Kehilangan Panas Pada Bagian Luar Boiler Tekanan Uap

175 Gambar 4-39. Persentase perbaikan efisiensi versus tekanan boiler. Tabel 4-17 TDS maksimum untuk berbagai tekanan Tekanan Uap keluar Boiler Total Zat Padat Total Kesadahan Zat Padat Terlarut psig bar ppm ppm ppm 0-300 0-20 3500 700 300 301-450 21-30 3000 600 250 451-600 31-40 2500 500 150 601-750 41-50 2000 400 100 751-900 51-60 1500 300 60 901-1000 61-67 1250 250 40 1001-1500 68-100 1000 200 20 1501-2000 101-133 750 150 10 2001 dan Lebih 134 dan Lebih 500 100 5 176 Tabel 4-18 Rekomendasi level TDS untuk beberapa jenis boiler Tipe Boiler TDS Maksimum, [ppm] Lancashire 10.000 ppm Smoke and Water Tube Boilers 12 kgcm 2 5.000 ppm Low Pressure Water Tube Boiler 2.000-3.000 High Pressure Water Tube Boiler with Superheater etc. 3.000 – 3.500 ppm Package and Economic Boilers 3.000 ppm Coil Boilers and Steam Generators 2.000 pada air umpan Tabel 4-19 Rekomendasi TDS air umpan Faktor Lebih dari 20 kgcm 2 21 – 39 kgcm 2 40 – 59 kgcm 2 Besi total maks, ppm 0,05 0,02 0,01 Tembaga total maks, ppm 0,01 0,01 0,01 Silika total maks, ppm 1,0 0,3 0,1 Oksigen maks, ppm 0,02 0,02 0.01 Hydrazine residual, ppm - - -0,02 –0,04 pH pada 25 C 8,8 –9,2 8,8 –9,2 8,2 –9,2 Kesadahan, ppm 1,0 0,5 - Tabel 4-20 Rekomendasi batas air boiler. IS 10392, Tahun 1982 Faktor Lebih dari 20 kgcm 2 21 – 39 kgcm 2 40 – 59 kgcm 2 TDS, ppm 3000-3500 1500-2500 500-1500 Total iron dissolved solids ppm 500 200 150 Specific electrical conductivity at 25 C mho 1000 400 300 Phosphate residual ppm 20-40 20-40 15-25 pH at 25 C 10-10,5 10-10,5 9,8-10,2 Silica max ppm 25 15 10 177

4.4.3.11. Pengaruh Bahan Bakar

Komposisi yang berbeda pada bahan bakar mempunyai pengaruh terhadap efisiensi boiler. Pengaruh tersebut ditentukan oleh kandungan hidrogen dalam bahan bakar yang akan menyebabkan perbedaan moisture content dalam flue gas, perbedaan jumlah panas yang dilepas pada pembakaran bahan bakar, dan dissimilar slagging, sooting, serta karakteristik fouling. Tabel 4-21 Jenis bahan bakar terhadap efisiensi Nilai Kalori MJkg Efisiensi, [] Bahan Bakar gross net gross net Minyak 42,4 40,0 85 90 5 Batubara 28,6 27,3 81 85 4 Kayu 13,6 11,9 74 85 11 Gas Alam 43,1 39,0 81 90 9 Tabel 4-22 Komposisi gas buang yang disarankan Kehilangaan Net Heat Value Satuan Baik Tidak Baik Gas Buang 9,8 15,2 Kandungan Air dalam Gas 0,7 1,0 CO 0,05 2,5 Soot 0,7 1,7 Slag 2,5 2,5 Total Kehilangan 14,8 24,9 178 4 4 . . 5 5 . . P P E E N N Y Y U U S S U U N N A A N N L L A A P P O O R R A A N N Kegiatan audit energi pada sistem boiler diakhiri dengan penyusunan laporan. Selanjutnya, laporan ini biasanya dipresentasikan di hadapan pemilik atau pengelola industripabrik. Presentasi ini penting untuk dilakukan guna memaparkan secara langsung hasil analisis, kesimpulan, dan rekomendasi yang diberikan dalam rangka peningkatan kinerja boiler. Penyusunan laporan audit energi pada sistem boiler bergantung pada lingkup audit energi yang dilakukan. Umumnya audit energi pada sistem boiler merupakan bagian dari suatu audit energi rinci. Artinya, di samping sistem boiler yang diaudit, terdapat juga misalnya sistem-sistem kelistrikan, diesel generator, dan lain-lainnya. Namun dapat terjadi suatu pabrik menginginkan sistem boilernya saja yang diaudit.

4.5.1. Sebagai Bagian Dari Audit Energi Rinci

Dalam buku ini audit energi pada sistem boiler merupakan bagian dari audit energi rinci di industripabrik. Dengan demikian laporan yang disusun juga merupakan bagian dari suatu laporan gabungan. Contoh kerangka dan format laporannya dapat dilihat pada Gambar 4-40. Sedangkan untuk format penulisan nama tabel, gambar, dan catatan kaki dapat dilihat pada Gambar 4-41. Huruf “X” pada judul laporan Gambar 4-40 adalah urutan bab pada sistem boiler. Misalnya, laporan untuk audit energi pada sistem boiler berada pada urutan ke-4 , maka ini berarti huruf “X” diganti dengan angka 4 atau IV. Dengan demikian judul laporan menjadi: Bab 4 atau Bab IV Sistem Boiler. Hal utama yang mesti dituliskan di dalam laporan – sesuai dengan Gambar 4-40 - meliputi: 1. Deskripsi Sistem Boiler Di sini diuraikan hal-ikhwal mengenai sistem boiler di pabrik tersebut, misalnya: a jumlah dan spesifikasi masing-masing boiler, b status terkini: konsumsi bahan bakar, produksi uap dan konsumsi untuk pabrik, c perawatan dan perbaikan, dan d status peralatan ukur atau sistem instrumentasi yang terpasang; 2. Lingkup Audit Energi pada Sistem Boiler Dijelaskan seberapa rinci lingkup kegiatan yang dilakukan. 3. Peralatan Audit Energi Dijelaskan jenis dan jumlah peralatan ukur, pendukung, dan K-3 yang digunakan oleh auditor untuk pengumpulan data primer; 4. Pengukuran dan Analisis Di sini diuraikan di titik atau lokasi mana saja pengukuran dilakukan. Selain itu juga dijelaskan pengukuran yang dilakukan secara sinambung on-line dan sesaat. Selanjutkan diuraikan analisis danatau perhitungan yang dilakukan atas data hasil pengukuran.