Manfaat penelitian Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta

Ketika menggunakan biplot, jenis variabel yang dilibatkan adalah variabel‐ variabel numerik , sehingga dapat disusun suatu table ringkasannya. Tidak jarang, kita berhadapan dengan data yang mempunyai variabel yang bertipe kategorik, seperti pekerjaan, jenis kelamin, kelompok umur, partai politik yang dipilih, warna kesukaan dan lain sebagainya. Beberapa alat yang biasa digunakan untuk menyajikan data adalah: table frekwensi, table kontingensi, diagaram lingkaran dan diagram batang. Pengguanaan alat‐alat tersebut tidak begitu efektif dan tidak mungkin bila kita berhadapan dengan banyak variabel kategorik , apalagi dengan kategori yang cukup banyak disetiap variabelnya. Analisis korespondensi membantu kita memperkecil masalah yang kita hadapi dengan menghasilkan sebuah plot koresondensi yang mirip dengan plot hasil analisois biplot.

2. Rumusan Masalah

Dengan berdasarkan latar belakang masalah diatas metode analisis apa yang cocok untuk mereduksi dimensi variabel dan menggambarkan profil vektor baris dan vektor kolom suatu matriks data dari tabel kontingensi, 3. Tujuan penelitian Untuk mereduksi dimensi variabel dan melihat hubungan antara dua variabel atau lebih dari tabel kontingensi

4. Manfaat penelitian

Sebagai masukan bagi pemerintah daerah propinsi Jawa Timur dalam rangka meningkatkan PDRB Jawa Timur.

II. Tinjauan Pustaka

Analisis korespondensi adalah tehnik untuk menyajikan baris dan kolom dari suatu matriks data yang merupakan table kontingensi dua arah dan sebagai titik dalam ruang vektor berdimensi gandaGreenacre, 1984. Analisis korespondensi mempunyai kesamaan konsep dengan analisis komponen SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007 698 utama dan biplot, yaitu dapat mereduksi data kedalam ruang berdimensi yang lebih rendah berdasarkan akar karakteristik terbesar untuk mempertahankan informasi optimum. Analisis korespondensi adalah tehnik interdepedensi yang lebih popular untuk mereduksi dimensi dan perceptual maping Hair dkk,1998. Analisis korespondensi menggambarkan kedekatan profil antar kontingen pada tiap gugus data dalam bentuk grafik atas dasar posisi relatif yang menunjukkan jarak antar kategori. Perhitungan jarak dengan menggunakan jarak chi‐kuadrat dirumuskan sebgai berikut: Jarak baris ke I dan ke I’ adalah : d 2 i,I’ = ∑ 1f.j fijfi. – fi’j fi’. 2 Jarak kolom ke j dengan ke j’ adalah d 2 j.j’ = ∑ 1fi. fijf.j. – fi’j f.j’. 2 dimana i=1,2,…n dan j=1,2,…p fij = frekuensi relatif sel baris ke i kolom ke j fi. = total frekuensi relatif baris ke i. f.j = total frekunsi relatif kolom ke j. Konsep jarak chi‐kuadrat adalah jika dua barais yang identik penyebaran frekuensi relatif masing‐masing kategori pada kolom bernilia sama digabung maka jarak antar kolom tidak berubah, dan jika dua kolom yang identik digabungkan maka jarak antar baris tidak berubah. Misalkan N adalah matriks data berukuran IXJ yang dinotasikan N IXJ =n ij , n ij ≥0. Dengan P merupakan matriks korespondensi yang diperoleh dengan membagi setiap unsur matriks N dengan total semua matriks N, yaitu: P =1n.. N, Dimana n.. = 1’N1 Matematika 699 Misalkan Dr adalah matriks diagonal dari r yang berukuran IXJ yang dinotasikan D r IXJ =diagI dan Dc adalah matriks diagonal dari c yang berukuran IXJ yang dinotasikan DcIXJ = diag c dengan r = p 1 dan c= p’ 1 Maka matriks profil baris dan matriks kolom adalah: R = Dr ‐1 P dan C = Dc ‐1 P’ Kontribusi Mutlak Kontribusi mutlak adalah proporsi keragaman yang diterangkan oleh masing ‐masing titik terhadap sumbu utamanya. Nilai kontribusi mutlak ini digunakan untuk menentukan suatu titik yang masuk pada suatu faktor dimensi dengan kriteria bahwa titik yang masuk ke dalam suatu faktor adalah yang mempunyai nilai atau proporsi yang terbesar. Perhitungannya adalah sebagai berikut: . 2 i . i f i ca α ψ = Dengan . ∑ = = n 1 i 1 i ca Keterangan: adalah factor yang bersesuaian dengan vector eigen . Nilai dari dapat dicari dengan α ψ α α ψ ψ λ ϕ λ ψ α ˆ 1 F D 1 1 n = = − . Korelasi Kuadrat Korelasi kuadrat adalah bagian ragam dari suatu titik yang dapat dijelaskan oleh sumbu utamanya. Semakin tinggi nilai korelasi kuadrat menunjukkan bahwa sumbu utama mampu menerangkan nilai inertia dengan baik sekali, dan sebaliknya semakin kecil nilai koelasi kuadrat maka semakin sedikit nilai inertia yang dapat diterangkan oleh sumbu utama. SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007 700 Dalam ruang dimensi n, korelasi kuadrat dapat dituliskan sebagai ∑ = α α α α ϕα λ ϕα λ 2 2 i Cr .

III. Metode Penelitian

Data diambil dari tugas akhir mahasiwa Statistika ITS Surabaya. Variabel dalam data tersebut adalah variabel kabupaten‐kabupaten yang ada di Jawa Timur dan variabel Struktur perekonomian Jawa Timur. Langkah ‐langkah dalam analisa korespondensi adalah: • Menentukan matrik X, F, Dp,dan Dn. • Tentukan nilai eigen λ dan vektor eigen dari S yaitu u. • Menentukan operator proyeksi ψ ϕ, . • Selanjutnya menentukan koordinat, kontribusi mutlak, korelasi kuadrat, masing masing variabel • Analisa pertabel masing‐masing titik masuk faktor mana. • Setelah itu plot antara baris dan kolom yaitu antara kabupaten dan struktur perokonomiannya di Jawa Timur. • Selanjutnya dapat dilakukan analisa serentak sehingga dapat dilihat kecenderungan antar kedua variabel.

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Tabulasi silang antara Kabupatenkotamadya dan struktur ekonomi Jawa Timur dapat dilihat sebagai berikut: Contingency Table PDRB Ind PDRB Per PDRB Per Pek Ind Pek Pert Pek Perd Pac 70 5263 1198 179 7902 703 Matematika 701 Pon 127 4996 1628 480 6243 1575 Tren 70 4245 1673 1856 5194 1295 Tulug 2349 2191 2802 1928 4054 1638 Blit1 90 5408 1432 691 5672 1675 Ked1 1070 4202 2372 1224 4671 1990 Mal1 812 3402 2019 926 4785 1593 Lum 637 4654 2119 694 5284 1758 Jem 533 4048 2193 1017 4707 2021 Bany 876 3782 1945 1080 5399 1578 Bond 285 5089 1796 741 5862 1618 Situb 609 4464 2206 658 5988 1406 Prob1 1103 4936 1723 578 6225 1702 Pas1 3566 2332 2161 1812 4366 1684 Sid 4335 612 2561 3536 955 1966 Moj1 1564 2472 2622 2323 3225 1854 Jom 707 3990 2044 1121 3339 2530 Ngan 393 3979 2420 623 5737 1623 Mad1 217 4872 1797 780 5807 1679 Mag 254 4770 1890 1012 5953 1341 Ngawi 218 5041 1758 461 6277 1472 Boj 256 5632 1446 571 6864 1269 Tub 1813 2705 2723 507 6013 1637 Lam 5400 5732 1796 424 6998 1310 Grs 4136 1375 2247 2998 2959 1856 Bangkl 52 4930 2434 561 6610 1319 Sam 61 5792 2366 385 7788 663 Pam 38 4071 2708 497 7273 951 Sum 503 3933 1555 693 6423 1393 SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007 702 Ked2 8087 3 1091 2424 656 2751 Blit2 689 563 3621 1109 712 3400 Mal2 3314 99 2858 1907 207 2928 Prob2 2280 459 2828 1251 1193 3115 Pas2 1141 624 3889 3148 1074 2661 Moj2 688 250 2914 2339 294 3274 Mad2 1781 215 3575 768 402 3419 Surabaya 3432 33 1437 2088 126 3411 Total 53556 121164 81847 45390 163237 70058 Total Pac 15315 Pon 15049 Tren 14333 Tulug 14962 Blit1 14968 Ked1 15529 Mal1 13537 Lum 15146 Jem 14519 Bany 14660 Bond 15391 Situb 15331 Total 15315 Matematika 703 15049 14333 14962 14968 15529 13537 15146 14519 14660 15391 15331 16267 15921 13965 14060 13731 14775 15152 15220 15227 16038 15398 21660 15571 15906 17055 15538 14500 SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007 704 15012 10094 11313 11126 12537 9759 10160 10527 535252 Analysis of Contingency Table Axis Inertia Proportion Cumulative Histogram 1 0.2907 0.7426 0.7426 2 0.0709 0.1811 0.9237 3 0.0188 0.0481 0.9717 4 0.0086 0.0220 0.9937 5 0.0024 0.0063 1.0000 Total 0.3914 Dengan melihat hasil output di atas didapatkan interpretasi analisis data yaitu dengan cukup diperhatikan pada dua dimensi saja. Artinya dengan menggunakan dua dimensi atau mengelompokkan ke dalam dua faktor maka sudah dapat menjelaskan variabilitas data yang ada yaitu sebesar 92,37, sedangkan jika diambil tiga dimensi maka variabilitas yang dapat dijelaskan sebesar 97,17. Artinya faktor ketiga hanya dapat menjelaskan variabilitas data yang cukup kecil, yaitu sebesar 4,81, sehingga cukup diambil dua dimensi saja. Matematika 705 Dari dua faktor yang diambil, kemudian dari faktor tersebut dapat diterangkan proporsinya sebagai berikut: 1. Faktor 1 menerangkan variabilitas data sebesar 74,26 dengan nilai inersia sebesar 0,2907 2. Faktor 2 menerangkan variabilitas data sebesar 18,11 dengan nilai inersia sebesar 0,0709. Row Contributions ‐‐‐‐Component 1‐‐‐‐ ‐‐‐‐Component 2‐‐‐‐ ID Name Qual Mass Inert Coord Corr Contr Coord Corr Contr 1 Pac 0.985 0.029 0.033 ‐0.649 0.930 0.041 ‐0.159 0.056 0.010 2 Pon 0.972 0.028 0.016 ‐0.467 0.972 0.021 ‐0.001 0.000 0.000 3 Tren 0.559 0.027 0.011 ‐0.290 0.501 0.008 0.098 0.057 0.004 4 Tulug 0.710 0.028 0.007 0.262 0.695 0.007 ‐0.039 0.015 0.001 5 Blit1 0.891 0.028 0.016 ‐0.451 0.890 0.020 0.013 0.001 0.000 6 Ked1 0.736 0.029 0.001 ‐0.107 0.612 0.001 0.048 0.124 0.001 7 Mal1 0.980 0.025 0.002 ‐0.172 0.955 0.003 0.028 0.025 0.000 8 Lum 0.923 0.028 0.006 ‐0.287 0.917 0.008 0.023 0.006 0.000 9 Jem 0.925 0.027 0.004 ‐0.200 0.707 0.004 0.111 0.218 0.005 10 Bany 0.942 0.027 0.003 ‐0.199 0.940 0.004 ‐0.009 0.002 0.000 11 Bond 0.959 0.029 0.012 ‐0.395 0.957 0.015 0.014 0.001 0.000 12 Situb 0.982 0.029 0.008 ‐0.331 0.981 0.011 ‐0.010 0.001 0.000 13 Prob1 0.937 0.030 0.008 ‐0.294 0.826 0.009 ‐0.108 0.111 0.005 14 Pas1 0.953 0.030 0.015 0.350 0.609 0.013 ‐0.263 0.344 0.029 15 Sid 0.903 0.026 0.074 0.993 0.886 0.089 ‐0.140 0.018 0.007 16 Moj1 0.621 0.026 0.008 0.239 0.498 0.005 0.119 0.123 0.005 17 Jom 0.429 0.026 0.005 ‐0.067 0.060 0.000 0.168 0.369 0.010 18 Ngan 0.943 0.028 0.008 ‐0.315 0.897 0.009 0.071 0.046 0.002 SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007 706 19 Mad1 0.963 0.028 0.011 ‐0.388 0.955 0.015 0.036 0.008 0.001 20 Mag 0.960 0.028 0.011 ‐0.380 0.957 0.014 0.020 0.003 0.000 21 Ngawi 0.984 0.028 0.015 ‐0.457 0.983 0.020 ‐0.014 0.001 0.000 22 Boj 0.980 0.030 0.020 ‐0.502 0.956 0.026 ‐0.079 0.023 0.003 23 Tub 0.157 0.029 0.006 ‐0.061 0.047 0.000 ‐0.093 0.110 0.003 24 Lam 0.905 0.040 0.036 0.085 0.021 0.001 ‐0.557 0.884 0.177 25 Grs 0.901 0.029 0.040 0.661 0.810 0.044 ‐0.222 0.091 0.020 26 Bangkl 0.983 0.030 0.016 ‐0.453 0.972 0.021 0.048 0.011 0.001 27 Sam 0.967 0.032 0.027 ‐0.568 0.957 0.035 ‐0.057 0.010 0.001 28 Pam 0.840 0.029 0.019 ‐0.467 0.834 0.022 0.041 0.006 0.001 29 Sum 0.916 0.027 0.011 ‐0.371 0.898 0.013 ‐0.052 0.018 0.001 30 Ked2 0.994 0.028 0.179 1.384 0.764 0.185 ‐0.759 0.230 0.228 31 Blit2 0.911 0.019 0.045 0.553 0.329 0.020 0.734 0.581 0.143 32 Mal2 0.988 0.021 0.061 1.049 0.980 0.080 0.099 0.009 0.003 33 Prob2 0.909 0.021 0.034 0.724 0.824 0.037 0.232 0.085 0.016 34 Pas2 0.880 0.023 0.050 0.643 0.496 0.033 0.567 0.384 0.106 35 Moj2 0.975 0.018 0.055 0.748 0.476 0.035 0.766 0.499 0.151 36 Mad2 0.801 0.019 0.051 0.776 0.570 0.039 0.494 0.231 0.065 37 Surabaya 0.937 0.020 0.073 1.166 0.937 0.092 ‐0.014 0.000 0.000 Matematika 707 1.0 0.5 0.0 -0.5 1.0 0.5 0.0 -0.5 Component 1 C o m p onent 2 S u ra b a ya M a d 2 M o j 2 P a s2 P ro b 2 M a l 2 B l i t2 K e d 2 S u m P a m S a m B a n g kl G rs L a m T u b B o j Ng a wi M a g M a d 1 Ng a n Jo m M o j 1 S i d P a s1 P ro b 1 S i tu b B o n d B a n y Je m L u mM a l 1 K e d 1 B l i t1 T u l u g T re n P o n P a c Row Plot Dari Tabel Row Contributions terlihat bahwa ada dua titik profil yang mempunyai nilai quality kurang dari 50 yaitu : Jombang Jom dan Tuban Tub. Hal ini berarti variabilitas data kedua kabupaten tersebut belum mampu dijelaskan dengan baik oleh kedua faktor yang terpilih. Sedangkan untuk ke‐35 titik profil lainnya dapat dijelaskan dengan baik oleh kedua faktor terpilih dengan total proporsi sebesar 92,37. Pengelompokan kategori kabupaten dalam faktor 1 dan 2 dapat dijelaskan yaitu: • Faktor 1 terdiri dari 32 level kabupaten yaitu: Pacitan, Ponorogo, ……, Surabaya SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007 708 Kabupaten Ngawi mempunyai kontribusi relatif terbesar yaitu 98,3 dan Kotamadaya Kediri Ked2 mempunyai kontribusi mutlak terbesar yaitu 18,5. • Faktor 2 terdiri dari 5 level Kabupaten yaitu Jombang, Tuban, Lamongan, kotamadya Blitar dan kotamadya Mojokerto.. Lamongan mempunyai kontribusi relatif terbesar yaitu 88,4 dan Lamongan mempunyai kontribusi mutlak terbesar yaitu 17,7. Column Contributions ‐‐‐‐Component 1‐‐‐‐ ‐‐‐‐Component 2‐‐‐‐ ID Name Qual Mass Inert Coord Corr Contr Coord Corr Contr 1 PDRB Ind 0.995 0.100 0.373 1.060 0.769 0.386 ‐0.574 0.226 0.465 2 PDRB Per 0.952 0.226 0.151 ‐0.492 0.929 0.189 ‐0.078 0.023 0.019 3 PDRB Perd 0.845 0.153 0.070 0.205 0.234 0.022 0.331 0.611 0.237 4 Pek Ind 0.729 0.085 0.132 0.641 0.675 0.120 0.181 0.054 0.039 5 Pek Pert 0.972 0.305 0.166 ‐0.442 0.917 0.205 ‐0.108 0.054 0.050 6 Pek Perd 0.851 0.131 0.109 0.417 0.535 0.078 0.320 0.316 0.189 Matematika 709 1 .0 0 .5 0 .0 -0 .5 1 .0 0 .5 0 .0 -0 .5 C o m p o n e n t 1 C om p one nt 2 P e k P e rd P e k P e rt P e k I n d P D R B P e rd P D R B P e rt P D R B I n d C o lu m n P lo t Dari Tabel Column Contributions terlihat bahwa tidak ada titik profil yang mempunyai nilai quality kurang dari 50. Hal ini berarti variabilitas data tersebut mampu dijelaskan dengan baik oleh kedua faktor yang terpilih. Pengelompokan kategori PDRB terdiri dari faktor 1 dan 2 dapat dijelaskan Yaitu: • Faktor 1 terdiri dari 5 level yaitu: PDRB industri, PDRB pertanian, pekerja industri, pekerja pertanian dan pekerja perdagangan PDRB dari sektor pertanian mempunyai kontribusi relatif sebesar 92,9 dan PDRB dari sektor industri mempunyai kontribusi mutlak sebesar 38,6. • Faktor 2 juga terdiri dari 1 level yaitu: PDRB dari sektor perdagangan mempunyai kontribusi relatif sebesar 61,1 dan kontribusi mutlak sebesar 23,7. SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007 710 1.0 0.5 0.0 -0.5 1.0 0.5 0.0 -0.5 Component 1 C o m p onent 2 Pek Perd Pek Pert Pek Ind PDRB Perd PDRB Pert PDRB Ind Symmetric Plot Surabaya Mad2 Moj2 Pas2 Prob2 Mal2 Blit2 Ked2 Sum Pam Sam Bangkl Grs Lam Tub Boj Ngawi Mag Mad1 Ngan Jom Moj1 Sid Pas1 Prob1 Situb Bond Bany Jem LumMal1 Ked1 Blit1 Tulug Tren Pon Pac Analisis serentak antara kabupaten dan struktur ekonomi di Jawa Timur dapat menjelaskan pola kecenderungan dalam variabel baris dan kolom. Dari analisis ini dapat dikatakan bahwa : Faktor 1 dicirikan oleh : • 32 level kabupaten dari variabel kabupaten yaitu: Pacitan, Ponorogo, …, Surabaya. • 5 level struktur perekonomian di Jawa Timur yaitu: PDRB industri, PDRB pertanian, pekerja industri, pekerja pertanian dan pekerja perdagangan. PDRB pertanian dan pekerja pertanian mempunyai profil sebaran yang bertentangan dengan pekerja industri dan pekerja perdagangan jika dipandang dari dimensi 2. Matematika 711 Faktor 2 dicirikan oleh : • 5 level dari variabel kabupaten yaitu Jombang, Tuban, Lamongan, kotamadya Blitar dan kotamadya Mojokerto. Kabupaten Tuban dan Lamongan mempunyai profil sebaran yang bertentangan dengan kabupaten Jombang, Kotamadya Blitar dan Mojokerto jika dipandang dari dimensi 2. • 1 level dari variabel struktur perekonomian di Jawa Timur yaitu PDRB dari sektor perdagangan Dari analisis seretak ini juga diperoleh simetri plot, seperti yang terlihat di atas. Dari plot tersebut dapat dikatakan bahwa : • Kotamadya Malang, Probolinggo, Pasuruan, Mojokerto Surabaya, Kabupaten Mojokerto dan Tuban mempunyai sebaran profil yang sama dengan struktur perokonomian pada sektor PDRB perdagangan, pekerja perdagangan dan pekerja industri. • Kabupaten Pacitan, Probolinggo, Bojonegoro dan Sampang mempunyai sebaran profil yang sama dengan struktur perokonomian pada sektor PDRB pertanian dan pekerja pertanian. • Kabupaten Pasuruan, Lamongan, Gresik dan Kediri mempunyai sebaran profil yang sama dengan struktur perokonomian pada sektor PDRB industri. SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007 712

V. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan Kotamadya Malang, Probolinggo, Pasuruan, Mojokerto Surabaya, Kabupaten Mojokerto dan Tuban mempunyai sebaran profil yang sama dengan struktur perokonomian pada sektor PDRB perdagangan, pekerja perdagangan dan pekerja industri, Kabupaten Pacitan, Probolinggo, Bojonegoro dan Sampang mempunyai sebaran profil yang sama dengan struktur perokonomian pada sektor PDRB pertanian dan pekerja pertanian, sedangkan Kabupaten Pasuruan, Lamongan, Gresik dan Kediri mempunyai sebaran profil yang sama dengan struktur perokonomian pada sektor PDRB industri. Saran Dalam rangka meningkatkan PRDB Propinsi Jawa Timur perlu diprioritaskan keunggulan sektor‐sektor ekonomi pada kabupaten atau kotamadya tertentu.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Bendexin, M. 1996. A Practical Guide to Use of Correspondence Analysis in Marketting Reseacrh. Univercity of the Witwatersrand, South Afrika. Johnson, R. A., Wichern, D.W. 2002 Applied Multivariat Statistical Analysis. Prenteice Hall, New Jersey. Lebart, L., Morineau, A., Warwicck, K.M. 1984. Multivariate Deskriptive Statistically Analysis. Ohn Wiley Sons, New York. Matematika 713 Dipo 1999. Hubungan Struktur Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat Di Jawa Timur Indonesia. Tugas Akhir, D3 Statistika ITS, Surabaya. TIM Pelatihan. 2004. Modul Pelatihan Analisi Mutivariat. Jurusan Statistika IPB, Bogor. SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007 714 Dipresentasikan dalam SEMNAS Matematika dan Pendidikan Matematika 2007 dengan tema “Trend Penelitian Matematika dan Pendidikan Matematika di Era Global” yang diselenggarakan oleh Jurdik Matematika FMIPA UNY Yogyakarta pada tanggal 24 Nopember 2007 Perbandingan Model Neural Network dan Regresi Logistik pada Kasus Masa Studi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Oleh: Dhoriva Urwatul Wutsqa 1 dan Sri Rezeki 2 Universitas Negeri Yogyakarta 1 Universitas Islam Riau 2 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan model Neural Network NN dengan regresi logistik dalam memodelkan masalah klasifikasi pada kasus masa studi mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, dan mengetahui faktor‐faktor yang mempengaruhi masa studi mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika yang lulus sejak Agustus 2001 hingga November 2005. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 319 orang. Variabel respon dalam penelitian ini adalah ketepatan masa studi. Variabel penjelasnya yaitu jenis kelamin, IPK tahun pertama dan program studi. Variabel penjelas dipilih berdasarkan ketersediaan data. Untuk membandingkan kedua model digunakan kriteria ketepatan klasifikasi, yaitu rasio antara banyaknya data yang terprediksi secara tepat, dengan keseluruhan data. Faktor ‐faktor yang mempengaruhi masa studi mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY ditentukan berdasarkan uji signifikansi terhadap parameter pada model logistik. Hasil perbandingan kedua model tersebut untuk kasus masa studi mahasiswa di UNY menunjukkan bahwa model regresi logistik lebih baik digunakan karena mampu memberikan tingkat ketepatan klasifikasi yang lebih tinggi dibandingkan NN. Diantara faktor‐faktor jenis kelamin, IPK pada tahun pertama, dan program studi, IPK pada tahun pertama merupakan faktor yang secara signifikan mempengaruhi masa studi mahasiswa. Kata Kunci: Model NN, model regresi logistik, ketepatan klasifikasi, masa studi.

1. Pendahuluan