M., Chan. C. et al., 1993; Po‐Hung Liu, 2000; Gama, C., 2001; Hartman, H.J.,
2001; Wilson,J., 2001, et al, 2002, etc..
Sejak tahun 1980 kurikulum matematika pada beberapa negara
menekankan pada pentingnya problem solving dan metakognisi diidentifikasi
sebagai suatu faktor kunci dalam proses problem solving. Ada dua
keterampilan metakognitif yang penting dalam problem solving yaitu
monitoring diri dan perencanaan Derry and Hawkes, 1993. Monitoring diri
mengacu pada kemampuan individu untuk melakukan pemeriksaaan langsung
dari proses problem solving. Perencanaan melibatkan pemecahan masalah
yang kompleks ke dalam sub – sub tujuan sehingga dapat diselesaikan secara
terpisah dan berurutan untuk memperkaya penyelesaian akhir. Strategi
perencanaan memungkinkan seseorang untuk menentukan sub tujuan mana
yang akan diperoleh dan dalam urutan yang mana Derry and Hawkes, 1993.
Penerapan pendekatan keterampilan metakognitif dalam pembelajaran matematika
merupakan salah satu upaya konkret untuk menjawab tantangan Kurikulum
Nasional 2004. Pendekatan keterampilan metakognitif dapat digunakan
sebagai salah satu upaya alternatif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
matematika di sekolah. Suzana 2004: B4‐3 mendefinisikan pembelajaran
dengan pendekatan keterampilan metakognitif sebagai pembelajaran
yang menanamkan kesadaran bagaimana merancang, memonitor,
serta mengontrol tentang apa yang mereka ketahui; apa yang diperlukan
untuk mengerjakan
dan bagaimana
melakukannya; menitikberatkan
pada aktivitas belajar siswa; membantu dan membimbing siswa
jika ada kesulitan; dan membantu siswa untuk mengembangkan konsep diri
apa yang dilakukan saat belajar matematika.
2. Sisi – Sisi Metakognitif
Konseptualisasi dari kata ”metakognisi”, secara umum metakognisi
adalah model dari kognisi, yang merupakan aktivitas pada suatu meta‐level
SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007
336
dan dihubungkan untuk objek seperti kognisi melalui monitoring dan fungsi
kontrol. Meta‐level diinformasikan oleh objek‐kata melalui fungsi monitoring
dan memodifikasi objek‐kata melalui fungsi kontrol. Sehingga metakognisi
mempunyai peranan ganda: a sebagai suatu bentuk representasi kognisi yang
didasarkan pada proses monitoring; dan b kontrol guna pada kognisi yang
didasarkan pada representasi dari kognisi. Metakognisi mempunyai beberapa
sisi yang membuat sulit untuk membedakan antara monitoring dan kontrol dan
mengatur batas antara kedua fungsi tersebut. Ada dua bentuk dasar dari fungsi
monitoring yaitu pengetahuan metakognitif dan pengalaman metakognitif.
Kemampuan metakognitif atau strategi yang digunakan, pada sisi yang lain,
manifestasi dari fungsi kontrol.
Secara khusus, pengetahuan metakognitif adalah pernyataan tentang
kognisi, yang diperoleh dari long‐term memory. Hal ini meliputi yang
pengetahuan implisit ataupun eksplisit atau ide, kepercayaan, dan teori
tentang dirinya sendiri dan orang lain sebagai suatu kognisi, dan hubungannya
dengan berbagai tugas kognisi, tujuan, aktivitas atau strategi seperti cara
umum dari proses tugas. Pengetahuan metakognitif meliputi kepercayaan,
ide, teori tentang berbagai fungsi kognisi, seperti memori atau berpikir,
mengenai apa yang dapat dilakukan dan bagaimana melakukan sesuatu,
contohnya metamemory, metaattention dan lain – lain. Ini juga meliputi
pengetahuan dari kriteria validitas pengetahuan, apa yang disebut dengan
’epistemic cognition’. Satu hal yang dapat dijadikan argumen bahwa teori
berpikir juga merupakan suatu peningkatan dari pengetahuan metakognisi,
walaupun teori – teori dibidang ini tidak membuat hubungan tersebut.
Pentingnya pengetahuan metakognisi adalah menyediakan suatu kerangka
untuk pengertian seseorang sebaik kognisi yang lainnya dan juga membimbing
interpretasi dari situasi data sehingga mengontrol pembuatan keputusan secara
mandiri.
Pend. Matematika
337
Tabel 1
Sisi – Sisi dari Metakognisi dan manifestasinya sebagai fungsi dari monitoring
dan fungsi kontrol
Monitoring Kontrol
Pengetahuan Metakognitif
Pengalaman Metakognitif
Kemampuan Metakognitif
Ide, kepercayaan, teori –
teori dari
‐. Orang laindiri sendiri ‐. Tugas – tugas
‐. Strategi ‐. Tujuan
‐.
Fungsi kognitif
memory, perhatian, dll
‐. Validitas dari pengetahuan
‐. Teori berpikir Perasaan
‐. Perasaan kekeluargaan
‐. Perasaan kesulitan ‐. Perasaan pengetahuan
‐. Perasaan percaya diri ‐. Perasaan kepuasan
PenilaianPerkiraan
‐. Penilaian belajar ‐. Informasi sumber
memori
‐. Perkiraan usaha ‐. Perkiraan Waktu
Tugas – Tugas Khusus
‐. Pengetahuan ‐. Tugas utama
‐. Prosedur pengerjaan Kesadaran,
aktivitas yang
disengaja dan strategi
yang digunakan untuk:
‐. Alokasi usaha ‐. Orientasi monitoring
persyaratan
permintaan tugas
‐. Pengecekan dan pengaturan proses
kognitif ‐. Evaluasi hasil proses
Sumber : Anastasia Efklides
Kemampuan metakognitif adalah prosedur pengetahuan. Hal ini adalah
apa yang dilakukan seseorang secara sengaja untuk mengontrol kognisi.
Kemampuan metakognitif merupakan bagian dari apa yang disebut ”proses
eksekutif” atau ”strategi metakognitif”. Kemampuan metakognitif ini meliputi
aktivitas seperti orientasimonitoring pengertian persyaratan tugas,
merencanakan langkah – langkah yang diambil untuk proses tugas, mengecek
dan mengatur proses kognitif jika terjadi kegagalan, dan mengevaluasi hasil
proses. Kemampuan metakognitif sebagai bagian dari proses pengaturan diri,
walaupun kita sadar bahwa pengaturan diri tidak dapat dikurangi untuk
kemampuan metakognitif.
SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007
338
Pertanyaan yang harus diajukan untuk mengaplikasikan kemampuan
metakognitif adalah, bagaimana seseorang tahu kapan dia membutuhkan
aplikasi dari kemampuan metakognitif yang membuat dia menyadari bentuk
dari proses, seperti proses kognitif tersebut.
3. Aspek – Aspek Metakognitif