Misalkan ,
,
⎥ ⎥
⎥ ⎥
⎥ ⎥
⎥
⎦ ⎤
⎢ ⎢
⎢ ⎢
⎢ ⎢
⎢
⎣ ⎡
=
I S
S S
I S
S S
I
A
d d
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
2 2
1 1
⎥ ⎥
⎥ ⎥
⎥ ⎥
⎥ ⎥
⎦ ⎤
⎢ ⎢
⎢ ⎢
⎢ ⎢
⎢ ⎢
⎣ ⎡
=
di i
i
k
g g
g
g .
. .
2 1
⎥ ⎥
⎥ ⎥
⎥ ⎥
⎥ ⎥
⎦ ⎤
⎢ ⎢
⎢ ⎢
⎢ ⎢
⎢ ⎢
⎣ ⎡
=
y S
y S
y S
Y
d
. .
.
2 1
Persamaan 2.8 dapat dinyatakan dengan
Y Ag
k
= 2.9
Dengan demikian dapat ditemukan dengan
k
gˆ 2.10
Y A
g
k 1
ˆ
−
=
3. Aplikasi pada Data Pasien Myeloma Kanker Tulang
Estimator Cubic Spline pada regresi nonparametrik multiprediktor
dengan error lognormal akan diaplikasikan pada data data pasien Myeloma
yang diperoleh dari D. Collet 1994 sebanyak 48 pengamatan waktu tahan
hidup pasien, usia pasien dalam tahun, kandungan nitrogen dalam tulang
pasien, dan
jumlah serum kalsium pasien. Untuk mendapatkan estimator
model regresi nonparametrik multiprediktor yang menunjukkan seberapa besar
pengaruh faktor usia dalam tahun, kandungan nitrogen dalam tulang, dan
jumlah serum kalsium terhadap waktu tahan hidup pasien Myeloma, maka
dibuat program pada software S‐Plus 2000. Langkah awal yang dilakukan
adalah menentukan parameter penghalus
α masing‐masing variabel
prediktor dengan kriteria GCV. Setelah mendapatkan nilai parameter
penghalus
j
α optimal, selanjutnya nilai
j
α akan digunakan untuk
menghitung .
Berdasarkan hasil running program diperoleh nilai R
gˆ
2
= 0.9453976
dan MSE = 0.06524955. Untuk pasien berusia 60 – 66 tahun, dengan kadar
nitrogen dalam tulang 10 – 15 mg dan jumlah serum kalsium yang diberikan
sebesar 11.7 – 15 mg, dapat diperoleh model estimasi :
Matematika
771
3,933 -
0.53x -
0.91x 1.60x
- 1.23x
11.21x 6.99x
-7.46x ˆ
3 2
3 3
3 2
2 3
2 2
1 3
1
+ +
+ +
= Y
Berdasarkan model diatas, dapat disimpulkan bahwa semakin bertambahnya
umur dan jumlah serum kalsium yang diberikan akan menurunkan waktu
tahan hidup pasien. Sedangkan semakin bertambahnya kadar Nitrogen dalam
tulang akan meningkatkan waktu tahan hidup pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1, 2006, The Lognormal Distribution, http:limnology.wisc.edu Akses :
2007, Maret
Anonim2, 2006, Lognormal Distributions, http:www.chinarel.com Akses :
2007, Maret
Collet, D., 1994, Modelling Survival Data in Medical Research, First Edition,
Chapmann dan Hall, University of Reading, UK.
Green, P.J and Silverman, B. W, 1994, Nonparametric Regression And Generalized
Linear Models, Chapman Hall, London
Hall, P. and Opsomer, J.D., 2005, Theory for Penalized Spline Regression,
Biometrika, 92,1, pp. 105‐118.
Kurniawan, A, 1995, Penentuan Kebutuhan Daya Pancar pada Sistem Telepon Radio
Diam dengan Pengukuran Sampel, Majalah Ilmiah Teknik Elektro ITB, Vol
1, No
2, pp.
20 ‐29,
ltrgm.ee.itb.ac.id.~aditadminmodulesaddjurnalbahan6.pdf Akses :
2005, Agustus.
Puji, A.W. and Puspa, P., 2006, Analisis Pola Hubungan Antara Umur dengan Berat
Badan, Tinggi Badan, Lingkar Kepala serta Lengan Balita Studi Kasus di RSU
Haji Surabaya Tahun 2006, Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, ITS.
Ronitua, M., 2002, Kajian Fenomena Hurst dan Uji Statistik Debit Input Waduk
Kaskade Citarum, http:digilib.ampl.or,id Akses: 2007, Maret.
SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007
772
Hasil Kali Tensor pada N‐grup dan Near‐ring
Oleh :
Indah Emilia Wijayanti
Jurusan Matematika FMIPA UGM
Sekip Utara Yogyakarta 55281
Abstrak
Near ‐ring merupakan struktur yang hampir menyerupai ring, tetapi dengan menghilangkan
beberapa aksioma dalam ring, yaitu sebagai grup tidak harus komutatif dan cukup memenuhi distribusi
satu sisi saja. Beberapa sifat ring yang berkaitan dengan pembentukan modul dapat diadopsi oleh
sebarang near‐ring
dengan dibentuknya struktur yang dinamakan ‐grup. Beberapa aksioma
modul tidak selalu dimiliki oleh
‐grup sehingga bersifat lebih umum.
N N
N
Tulisan ini membahas tentang pembentukan hasil kali tensor dari dua buah
‐grup dengan memenuhi
syarat tertentu, yaitu merupakan near‐ring distributif, yang idenya berasal dari bahasan
hasil kali tensor pada modul. Selain bukti eksistensinya juga akan disajikan beberapa sifat terkait dengan
‐homomorfisma pada hasil kali tensor ‐grup.
N N
N N
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa pembentukan hasil kali tensor dapat dilakukan untuk setiap
‐grup‐ ‐grup yang memenuhi sifat tertentu.
N N
Kata ‐kata kunci : near‐ring,
‐grup, ‐homomorfisma, hasil kali tensor.
N N
I. Pendahuluan
Near ‐ring merupakan struktur yang hampir menyerupai ring, tetapi
dengan menghilangkan beberapa aksioma dalam ring, yaitu sebagai grup aditif
tidak harus komutatif dan sifat distributif cukup dipenuhi satu sisi saja.
Untuk sebarang ring dapat didefinisikan sebuah “action” pada suatu
grup komutatif yang kemudian membentuk struktur modul atas ring tersebut.
Action ini lebih dikenal sebagai pergandaan skalar. Proses ini dapat diadopsi
oleh sebarang near‐ring dengan mendefinisikan sebuah “action” pada suatu
grup yang tidak harus komutatif. dan membentuk struktur yang dinamakan
‐grup. Dalam hal ini beberapa aksioma modul tidak selalu dimiliki oleh ‐ grup,
sehingga ‐grup bersifat lebih umum daripada sebuah modul. N
Γ N
N N
Dalam teori modul, salah satu struktur yang banyak dipakai adalah hasil
kali tensor dari dua buah modul, antara lain untuk mengkonstruksi aljabar
Dipresentasikan dalam SEMNAS Matematika dan Pendidikan Matematika 2007 dengan tema “Trend Penelitian Matematika dan Pendidikan Matematika di Era Global” yang
diselenggarakan oleh Jurdik Matematika FMIPA UNY Yogyakarta pada tanggal 24 Nopember 2007
maupun koaljabar dan komodul. Hasil kali tensor juga merupakan salah satu
fungtor yang cukup sering dipakai dalam pembahasan bidang aljabar yang
menggunakan bahasa kategori.
Pilz 1983, yang merupakan referensi utama tentang near‐ring, belum
membahas masalah hasil kali tensor pada
‐grup dan near‐ring. Pada pencarian
di berbagai literatur, sejauh yang penulis ketahui, topik ini juga belum
dikemukakan oleh para penulis terdahulu. N
Berdasarkan kebutuhan akan penggunaan hasil kali tensor pada
penelitian ‐penelitian mendatang, maka tulisan ini membahas tentang
pembentukan hasil kali tensor dari dua buah
‐grup. Secara garis besar, tujuan
pada tulisan ini adalah : N
1. mendefinisikan dan membuktikan keberadaan hasil kali tensor dari dua
buah ‐grup Γ dan ;
N
Λ
2. menunjukkan syarat‐syarat yang harus dipenuhi baik oleh near‐ring
maupun ‐grup ‐
‐grup N
N N
Γ dan
Λ
agar bisa dilakukan hasil kali tensor
antara keduanya; 3. menunjukkan
sifat‐sifat hasil kali tensor dari dua buah ‐grup lebih
lanjut, terutama terkait dengan
‐homomorfisma, struktur hasil kali tensor
itu sendiri dan beberapa kejadian khusus. N
N
Pembahasan hasil kali tensor dalam tulisan ini merupakan batu loncatan
untuk penelitian lebih lanjut tentang kategori near‐ring serta koaljabar dan
komodul atas near‐ring.
II. Metode Penelitian
Merunut definisi hasil kali tensor dari dua buah modul di buku
Wisbauer 1988, beberapa sifat
‐grup maupun near‐ring perlu
diperhatikan terlebih dahulu sebelum mendefinisikan hasil kali tensor ‐grup.
N N
N
SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007
774
Oleh karena itu penelitian ini dilakukan dengan tahapan‐tahapan sebagai
berikut :
1. Mendefinisikan ‐homomorfisma linear kiri yang balanced,
‐ grup
kiri, ‐grup kanan,
‐bigrup , dengan dan
N N
N
, N M
N
M
masing ‐masing adalah near‐ring.
2. Mendefinisikan hasil kali tensor dari ‐grup kanan
dan ‐ grup
kiri serta menunjukkan eksistensinya.
N
N
Γ N
N
Λ 3. Menyelidiki
sifat‐sifat lanjutan hasil kali tensor yang terkait dengan
morfisma. Hasil
penelitian ini adalah sekumpulan pernyataan yang sudah terbukti kebenarannya
secara matematis, yang tertuang dalam lemma, proposisi atau teorema.
III. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Sebagai pendukung dasar teori modul, dipergunakan buku karangan
Wisbauer 1988 dan 1996.
III.1 Near‐ring , N‐grup dan M,N‐bigrup
Dalam bab ini akan dibahas pengertian umum near‐ring dan ‐grup
dengan mengacu pada buku Pilz 1983.
N
Definisi III.1.1. Near‐ring adalah himpunan dengan dua operasi biner + dan y
sehingga memenuhi aksioma‐aksioma berikut :
N
a N, + adalah grup tidak harus komutatif,
b N, y adalah semigrup, dan
c untuk setiap
1 2
3
, ,
n n n N
∈
berlaku
1 2
3 1
3 2
n n
n n n
n n
3
+ =
+
hukum distributif
kanan atau
1 2
3 1
2 1
3
n n
n n n
n n +
= +
hukum distributif kiri.
Matematika
775
Untuk selanjutnya, near‐ring yang hanya memenuhi hukum distributif
kanan kiri disebut dengan near‐ring kanan kiri. Sedangkan near‐ring kiri yang
sekaligus near‐ring kanan biasanya sering disebut sebagai near‐ring saja.
Tentu saja sebuah ring selalu merupakan near‐ring. Adapun contoh near‐
ring yang bukan ring adalah himpunan semua fungsi dari grup G ke dirinya
sendiri terhadap operasi aditif biasa dan komposisi fungsi.
Beberapa terminologi dalam ring, seperti identitas kiri kanan, elemen
yang mempunyai invers kiri kanan, elemen yang dapat dilakukan kanselasi
kiri kanan, pembagi nol kiri kanan, idempoten dan nilpoten, dalam near‐
ring mempunyai definisi yang sama. Walaupun secara umum dalam near‐ring
berlaku dan
untuk sebarang dan dalam , tetapi tidak
selalu berlaku sebaliknya, yaitu
0n = 0
n n nn
− = −
n n
N n
=
dan
n n
nn −
= −
. Sebagai contoh, untuk
suatu grup yang tidak harus abelian,
Γ { :
| f fungsi} M
f Γ
Γ Γ
= →
terhadap operasi
aditif biasa dan komposisi fungsi merupakan near‐ring. Pada ini,
tidak berlaku
M Γ
f =
o
dan
f f
f −
= − o
o f
.
Definisi III.1.2 Diberikan grup
, Γ +
dengan elemen satuan 0 dan pengaitan
: , ,
N n
n
μ μ γ
γ
Γ Γ
× → =
. Selanjutnya
,
μ
Γ
disebut ‐grup kiri atau near‐modul
kiri atas jika untuk setiap
N N
γ
Γ ∈
dan untuk setiap
, n n
N ∈
berlaku :
n n
n n
γ γ
+ =
+
γ
dan
nn n n
γ γ
=
Secara sama dapat didefinisikan
‐grup kanan dengan mendefinisikan pergandaan
skalar dengan sebuah near‐ring kiri dengan konsekuensi sifat distributifnya
adalah distributif kiri.
N
Dari sebuah near‐ring secara natural dapat dibentuk sebuah ‐grup
terhadap operasi aditif. Sebuah modul kiri
N N
M
atas ring
R
juga merupakan
R
‐
SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007
776
grup. Jika suatu grup, maka
Γ Γ
merupakan
M Γ
‐grup dengan pergandaan skalar
: M
μ
Γ Γ Γ
× →
, yaitu
, f
f
γ γ
=
.
Definisi III.1.3 Diketahui suatu near‐ring dan ‐grup
N N
Γ . 1.
Subhimpunan disebut
subnear‐ring jika .
N N
⊆ N N
N ⊆
2. Subhimpunan
disebut ‐subgrup jika
Γ ⊆ Γ
N
N Γ ⊆ Γ .
Definisi berikut tentang morfisma antara dua near‐ring maupun dua ‐ grup.
N
Definisi III.1.4 Jika dan adalah dua near‐ring,
N N
N
Γ
dan
N
Γ
masing ‐masing
adalah ‐grup, maka :
N
1.fungsi disebut
homomorfisma near‐ring jika untuk setiap
: h N
N →
, m n
N ∈
berlaku
h m n
h m h n
+ =
+
dan
h mn h m h n
=
. 2.
fungsi disebut
N‐homomorfisma jika untuk setiap
:
N N
h Γ →
Γ ,
N
γ δ
Γ ∈
dan untuk
setiap berlaku
n N
∈ h
h h
γ δ γ
+ =
+
δ
dan
h n nh
γ γ
=
.
Beberapa istilah yang sudah dikenal sebelumnya, misanya
, ,
epimor ‐fisma dan monomorfisma sejalan dengan pengertian pada teori modul.
Ker h Im h
Proposisi III.1.5 Teorema Utama Homomorfisma N‐grup Jika dan adalah
‐grup dengan adalah
near‐ring, Γ
Λ
N N
: f
Γ → Λ
adalah N‐homomorfisma,
adalah ‐subgrup yang termuat dalam
, maka terdapat dengan
tunggal N‐homomorfisma
Γ
N
Ker f
: f
Γ Γ
→ Λ sehingga
f f
p = o
, dengan
: p
Γ Γ
Γ → adalah
proyeksi kanonik.
Matematika
777
Bukti : Dengan mudah dapat dibuktikan bahwa
Γ Γ
adalah ‐grup yang
kemudian dikenal sebagai
‐grup faktor dan N
N :
p
Γ Γ
Γ → adalah N‐
homomorfisma. Kemudian didefinisikan N‐homomorfisma
: f
Γ Γ
→ Λ ,
dengan .
Untuk sebarang
: f
+ f
Γ =
∈Γ berlaku .
Jika ada N‐homomorfisma
f p =f p =f
+ f
Γ = o
1
: f
Γ Γ
→ Λ yang lain, dengan definisi
, maka untuk setiap
1
: f
+ f
Γ = +
Γ Γ
Γ ∈ berlaku
1
f +
f f
+ Γ =
= Γ
. Jadi ketunggalannya terbukti.
Selanjutnya dengan mengikuti fenomena pada teori modul, yaitu
terbentuknya struktur bimodul, maka pada ‐grup juga bisa didefinisikan hal
serupa.
N
Definisi III.1.4 Diberikan near‐ring kanan dan near‐ring kiri
N M
serta grup dengan
elemen satuan 0. Kemudian didefinisikan pengaitan
, Γ +
1 1
: ,
, N
n n
μ μ
γ
Γ Γ
γ
× → =
dan
2 2
: ,
, M
m m
μ μ γ
γ
Γ Γ
× →
=
. Selanjutnya
disebut
Γ ,
N M
‐bigrup jika
Γ
merupakan ‐grup kiri dan
sekaligus
N M
‐grup kanan, dan untuk setiap
γ
Γ ∈
,
n N
∈
dan berlaku
m M
∈ n m
n m
γ γ
=
.
Untuk suatu ‐grup kiri
N Γ
dapat dibentuk near‐ring kiri berikut :
{ : |
adalah h omomorfisma}
H f
f N
Γ Γ
Γ =
→ −
yang berakibat
Γ
dapat dipandang sebagai
H Γ
‐grup kanan. Adapun pergandaan
skalarnya adalah :
, , H
f f
γ γ
Γ Γ
Γ ×
→ =
yang dapat dibuktikan memenuhi
aksioma yang harus dipenuhi sebuah
H Γ
‐grup kanan. Untuk setiap
γ
Γ ∈
, dan
n N
∈ f
H Γ
∈
berlaku
n f
n f
γ γ
=
. Jadi merupakan
‐bigrup.
Γ ,
N H Γ
SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007
778
III.2 Hasil Kali Tensor N‐Grup
Pada bagian ini akan dibahas definisi dan eksistensi hasil kali tensor dua
buah ‐grup. Sebagai pendahuluannya akan diberikan definisi pemetaan
linear kiri yang balanced. Diketahui
N M
adalah near‐ring kanan, adalah near‐
ring kiri dan adalah near‐ring kiri dan kanan,
K N
M N
Γ
adalah
, M N
‐bigrup dan adalah
N K
Λ ,
N K
‐bigrup. Pemetaan linear kiri
: f
G Γ Λ
× →
, dengan suatu
grup, disebut balanced seimbang jika
G ,
, f
n f
n
γ λ γ λ
=
untuk setiap
γ
Γ ∈
,
λ
Λ ∈
dan .
n N
∈
Dengan masih menggunakan ketentuan‐ketentuan tersebut, hasil kali
tensor dua buah ‐grup didefinisikan sebagai berikut.
N
Definisi III.2.1 Diketahui suatu grup
dan pemetaan linear kiri yang
seimbang
T :
T
τ
Γ Λ × →
. Pasangan
, T
τ
disebut hasil kali tensor kiri dan jika untuk
setiap pemetaan linear kiri seimbang
Γ Λ
: f
G Γ Λ
× →
, dengan suatu grup,
dapat difaktorkan dengan tunggal oleh
G
τ
.
Selanjutnya dibuktikan eksistensi hasil kali tensor dua buah ‐grup.
Terhadap dan
dibentuk hasil tambah langsung keluarga
‐grup dengan
yang dinyatakan sebagai .
Dari pembentukan ‐grup tersebut terdapat basis kanonik
N Γ
Λ
{ }
γ,λ Γ×Λ
γ,λ
≅
γ,λ
F
Γ Λ Γ Λ
× ×
= ⊕ ≅
{ }
γ,λ
f
Γ Λ ×
. Untuk
kemudahan penulisan, selanjutnya dinotasikan
: [ ]
,
f ,
= .
Misalkan
L
adalah ‐grup yang dibangun oleh himpunan
F
{ }
1 2
1 2
[ ] [
] [ ] , [
] [ + , -
, - ,
n, ,n
− ]
, dengan
1 2
, , , , ,n N
∈Γ ∈ Λ ∈ . Kemudian
‐grup faktor F L dinyatakan
sebagai dan didefinisikan pemetaan
N
Γ ⊗ Λ :
N
τ Γ× Λ → Γ ⊗ Λ , dengan definisi
: [ ]
τ , = ,
L ⊗ =
+
.
Matematika
779
Sesuai dengan definisi
L
, maka dapat ditunjukkan bahwa merupakan
pemetaan linear kiri yang seimbang. Jika
τ :
G β Γ×Λ → suatu pemetaan linear
kiri yang seimbang, maka dibentuk
‐homomorfisma dengan
bentuk pengaitan
: F G
β →
[ ] :
, ,
=
, sehingga berlaku
. Kemudian
L Ker
β ⊆
dapat difaktorkan oleh dan diperoleh diagram komutatif :
τ
Γ× Λ
N
Γ ⊗ Λ G
τ
Jika
M
adalah near‐ring kanan, adalah near‐ring kiri, adalah near‐ring
kiri dan kanan,
K N
M N
Γ
adalah
, M N
‐bigrup dan
N K
Λ
adalah
, N K
‐bigrup, maka
dapat dibuktikan bahwa
N
Γ ⊗ Λ merupakan
M
‐grup kiri dan sekaligus ‐grup kanan. Lebih lanjut,
K
N
Γ ⊗ Λ merupakan
, M K
‐bigrup karena untuk setiap
,
Γ ∈
Λ ∈ ,
m dan
M ∈
k K
∈ dipenuhi
m k
m k
⊗ =
⊗
.
Proposisi III.2.2
Jika
1 2
1
: ,
: f
g
2
Γ → Γ Λ → Λ masing
‐masing ‐
homomorfisma, maka
terdapat pemetaan
linear :
dengan definisi :
N
1 1
2
: f
g ⊗
Γ ⊗ Λ → Γ ⊗ Λ
2
: f
g f
g ⊗
⊗ =
⊗
, untuk
1 1
Γ , Λ
∈ ∈ .
Bukti : Untuk membuktikan pernyataan berikut, didefinisikan pemetaan :
:
1 1
2 2
f g
Γ Λ Γ
Λ ×
× →
⊗
f g
f g
,
× =
⊗
untuk .
1 1
Γ , Λ
∈ ∈
×
Pemetaan ini
‐linear kiri dan juga seimbang karena
f n
g f
g n ⊗
= ⊗
SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007
780
untuk sebarang
. Akibatnya
n N
∈
f g
×
difaktorkan oleh
, sehingga
pernyataan terbukti.
τ
Lemma III.2.3 Diketahui suatu near‐ring .
N 1.
Jika adalah ‐grup kiri, maka untuk setiap
Γ
N
Γ ∈
berlaku
N Γ
. =
. 2.
Jika adalah ‐grup kanan, maka untuk setiap
Γ
N
Γ ∈
berlaku
N Γ
. =
. 3.
Untuk setiap Λ
∈ berlaku 0
N
. ⊗ =
Bukti : Akan dibuktikan pernyataan pertama saja, untuk pernyataan kedua
pembuktian sejalan.
Ambil
Γ ∈
dan n
N ∈ ,
kemudian
N Γ
. n n = n
n = =
− −
. Untuk
pernyataan ketiga dibuktikan sebagai berikut. Ambil Λ
∈ dan ,
kemudian diperoleh 0 n
N ∈
N
0. n n
=n n
= ⊗ =
− ⊗ ⊗ − ⊗
Sifat ‐sifat yang terkait dengan hasil kali tensor ‐homomorfisma antara
lain :
N
Proposisi III.2.4 Diketahui
adalah near‐ring kanan,
N
Γ
adalah ‐grup
kanan, adalah ‐grup kiri,
N
Λ
N
: ,
: f
Γ Γ g Λ
→ →
Λ
masing‐masing adalah ‐ homomorfisma,
maka : N
1.
Γ Λ
Γ
id id
id
⊗
⊗ =
Λ
2
2.
f g
⊗ = ⊗ =
3. jika
:
1
f Γ
Γ →
dan :
1
g
2
Λ Λ
→ adalah
‐homomorfisma‐ ‐ homomorfisma,
N N
maka komposisi
f g
f g
f f g g
⊗ ⊗
= ⊗
.
Bukti : Dapat dibuktikan secara trivial.
Matematika
781
Proposisi III.2.5 Jika adalah near‐ring kanan kiri yang mempunyai elemen
satuan kiri
N 1
N
dan
Γ
adalah ‐grup kiri kanan, maka
N
N
N Γ Γ
⊗ ≅
N
Γ N
Γ ⊗
≅ .
Bukti : Cukup dibuktikan satu keadaan saja. Perhatikan pemetaan surjektif
berikut :
:
N i
i i i
N Γ
N Γ,
n n
⊗ →
⊗ =
∑ ∑
untuk setiap .
Pemetaan tersebut ada karena pemetaan seimbang kiri berikut terdefinisi
,
i i
n N
Γ ∈
∈
, : N
Γ N
Γ, n =n
× →
, untuk setiap
, n
N Γ
∈ ∈
. Karena
adalah near‐ring
kanan yang mempunyai elemen satuan kiri 1
N
N
maka NΓ=Γ . Selanjutnya, akan ditunjukkan
bahwa adalah injektif. Perhatikan bahwa 0
i i
n =
∑
berakibat 1
1
i N
i i N
i i
n n
n ⊗
= ⊗
= ⊗
=
∑ ∑
∑
i
. Jadi
terbukti N Γ Γ ⊗ ≅ .
C.
Simpulan
1. Dapat dikonstruksi hasil kali tensor pada dua ‐grup, dengan beberapa
persyaratan. N
2. Beberapa sifat yang dijumpai dalam teori modul bisa ditransfer di sini,
misalnya struktur hasil kali tensor, sifat‐sifat hasil kali tensor
‐ homomorfisma,
hasil kali tensor ‐grup dengan near‐ringnya. N
N
D. Daftar Pustaka
1. Pilz,G., Near‐rings the Theory and its Applications, North‐Holland
Published Co., Amsterdam.
2. Wisbauer, R., 1988, Grundlagen der Modul‐ und Ringtheorie, Verlag
Reinhard Fischer, Muenchen.
3. Wisbauer, R., 1996, Modules and Algebras : bimodule structure and group
actions on algebras, Addison Wesley Longman Ltd., Essex.
SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007
782
Matematika
783
Metode Bayesian Information Criterion Untuk Model Regresi
Polinomial
Oleh Hery
Tri Sutanto Jurusan
Matemátika FMIPA
UNESA Surabaya
ABSTRAK
Jika Y variabel respon dan x variabel bebas maka model regresi polinomial order
j
j
M
adalah:
2 1
2
... , 0
j j
Y x
x x
j β
β β
β ε
= +
+ + +
+ ≤ d
Dalam pemilihan model polinomial terbaik dari data machina setting yang digunakan dengan
banyaknya consumption energy yang dihabiskan, dengan menggunakan metode Bayesian Information
Criterion BIC untuk menentukan loglikelihood dan banyaknya parameter untuk setiap model polinomial
sehingga nilai Bayes Factor ditentukan. .
Untuk metode Bayesoian Information Criterion terlihat bahwa model polinomial orderr 4 paling mewakili
data dibandingkan model polinomial order 0,1,2, 3 atau 5. Kata
kunci: Model polinomial, Bayes Facto,, Bayesian. Information Criterion
1. Pendahuluan