5. S I M P U L A N D A N S A R A N
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disajikan di dalam Bab
V, kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut: a Hasil belajar
Geometri Ruang memanfaatkan SWiSHmax dengan pendekatan mathematics
problem solving lebih baik daripada pembelajaran geometri ruang dengan
ekspositori berbantuan alat peraga matematika; b Tidak ada perbedaan yang
signifikan pada tingkat keberminatan mahasiswa dalam pembelajaran
memanfaatkan SWiSHmax dengan pendekatan mathematics problem solving dan
pembelajaran geometri ruang dengan ekspositori berbantuan alat peraga
matematika.
5.2 Saran
Saran ‐saran yang diajukan adalah sebagai berikut: a Para dosen mata
kuliah geometri ruang di lingkungan Universitas Negeri Semarang lebih
mengoptimalkan pemanfaatan media SWiSHmax dengan pendekatan
mathematics problem solving dalam rangka peningkatan kompetensi mahasiswa
dalam bidang geometri ruang; b Jurusan Matematika memprakarsai
pengembangan media SWiSHmax dengan memberikan waktu luang kepada
para dosen untuk mengembangkan media tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Darsono, M. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Hidayah, I. dan Sugiman. 1998. Pengembangan Model Pengajaran Matematika SD
Bercirikan Pendayagunaan Alat Peraga. Laporan Penelitian Dosen Muda
Tahap I. Semarang: IKIP Semarang.
Pend. Matematika
37
Kurikulum 2005 Jurusan Matematika Universitas Negeri Semarang.
NCTM. 1989. 1989 NCTM Standards: Grades 9‐12 Mathematics as Problem Solving.
Download dari http:www.nctm.org pada tanggal 15 Januari 2006.
Prabowo, A. 2004. Pengaruh Penggunaan Media Visual Compact Disc VCD
Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Sekolah Dasar Negeri Petompon 5, 6,
7, pada Pokok Bahasan Pengukuran Luas, Keliling dan Berat Serta
Pengukuran Waktu Skripsi. Matematika UNNES.
Prabowo, A. 2005. Generasi SWiSH untuk Pembelajaran Matematika Sekolah
Dasar dalam Proseeding Seminar Nasional MIPA UNNES. 1:PM‐13‐1
Sugiarto dan Hidayah, I.. 1999. Implementasi dan Pengembangan Model
Pembelajaran Matematika SD Bercirikan Pendayagunaan Alat Peraga di
Kabupaten Semarang. Penelitian Dosen Muda Tahap II. Semarang: IKIP
Semarang.
SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007
38
Dipresentasikan dalam SEMNAS Matematika dan Pendidikan Matematika 2007 dengan tema “Trend Penelitian Matematika dan Pendidikan Matematika di Era Global” yang
diselenggarakan oleh Jurdik Matematika FMIPA UNY Yogyakarta pada tanggal 24 Nopember 2007
Upaya Meningkatkan Pemahaman Matematika Melalui Model
Belajar Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division Stad,
Jigsaw Dan Team Game TournamenTgt Pada Siswa Sekolah
Menengah Pertama
Oleh :
Asep Ikin Sugandi
STKIP Siliwangi Bandung
Abstrak
Rendahnya pemahaman matematika siswa di tingkat SMP menjadi tantangan bagi para guru untuk
mengubahnya. Salah satu alternatif yang dapat ditempuh adalah dengan memilih model pembelajaran
yang dapat memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan meningkatkan aktivitas siswa
dalam belajar serta meningkatkan pemahaman siswa terhadap matematika. Model belajar yang dapat
meningkatkan pemahaman siswa terhadap matematika siswa adalah model belajar kooperatif Tipe STAD,
Jigsaw dan TGT.
Kata Kunci : Kooperatif Tipe STAD, Jigsaw dan TGT serta Pemahaman Matematika
Pendahuluan Latar
Belakang Masalah
Hasil belajar siswa beberapa tahun belakangan ini banyak dipersoalkan,
terutama karena hasil belajar yang dicapai tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Hal ini dapat kita lihat dari rata‐rata nilai UAN siswa SMP Negeri
dan Swasta di Jawa Barat yang masih berada di bawah 6. Jadi dengan demikian
hasil belajar siswa dalam bidang studi matematika sangat rendah.
Selain itu kedudukan dan fungsi guru dalam proses belajar mengajar saat
ini cenderung masih dominan. Aktivitas guru masih sangat besar
dibandingkan dengan aktivitas siswa yang masih rendah kadarnya. Padahal
yang diharapkan dalam proses pembelajaran tidaklah seperti demikian. Yang
diharapkan dalam proses pembelajaran adalah siswa aktif . Proses komunikasi
yang diharapkan adalah komunikasi banyak arah.
Pada masa sekarang ini masih ada guru yang bertugas memberikan
pelajaran kepada siswa sebagai wujud kewajibannya sebagai seorang pegawai,
sedang siswa mencatat, mendengarkan dan menghapal apa yang diberikan
guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Hudoyo 1979 : 205 bahwa
pembelajaran matematika hingga kini lebih didominasi oleh sistem
pembelajaran konvensional, seperti ceramah dan “drill”.
Melihat kenyataan nilai NEM matematika dan aktivitas siswa yang masih
kurang memuaskan, sudah sewajarnya bila para peneliti dan staf ahli dalam
bidang pendidikan mencari alternatif untuk memecahkan masalah tersebut.
Salah satu usaha yang mulai nampak dilaksanakan terhadap para guru dan
siswa adalah dengan diadakannya penataran ‐ penataran guru, pengayaan bagi
siswa, pengembangan dan perbaikan Model, metode pembelajaran dan usaha‐
usaha lainnya yang dapat mengaktifkan siswa untuk belajar baik secara mental,
fisik maupun sosial.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
yang salah satunya adalah pemahaman matematika, hendaknya guru dapat
memilih dan menerapkan suatu Model pembelajaran yang efektif untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal‐soal yang berupa
pemamahan matematika.
Salah satu Model pembelajaran yang dapat efektif dalam meningkatkan
kemampuan pemahaman dan aktivitas siswa dalam belajar adalah Model
Belajar Kooperatif, yang terdiri dari model belajar kooperatif tipe STAD, Jigsaw
dan TGT.
Rumusan Masalah
Berdasakan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
Apakah kemampuan pemahaman matematika siswa yang pembelajarannya
menggunakan model belajar kooperatif tipe jigsaw lebih baik dari pada
kemampuan pemahaman matematika siswa yang pembelajaranya
menggunakan model belajar TGT maupun STAD?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemahaman
matematika siswa yang pembelajarannya menggunakan model belajar
kooperatif tipe jigsaw lebih baik dari pada kemampuan pemahaman
SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007
40
matematika siswa yang pembelajaranya menggunakan model belajar TGT
maupun STAD
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk mencari model belajar kooperatif yang
efektif dalam upaya meningkatkan pemahaman matematika.
Studi Pustaka
1. Pemahaman Matematika