainkan permainan‐permainan dengan anggota kelompok lain untuk
memperoleh tambahan nilai untuk skor kelompok mereka.
Adapun langkah‐langkah pembelajaran kooperatif tipe TGT menurut Slavin
1995 adalah sebagai berikut : 1 Presentasi Kelas; 2 Kegiatan Kelompok; 3
Turnamen Akademik; 4 Penghargaan Kelompok; 5 Pergeseran.
4. Model Belajar Kelompok Tipe Jigsaw
Pada Model Belajar Kooperatif tipe Jigsaw, siswa dikelompokkan menjadi
beberapa kelompok yang beranggotakan enam orang dengan mempelajari
materi akademik yang telah dibagi menjadi sub‐sub bab. Setiap anggota
kelompok membaca sub‐bab yang ditugaskan. Anggota kelompok yang
berbeda yang telah mempelajari sub‐bab sama bertemu dalam kelompok ahli
untuk mendiskusikan sub‐bab mereka.
Adapun langkah‐langkah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menurut
Slavin 1995 adalah sebagai berikut : 1 Pemberian materi ; 2 Kegiatan
Diskusi Pada Kelompok asal; 3 Kegiatan diskusi pada kelompok ahli 4
Bertukar informasi kembali dikelompok asal ; 5 Tes Individu; 6 Perhitungan
skor perkembangan kelompok 6 Pemberian penghargaan.
SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007
42
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan, maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah :
Kemampuan pemahaman matematika siswa yang pembelajarannya
menggunakan model belajar kooperatif tipe jigsaw lebih baik dari pada
kemampuan pemahaman matematika siswa yang pembelajaranya
menggunakan model belajar TGT maupun STAD.
Metode dan Prosedur Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
dengan disain penelitian sebagai berikut :
R X
1
O R
X
2
O R
X
3
O R
= Pemilihan sampel secara acak X
1
= Perlakuan berupa pemberian model belajar koopertif tipe STAD X
2
= Perlakuan berupa pemberian model belajar koopertif tipe TGT X
3
= Perlakuan berupa pemberian model belajar koopertif tipe Jigsaw Prosedur
eksperimen dilakukan dengan cara melaksanakan 1 perlakuan berupa
pemberian model belajar kooperatif tipe STAD, TGT, dan Jigsaw, dan 2
pemberian post tes untuk mengukur pemahaman matematika siswa. Penelitian
ini mengambil lokasi di SMP Negeri 3 Cimahi. Dengan populasi seluruh
siswa SMP Negeri 3 Cimahi. Sedangkan subyek sampel adalah siswa dari
2 kelas VIII yang dipilih secara acak dari kelas paralel yang ada. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat soal bentuk
uraian sebanyak 5 buah soal dan telah memenuhi soal yang baik dilihat dari
segi validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya pembeda soal. Teknik
pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
varians satu jalur, karena ingin mengetahui perbedaan rata‐rata dari
Pend. Matematika
43
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan hasil pengolahan data didapat hasil statistik yang disajikan
dalam Tabel 1 berikut ini :
Tabel 1. Data Statistik Hasil Penelitian
STAT JIGSAW
TGT NHT
TOTAL n
30 30
30 90
∑
X 231
195 165
591
∑
2
X 1843
1301 941
4085
X
7,7 6,5
5,5 ‐
S 1,52
1,07 1,07
‐ V
2,22 1,14
1,14 ‐
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan
, didapat
2
χ
2
χ
hitung
= 5,48,
sedangkan
2
χ
tabel
= 9,21, karena
2
χ
hitung
2
χ
tabel
, maka disimpulkan ketiga
varians tersebut homogen.
Selanjutnya untuk menguji hipotesis, digunakan rumus analisis varians satu
jalur dan hasilnya penulis sajikan dalam Tabel 2 berikut ini:
Tabel 2. Hasil Perhitungan Analisis Varians Terhadap Tiga Perlakuan
SV JK
db RK
F p
A 72,8
2 36,40
24,10 0,01
d 131,80
87 1,51
‐ ‐
T 204,10
89 ‐
‐ ‐
Berdasarkan perhitungan didapat F
hitung
= 24,10, sedangkan F
297
= 19,47, karena
F
hitung
F
tabel
, maka efektivitas ketiga perlakuan tersebut berbeda sangat
signifikan. Dengan melihat rata‐rata ketiga perlakuan, maka dapat disimpulkan
urutan efektifitas model pembelajaran kooperatif terhadap pemahaman
matematika sebagai berikut :
1. Model Belajar Kooperatif tipe Jigsaw
2. Model Belajar Kooperatif tipe TGT
SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007
44
3. Model Belajar Kooperatif tipe STAD
Disamping hasil yang telah dikemukakan, berikut ini disajikan beberapa
temuan dalam penelitian ini.
1. Klasifikasi Total Skor Pemahaman Matematika