Populasi dan Sampel Variabel Penelitian Deskriptif Data Uji

satu diantara mata pelajaran yang di ujikan dalam ujian nasional yang merupakan syarat bagi kelulusan siswa‐siswa SMP maupun SMA, ketakutan siswapun semakin bertambah. Namun demikian semua orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari‐hari. Penyebab timbulnya kesulitan siswa dalam belajar antara lain lemahnya minat dan motivasi pada pelajaran, gelisah, suasana lingkungan belajar yang tidak menyenangkan dan tenang, kondisi kesehatan jasmani dan tidak memiliki kecakapan dalam cara‐cara belajar yang baik. Penyebab timbulnya kesulitan siswa dalam belajar akan berdampak terhadap prestasi belajar. Dari uraian di atas timbul suatu permasalahan bagaimana pandangan atau persepsi siswa kelas XII SMA dan MA NegeriSwasta terhadap pelajaran matematika. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk faktor‐faktor yang mempengaruhi minat siswai mempelajari pelajaran Matematika.

II. METODOLOGI PENELITIAN

2.1. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMA dan MA NegeriSwasta Jurusan IPS yang berada di Kabupaten Sleman. Dari data Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman tahun 2004, jumlah SMA dan MA NegeriSwasta terdapat 57 sekolah yang tersebar di 17 Kecamatan. Dari 17 Kecamatan akan di ambil sampel sebanyak 10 Kecamatan secara acak kemudian dari 10 Kecamatan tersebut akan di ambil seluruh SMA dan MA dengan mengambil tiap‐tiap SMA dan MA hanya 1 kelas.

2.2. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel kualitatif dan variabel kuantitatif. Variabel kualitatifnya berupa identitas responden sedangkan variabel kuantitatifnya berupa minat dan motivasi terhadap mata SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007 78 pelajaran matematika, tingkat kesulitan, lingkungan belajar, sikap siswa terhadap guru pengajar matematika.

2.3 Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling kelompok 3 tahap. Tahap pertama diambil 10 sampel dari unit sampling yang berupa kecamatan sebagaimana tertera pada gambar 1., dan tahap kedua dari setiap unit sampel yang terambil diamati secara keseluruhan dan dari setiap unit sampel diambil masing‐masing satu kelas. Gambar 1. Diagram Jumlah Sekolah di Setiap Kecamatan

III. LANDASAN TEORI

Analisis faktor merupakan teknik analisis statistika yang bertujuan menerangkan struktur hubungan di antara variabel‐variabel yang diamati dengan jalan membangkitkan beberapa faktor yang jumlahnya lebih sedikit daripada banyaknya variabel asal. Langkah ‐langkah yang diperlukan di dalam analisis faktor adalah: 1. Merumuskan Masalah Merumuskan masalah meliputi beberapa kegiatan. Pertama, tujuan analisis faktor harus dikenali. Variable yang tercakup dalam analisis harus disebutkan secara khusus berdasarkan penelitian sebelumnyapast research, Pend. Matematika 79 teori, dan pertimbangan subjektif dari peneliti. Variable harus benar‐benar diukur secara tepat pada skala interval atau rasio. 2. Membentuk Matriks Korelasi Proses analitis didasarkan pada suatu matrik korelasi antar‐variabel. Matrik korelasi ini menunjukkan hubungan antara variabel‐variabel yang digunakan sebagai input analisis faktor. Perhitungan matriks korelasi antar variabel dapat diperoleh dari korelasi product moment sebagai berikut: ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ = = = = = = = ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ − = n i n i i i n i n i i i n i n i i n i i i i xy y y n x x n y x y x n r 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 dimana : = i x nilai variabel x untuk pengamatan ke‐i = i y nilai variabel y untuk pengamatan ke‐i n = jumlah pengamatan 3. Menentukan Metode Analisis Faktor Untuk menentukan ketepatan penggunaan analisis faktor dapat di lihat berdasarkan Bartlett’s test of sphericity dan Kaiser‐Meyer‐Olkin Measure Of Sampling Adequacy KMO dengan rumus sebagai berikut : ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ = = = + = ij a ij r ij r KMO j i j i j i 2 2 2 …2 dimana : = ij r Besar koefisien korelasi observasi = ij α Besar koefisien korelasi parsial Sedangkan untuk perhitungan nilai Barlett Test of Sphericity menggunakan rumus sebagai berikut : [ ] [ ] j p s il p p n X λ ∑ + + + − − = 6 1 ln 2 1 2 6 1 1 ln 2 3 SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007 80 dimana : S = Variansi n = Banyaknya pengamatan p = Jumlah variable = j λ Nilai eigen ke ‐ j Dalam penelitian ini menggunakan metode principal components analysis PCA. Dalam PCA the total variance yang diperhatikan yaitu diagonal matrik korelasi, setiap elemennya sebesar 1 dan full variance digunakan untuk dasar pembentukan faktor, yaitu variabel‐variabel baru sebagai pengganti variabel‐ variabel lama yang jumlahnya lebih sedikit dan tidak lagi berkorelasi satu sama lain seperti variabel aslinya. 4. Melakukan Rotasi Hasil yang terpenting dari analisis faktor ialah matrix factor atau matrik faktor pola factor pattern matriks. Matriks faktor memuat koefisien yang dipergunakan untuk mengekspresikan variabel baku yang dinyatakan dalam faktor. Koefisien ini merupakan factor loading, mewakili koefisien korelasi antar faktor dengan variabel. Koefisien dengan nilai mutlak absolute yang besar menunjukkan bahwa faktor dan variabel sangat terkait closely related, koefisien dari matriks faktor dapat digunakan untuk menginterpretasikan faktor. Metode rotasi yang banyak digunakan adalah varimax procedure, ini disebut metode rotasi orthogonal yang meminimumkan banyaknya variabel dengan loading yang tinggi ≥ 0,30 pada suatu faktor sehingga memudahkan pembuatan interpretasi faktor. 5. Menginterpretasikan Faktor Interpretasi mengenai faktor bisa dipermudah dengan mengenali mengidentifikasi variabel yang mempunyai nilai loading yang besar pada factor yang sama. Faktor tersebut kemudian bisa diinterpretasikan menurut Pend. Matematika 81 variabel ‐variabel yang mempunyai nilai loading yang tinggi dengan faktor tersebut.

IV. ANALISIS PEMBAHASAN

4.1 Deskriptif Data

Responden yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah 670 orang yang tersebar di 15 sekolah SMAMA baik negeri maupun swasta di 10 kecamatan terpilih. Distribusi jumlah responden di setiap sekolah sebagaimana pada gambar 2. di bawah. Gambar 2. Diagram Jumlah Responden Setiap Sekolah Gambar 2., memberikan informasi bahwa jumlah responden yang paling banyak dari SMA NEGERI 1 SLEMAN yaitu 38 siswa, dan paling sedikit dari SMA TERPADU DARUL HIKMAH yaitu 3 siswa. Sementara itu dari total responden yang 54 diantaranya berjenis kelamin perempuan ini, sebagian besar berusia 17 tahun, dan responden termuda berusia 15 tahun, seperti pada gambar 3. SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007 82 Gambar 3. Diagram Usia Responden

4.2 Uji

Validitas dan Reliabilitas Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner sebagai alat untuk mengumpulkan data, dengan jawaban yang dibuat dalam bentuk skala ordinal. Dengan demikian sebelum dilakukan analisis lebih lanjut, dari data yang diperoleh terlebih dahulu ditransformasi dalam skala interval. Pada penelitian ini digunakan transformasi yang diusulkan oleh Christoper 2003, dengan rumus sebagai berikut: 1 1 − − = k ik ik M r z 4 dimana: = rangking data ik r ik x = maksimum rangking dari himpunan data k M ik x Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan sebanyak dua tahap, diperoleh hasil bahwa dari 23 pernyataan yang tertera pada kuesioner, terdapat 5 butir item yang tidak valid yaitu butir item ke 6, 8, 14, 20, dan 23. Oleh karena itu dilakukan pengujian ulang dengan menggunakan 18 butir item yang telah valid dan mengeluarkan 5 butir item yang tidak valid. Pada tulisan ini hanya ditampilkan uji validitas pada tahap pertama, dengan hasil sebagai berikut: 1. Hipotesis Ho : tidak terdapat korelasi antara variabel satu dengan yang lain butir tidak valid H 1 : terdapat korelasi antara variabel satu dengan yang lain butir valid 2. Tingkat sigifikansi : 05 , 5 = = α diperoleh Nilai r tabel = 0,197 3. Daerah kritis: Tolak hipotesis nol jika r xy ≤ r tabel . 4. Statistik uji, sebagaimana disajikan pada tabel 1. Pend. Matematika 83 5. Keputusan: dari tabel 1., terlihat bahwa terdapat 5 item tidak valid 6. Kesimpulan Terdapat korelasi antara variabel satu dengan yang lain, sehingga perlu dilakukan pengujian validitas tahap 2. Tabel 1. Pengujian Validitas Kuisioner Tahap 1 Butir item r xy Kesimpulan 1 0,515 Ho ditolak valid 2 0,525 Ho ditolak valid 3 0,600 Ho ditolak valid 4 0,471 Ho ditolak valid 5 0,449 Ho ditolak valid 6 ‐0,370 Ho diterima tidak valid 7 0,267 Ho ditolak valid 8 ‐0,379 Ho diterima tidak valid 9 0,571 Ho ditolak valid 10 0,371 Ho ditolak valid 11 0,621 Ho ditolak valid 12 0,520 Ho ditolak valid 13 0,634 Ho ditolak valid 14 0,163 Ho diterima tidak valid 15 0,219 Ho ditolak valid 16 0,539 Ho ditolak valid 17 0,445 Ho ditolak valid 18 0,577 Ho ditolak valid 19 0,458 Ho ditolak valid 20 ‐0,048 Ho diterima tidak valid 21 0,332 Ho ditolak valid 22 0,516 Ho ditolak valid 23 ‐0,274 Ho diterima tidak valid Pengujian validitas tahap dua hasil tidak ditampilkan, memberikan kesimpulan bahwa kedelapanbelas variabel telah valid, dengan demikian dapat dilanjutkan untuk uji reliabilitas, dengan hasil sebagai berikut: 1. Hipotesis SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007 84 Ho : tidak terdapat korelasi antara variabel satu dengan yang lain butir tidak reliabel H 1 : butir reliabel 2. Tingkat signifikansi : 05 , 5 = = α 3. Daerah kritis : Tolak hipotesis nol jika r total ≤ r tabel 4. Statistik uji : tt tt total r r r + = 1 2 diperoleh Nilai r total = 0,890 5. Keputusan: Karena r total = 0,890 r tabel = 0, 197 maka Ho ditolak. 6. Kesimpulan: Butir‐butir pernyataan dalam kuesioner reliabel.

4.3 Analisis