Pembagian Tugas Status Produksi dan Konsumsi Uap

320 h. Menyusunmenulis laporan; h. Apabila audit energi pada sistem integrasi proses ini merupakan bagian dari audit energi rinci di industripabrik, maka Koordinator bertugas mendampingi Manajer Tim dan ikut serta pada presentasi hasil akhir audit energi kepada pihak pemilik atau pengelola industri; i. Apabila audit energi pada sistem integrasi proses ini merupakan audit energi “tunggal” atau hanya audit pada sistem integrasi proses saja, maka Koordinator bertugas melakukan presentasi hasil akhir audit energi kepada pihak pemilik atau pengelola industri. Teknisi bertugas: a. Mempersiapkan alat-alat ukur, pendukung, dan pelindung keselamatan safety yang akan digunakan pada pengukuran sistem integrasi proses. Alat-alat ukur yang akan digunakan adalah alat-alat ukur yang sudah dikalibrasi; b. Memasang dan mengoperasikan alat-alat ukur dan pendukung pada saat pengukuran; c. Melakukan pengumpulan data primer dan sekunder atau pengukuran di pabrik berdasarkan Lembar Isian Sistem Integrasi Proses Lampiran L 1-7; d. Mengembalikan alat-alat ukur, pendukung, dan pelindung keselamatan safety yang telah digunakan pada pengukuran sistem integrasi proses.

7.3.3. Jadwal Kegiatan

Audit dilakukan secara simultan dan bersamaan, jika terdapat ruang kontrol atau DCS maka akan sangat memudahkan untuk pengambilan data. Sehingga data-data di lapangan diperlukan untuk pengecekan atau verifikasi. Waktu total yang dibutuhkan untuk audit integrasi proses adalah cukup 1 hari kerja.

7.3.4. Persiapan Administrasi dan Teknis

7.3.4.1. Persiapan Administrasi

Persiapan administrasi dilakukan oleh Koordinator atau Lead Auditor untuk beberapa hal seperti diuraikan pada butir 6.3.2.2. Selain itu Koordinator juga berkoordinasi dengan pihak industri menyangkut tanggal kedatangan Tim di lokasiindustri. Selain itu, biaya sewa peralatan, bahan habis terpakai, biaya perjalanan, akomodasi, dan segala yang berhubungan kegiatan, juga perlu dipersiapkan untuk memudahkan dan mendukung selama berada di lokasi.

7.3.4.2. Persiapan Teknis

Pengertian persiapan teknis di sini adalah persiapan menyangkut peralatan yang akan digunakan di lapangan, khususnya pada saat pengambilan data primer melalui pengukuran. 321 Persiapannya meliputi hal-hal sebagai berikut: a. Membuat daftar peralatan yang akan dibawa dan digunakan di lapangan atau pada saat pengukuran. Daftar tersebut memuat informasi: a.1. Klasifikasi peralatan: 1 alat ukur, 2 alat bantu atau pendukung, dan 3 alat pelindung keselamatan. a.2. Pada masing-masing klasifikasi tersebut di atas dituliskan nama, merek, dan jumlah alat. b. Memeriksa dengan cermat setiap peralatan yang akan dibawa dan digunakan. Pemeriksaan lebih dikhususkan pada kondisi peralatan. Khusus peralatan ukur, alat harus dalam kondisi baik, berfungsi atau dapat dioperasikan, dan sudah dikalibrasi. c. Mengemas peralatan dengan hati-hati, aman, dan benar untuk menghindari kerusakan pada saat perjalanan menuju lokasi atau lapangan. Dengan mengetahui jenis dan jumlah alat-alat ukur yang terpasang di pabrik melalui data awal maka pada tahap persiapan ini dapat dipersiapkan alat-alat yang harus dibawa ke pabrik. Rincian peralatan tersebut di atas, yang biasa digunakan saat melakukan audit energi pada sistem integrasi proses dapat dilihat pada Tabel 7- 5 s.d 7-7.

7.3.5. Persiapan dan Pengarahan K-3

Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 merupakan suatu ilmu yang membahas tentang keselamatan dan kesehatan pekerja, lingkungan kerja, dan hasil kerja. Pengertian K-3 berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia PP Nomor 50 Tahun 2012, Bab I, Pasal 1, butir 2 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Produktivitas suatu perusahaan salah satunya sangat bergantung pada peran yang dilakukan oleh tenaga kerjanya. Kemampuan tenaga kerja untuk melakukan produksi memerlukan dukungan dan jaminan keselamatan dalam melakukan pekerjaannya. Bahaya kesehatan penting yang mungkin memiliki dampak kesehatan di industri di antaranya:  Debu yang berada dan melayang di udara  Kebisingan dan getaran  Atmosfer yang berbahaya  Radiasi  Penanganan bahan bakar alternatif Terkait dengan kegiatan audit energi, selayaknya Buku Panduan tentang K-3 juga dimiliki oleh suatu institusi atau tim auditor energi. Dengan demikian pada saat tim auditor energi akan diberangkatkan ke lokasi atau industripabrik yang akan diaudit energinya, maka Koordinator mengingatkan kembali danatau memberikan pengarahan di bidang K-3.