PENDAHULUAN KESIMPULAN Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta

Analisis Survival Dan Mean Residual Life Penduduk Oleh: Novaliyosi, Nurul Anriani Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ABSTRAK Pada kenyataannya umur seseorang hanya Allahlah yang tahu, tidak ada seorang pun yang tahu kapan kematian itu akan datang dan sampai berapa lama suatu individu dapat bertahan hidup hingga mencapai umur t. Dalam pembahasan penelitian tentang peluang mati dan survival serta taksiran harapan hidup life expectancy seorang penduduk ini digunakan teori peluang dan model survival. Hasil dari analisis ini memberikan nilai taksiran harapan hidup life expectancy seseorang penduduk adalah y Y E μ = = 55,097 tahun. Variansi = 20,979 atau simpangan baku sebesar 4,58028. 2 y Y Var σ = = y σ Peluang kematian dan laju kematian, didapat bahwa semakin tua umur seseorang maka peluang kematian dan laju kematiannya semakin besar. Sedangkan peluang tetap hidup survive adalah kebalikannya. Selain itu pula hasil dari analisis ini didapatkan taksiran mean residual life yaitu harapan hidup yang tersisa pada umur tertentu seorang penduduk dan taksiran median life kematian penduduk didapat = 51,491 tahun 5 , T Kata kunci: survive, life expectancy, mean residual life, median life

1. PENDAHULUAN

Pertumbuhan penduduk di suatu daerah atau kota dari tahun ke tahun akan mengalami perkembangan. Perkembangan jumlah penduduk ini secara terus menerus akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya faktor kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk yaitu imigran pendatang akan menambah dan emigran akan mengurangi jumlah penduduk di suatu daerah atau kota. kematian sebagai salah satu penyebab perubahan penduduk menjadi dasar bagi penulis untuk melakukan penelitian dalam menentukan peluang harapan hidup penduduk di suatu daerah atau kota. Keadaan ekonomi dan lingkungan di suatu daerah atau kota dapat mempengaruhi tingkat kematian penduduk dan tingkat harapan hidup seseorang karena menurut teori demografi semakin tinggi atau besarnya angka harapan hidup life expectancy penduduk Dipresentasikan dalam SEMNAS Matematika dan Pendidikan Matematika 2007 dengan tema “Trend Penelitian Matematika dan Pendidikan Matematika di Era Global” yang diselenggarakan oleh Jurdik Matematika FMIPA UNY Yogyakarta pada tanggal 24 Nopember 2007 maka semakin baik, hal ini menjadi sebuah indikator semakin meningkatnya kesejahteraan penduduk di suatu kota atau daerah. Pada kenyataannya umur seseorang hanya Allahlah yang tahu, tidak ada seorang pun yang tahu kapan kematian itu akan datang dan sampai berapa lama seseorang dapat bertahan hidup hingga mencapai umur , maka dalam penelitian ini digunakan teori peluang dan model survival. t

2. METODE PENELITIAN

2.1 Plotting Data Sampel

Dalam hal ini plotting data sampel dilakukan dengan cara membuat grafik histogram dari data umur kematian.

2.2 Penentuan Hipotesis

Kemungkinan distribusi umur kematian penduduk suatu kota mengikuti bentuk distribusi lognormal atau Weibull.

A. Hipotesis Berdistribusi Lognormal

Penentuan dan : H o 1 H ƒ : Data umur kematian penduduk berdistribusi lognormal H o ƒ : Data umur kematian penduduk tidak berdistribusi lognormal 1 H

B. Hipotesis Berdistribusi Weibull

Penentuan dan : H o 1 H o : Data umur kematian penduduk berdistribusi Weibull H o o : Data umur kematian penduduk tidak berdistribusi Weibull 1 H Kriteria pengujian adalah : ƒ Tolak , jika H o AD yang dihitung lebih besar dari nilai CV AD CV ƒ Terima , jika H o AD yang dihitung lebih kecil dari nilai CV AD CV

2.3 Penaksiran Parameter

Penelitian ini dilakukan penaksiran parameter dari distribusi kematian penduduk. Penaksiran parameter ini menggunakan penaksiran kemungkinan maksimum maksimum likelihood estimator.

A. Penaksiran Parameter Distribusi Lognormal

Seandainya distribusi kematian adalah berdistribusi lognormal dengan merupakan peubah acak hasil transformasi umur seorang penduduk yang mati dan berdistribusi lognormal di mana : n Y Y Y Y ,..., , , 3 2 1 , 2 1 , ; ln 2 ln 2 1 = ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − − y e y y n y y y y y y σ μ π σ σ μ 2.1

B. Penaksiran Parameter Distribusi Weibull

Jika merupakan peubah acak hasil transformasi umur seorang penduduk yang mati dan berdistribusi Weibull dengan dua parameter n Y Y Y Y ,..., , , 3 2 1 y α dan y β , maka fungsi likelihoodnya adalah : y y i y y i n y y y y y e y L β α β α α β β α 1 1 , − = ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ = ∏ 2.2

2.4 Uji Anderson‐Darling

Untuk mencari kecocokan goodness‐of‐fit terhadap data umur kematian penduduk maka digunakan uji kecocokan Anderson‐Darling di mana dapat digunakan pada setiap distribusi Annis, 2004. Untuk distribusi lognormal pengujian statistik AD didapat dari : { n z F z F n i AD i n i n i − − + − = − + = ∑ ] 1 ln[ ] ln[ 2 1 1 1 } 2.3 Sedangkan untuk distribusi Weibull, pengujian statistik AD didapat dari : { n z F z F n i AD i n i n i − − + − = − + = ∑ ] 1 ln[ ] ln[ 2 1 1 1 } 2.4

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data penduduk yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi kematian penduduk di kota Bandung pada tahun 2001‐2003 yang diperoleh dari Sub Dinas Pemakaman Kota Bandung. Di mana sampel data umur kematian diambil dari Tempat Pemakaman Umum TPU Sinaraga dan Pandu Kota Bandung.

3.1 Sampling Proporsi

Banyaknya data yang ada yaitu 4520 = N , maka agar lebih mudah meramalkan bentuk distribusi dilakukan teknik sampling proporsi, dengan . 05 , 5 = = p

3.2 Taksiran Distribusi Kematian

Tujuan dari taksiran distribusi kematian ini adalah menggambarkan bentuk fungsi distribusi kematian dari data umur penduduk kota Bandung yang mati.

3.2.1 Plotting Data Sampel

Plotting data sampel dilakukan dengan cara pembuatan histogram dari data umur penduduk yang mati dengan banyaknya data , di mana umur penduduk yang mati tertua maksimum = 115 dan termuda minimum = 0. 367 = n Jika dilihat dari bentuk histogramnya maka bentuk histogram sebaran sampel data umur kematian miring kekanan, hal ini disebabkan karena banyak penduduk yang mati pada usia tua. Sehingga dengan melihat histogramnya maka agar lebih memudahkan dalam menentuan bentuk distribusi dilakukan transformasi data.

3.2.2 Transformasi Data

Transformasi data umur kematian didapat : i Y = 115 – i T Kemudian setelah didapat umur kematian penduduk yang telah ditransformasikan, selanjutnya umur kembali dilakukan plotting data sampel hasil transformasi. i Y

3.2.3 Penaksiran Parameter

Penaksiran parameter dari data sampling yaitu 367 = n , dengan tujuan untuk mendapatkan besarnya nilai parameter tergantung dari jenis distribusinya.

A. Penaksiran Paremeter Distribusi Lognormal

Karena diduga distribusinya adalah distribusi lognormal, didapat parameter y μ = 3,94141 dan y σ = 0,36794. Maka fungsi padat peluang distribusi lognormal, menjadi : 2 2 36794 , 2 94141 , 3 ln 2 36794 , 1 − − = y e y y f π

B. Penaksiran Paremeter Distribusi Weibull

Sedangkan untuk asumsi yang kedua diduga distribusinya adalah distribusi Weibull, didapat y α = 61,861 dan y β = 2,8222. Maka fungsi padat peluang distribusi Weibull, menjadi : 8222 , 2 861 , 61 1 8222 , 2 861 , 61 861 , 61 8222 , 2 y e y y f − − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ = 3.2.4 Uji Anderson Darling Untuk menguji kecocokan distribusi yang diduga yaitu berdistribusi lognormal atau berdistribusi Weibull, maka pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Anderson Darling.

A. Uji Anderson Darling Distribusi Lognormal

Nilai = AD 0,3676, critical value atau = CV 0,752, karena maka berdasarkan penentuan hipotesis diterima, artinya umur kematian berdistribusi lognormal. CV AD o H

B. Uji Anderson Darling Distribusi Weibull

Nilai = AD 4,8705, critical value atau = CV 0,757, karena maka hipotesis ditolak dan diterima, artinya umur kematian tidak berdistribusi Weibull. CV AD o H 1 H Setelah dilakukan pengujian hipotesis dengan uji kecocokan Anderson Darling ternyata hipotesis yang diterima adalah umur kematian mengikuti distribusi lognormal, sedangkan asumsi berdistribusi Weibull ditolak. Oleh karena itu untuk pembahasan pada penelitiaan ini hanya menggunakan fungsi padat peluang distribusi lognormal.

3.3 Taksiran Peluang Kematian

Peluang kematian pada umur 5 tahun adalah 0,0000000001. Artinya peluang kematian seorang penduduk pada saat 5 tahun sangatlah kecil sedangkan peluang kematian umur 115 tahun adalah 0,9855130003. Artinya peluang kematian seorang penduduk pada saat umur 115 tahun adalah 98,55 . Semakin besar umur atau semakin tua umur seseorang maka peluang kematiannya semakin besar.

3.4 Taksiran Peluang Tetap Hidup Survive

Peluang tetap hidup survive seseorang pada umur 5 tahun adalah 0,9999999999. Artinya peluang tetap hidup seorang penduduk pada saat umur 5 tahun adalah 99,99 , sedangkan peluang tetap hidup seseorang pada umur 115 tahun adalah 0,0144869997. Artinya peluang tetap hidup seorang penduduk pada saat umur 115 tahun adalah 1,487 . Semakin besar umur atau semakin tua umur seseorang maka peluang tetap hidup survive semakin kecil.

3.5 Taksiran Laju Kematian Percepatan Mortalitas

Percepatan mortalita penduduk pada umur 5 tahun adalah 0, sedangkan percepatan mortalita penduduk pada umur 115 tahun adalah 0,059958. Semakin tua umur seseorang maka percepatan mortalitanya cenderung akan semakin besar. Jika digambarkan dalam bentuk grafik fungsi hazard akan terlihat seperti pada Gambar 2, di mana sifat fungsi hazard untuk distribusi lognormal akan terus naik hingga mencapai maksimum kemudian akan menurun hingga 0 pada . Percepatan mortalita kumulatif penduduk pada umur 5 tahun adalah 0,00 sedangkan percepatan mortalita kumulatif penduduk pada umur 115 tahun adalah 4,234504. Semakin tua umur seseorang maka percepatan mortalita kumulatif cenderung akan semakin besar. ∞ = t Gambar 1. Grafik Fungsi Survival Gambar 2. Grafik Fungsi Hazard Percepatan Mortalita

3.6 Taksiran Harapan Hidup dan Variansi

harapan hidup life expectancy seseorang penduduk hasil transformasi dengan distribusi lognormal adalah y Y E μ = = 55,097. Artinya diharapkan seseorang yang lahir dapat tetap hidup rata‐rata hingga mencapai umur 55,097 tahun. Sedangkan Variansi = 20,979 atau simpangan baku sebesar 2 y Y Var σ = = y σ 4,58028.

3.7 Taksiran Mean Residual Life

Harapan hidup yang tersisa seseorang penduduk pada umur y . Dengan dengan batas atas 115 = ω . Didapat pada saat umur 1 tahun mean residul life adalah 53,85 Artinya rata‐rata umur sisa hidup seseorang pada umur 1 tahun adalah 53,85 tahun. Sedangkan untuk umur 115 tahun hasil mean residual life adalah 0,00. Artinya rata‐rata jarang tidak ada seseorang untuk dapat hidup mencapai umur 115 tahun.

3.8 Taksiran Median Life

Taksiran median life adalah nilai tengah umur penduduk yang mengalami kematian. Maka didapat dari data umur kematian penduduk dengan berdistribusi lognormal, bahwa median life adalah persentil ke‐50 dari data umur kematian akan didapat = 51,491 tahun. Maka didapat pada saat umur nilai Artinya hal ini berarti bahwa sebagian besar penduduk banyak mengalami kematian pada umur di atas median life, yaitu lebih banyak penduduk yang mengalami kematian di atas umur 51,491 tahun. 5 , T 5 , Y 50013 , = y S 5 , 5 , ≥ y S

4. KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil penelitian ini maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1. Data umur kematian penduduk kota Bandung mengikuti distribusi lognormal kesimpulan ini didapat dengan cara melakukan teknik sampling random proporsi dan teknik transformasi data. 2. Peluang kematian pada seseorang pada umur 5 tahun adalah 0,0000000001. Artinya peluang kematian sangatlah kecil sedangkan peluang kematian seseorang penduduk pada umur 115 tahun adalah 0,9855130003 atau 98,551. Bahwa semakin besar umur atau semakin tua umur seseorang maka peluang kematiannya semakin besar. 3. Peluang tetap hidup survive seseorang pada umur 5 tahun adalah 0,9999999999 atau 99,99, sedangkan peluang tetap hidup seseorang pada umur 115 tahun adalah 0,0144869997 atau 1,4487. Bahwa semakin besar umur atau semakin tua umur seseorang maka peluang tetap hidup survive semakin kecil. 4. Percepatan mortalita penduduk pada umur 5 tahun adalah 0 sedangkan percepatan mortalita penduduk pada umur 115 tahun adalah 0,059958. Bahwa semakin tua umur seseorang maka percepatan mortalitanya cenderung akan semakin besar. 5. Pada umur 1 tahun mean residual life atau rata‐rata sisa umur hidup seseorang adalah 53,85 tahun. Sedangkan umur 115 tahun hasil mean residual life adalah 0 tahun. 6. Harapan hidup life expectancy seorang penduduk kota Bandung y Y E μ = = 55,097 tahun. Sedangkan Variansi = 20,979 atau simpangan baku sebesar 2 y Y Var σ = = y σ 4,58028. 7. Median life kematian penduduk adalah = 51,491 tahun. Sebagian besar penduduk banyak mengalami kematian di atas umur 51,491 tahun 5 , T DAFTAR PUSTAKA Ali, dkk. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua. Jakarta : Balai Pustaka. http:www.statisticalengineering.comgoodness.htm . Annis, C. 2004. Goodness ‐of‐Fit Tests for Statistical Distributions. D ʹAgostino dan Stephens. 1986. Goodness‐of‐Fit Techniques. New York : Marcel‐ Dekker. Freud, J E dan Walpole, R E. 1987. Mathematical Statistic, Fourth Edition. Englewood Cliffs, New Jersey : Prentice Hall, Inc. Hogg, R V dan Craig, A T. 1978. Introduction to Mathematical Statistic, Fifth Edition . Englewood Cliffs, New Jersey : Prentice Hall, Inc. Klein, J P dan Moeschberger, M L. 1997. Survival Analysis. Techniques for Censored and Truncated Data. New York : Springer‐Verlag, Inc. Lucas, D. 1990. Pengantar Kependudukan : Pengertian‐pengertian Dasar Demografi . Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Mathews, J H. 1992. Numerical Methods for Mathematics Science and Engineering 2 nd edition. New Jersey : Prentice Hall, Inc. Sevilla, dkk. 1993. Pengantar Metode Penelitian “An Introduction to Research Methods”. Terj. Alimuddin Tuwu. Jakarta : Universitas Indonesia, Press. Sudjana. 1992. Metoda Statistika edisi ke‐5. Bandung : Penerbit Tarsito. Sukono. 2000. Diktat mata kuliah Survival Model. Bandung : Jurusan Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran. Utomo, B. 1981. Dasar‐dasar Demografi : Mortalitas. Jakarta : Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Walpole, R E. dan Myers, R H. 1995. Ilmu Peluang dan Statistika untuk Insinyur dan Ilmuwan edisi ke‐4. Bandung : Penerbit ITB. Dipresentasikan dalam SEMNAS Matematika dan Pendidikan Matematika 2007 dengan tema “Trend Penelitian Matematika dan Pendidikan Matematika di Era Global” yang diselenggarakan oleh Jurdik Matematika FMIPA UNY Yogyakarta pada tanggal 24 Nopember 2007 Simulasi Monte Carlo Dengan Menggunakan Splus Untuk Membangun Interval Konfidensi Mean Distribusi Log Normal Oleh: Andi Permana Putera 1 , Rohmatul Fajriyah 2 , Epha Diana Supandi 3 1,2,3 Jurusan Statistika FMIPA UII, Jogjakarta Korespondensi: rfajriyahfmipa.uii.ac.idrfajriyahyahoo.com Abstrak Interval kepercayaan adalah suatu metode untuk menduga nilai parameter. Terdapat beberapa metode untuk mencari interval kepercayaan mean pada distribusi log normal, diantaranya metode Naive, metode Cox, metode Cox modifikasi, metode berdasarkan sampel besar, dan metode interval kepercayaan tergeneralisasi. Berdasarkan data sampel tentang X berdistribusi log normal dimana Y = logX adalah berdistribusi normal, melalui simulasi disimpulkan bahwa metode Cox modifikasi dan metode interval kepercayaan tergeneralisasi, dapat dikatakan lebih baik dibandingkan yang lainnya. Hal ini terlihat dari coveringnya yang selalu lebih besar prosentasenya, dibanding metode lainnya. Kata Kunci : Distribusi Log – Normal, Metode Naive, Metode Cox, Metode Cox modifikasi, Metode berdasarkan sampel besar, Metode interval kepercayaan tergeneralisasi.

1. Pendahuluan