Steam Trap KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEPUSTAKAAN

243 Gambar 6-1. Jenis-jenis steam trap. Tiga jenis utama steam trap tersebut fungsi dan prinsip operasinya harus dipahami oleh insinyur desain, bagian operasi pabrik, dan tim pemeliharaan. Semua industri harus memiliki program manajemen steam trap yang efektif. Meskipun kegagalan steam trap terkadang tidak selalu mengakibatkan hilangnya energi yang besar, tetapi akan selalu mengakibatkan masalah sistem operasi dan masalah reliabilitas. Ukuran yang tidak tepat dan aplikasi yang tidak benar adalah penyebab paling umum dari kegagalan steam trap di industri. Tabel 6-2 memberikan contoh pemilihan steam trap yang tepat untuk berbagai aplikasi pada sistem distribusi uap di Industri, mulai dari jalur distribusi uap utama header uap sampai dengan peralatan pengguna uap. Dengan pemilihan steam trap yang tepat maka akan mengurangi resiko kegagalan sistem distribusi uap. Tabel 6-2 Pemilihan Steam Trap Pemilihan Steam Trap Aplikasi pada Fitur Tipe Trap yang cocok Distribsi Uap Utama - Terbuka ke atmosfer, kapasitas kecil - Perubahan tekanan yang sering - Tekanan rendah - tekanan tinggi Termodinamis Peralatan  Reboiler  Heater  Dryer  Heat exchanger - Kapasitas besar - Variasi tekanan dan suhu tidak diharapkan Mechanical trap, Bucket, Inverted bucket, float  Tracer line  Instrumentasi - Untuk overheating steam - Tahan terhadap water hummer Termodinamis dan Bimetal Steam Trap Termostatis 1. Ekspansi cairan 2. Tekanan seimbang 3. Bimetal Mekanikal 1. Ball floating 2. Inverted bucket Termodinamis 1. Impulse 2. Labyrinth 3. Fixed orifice 244

6.1.3.2. Pemanfaatan Kembali Kondensat Condensate Recovery

Beberapa alasan untuk pemanfaatan kembali kondensat meliputi:  Alasan Finansial. Kondensat merupakan sumber daya berharga dan bahkan recovery dalam jumlah kecil sering dibenarkan secara ekonomi. Pembuangan dari steam trap tunggal layak di-recovery. Unrecovery Condensate harus diganti di sistem boiler oleh penambahan air baru make-up water dengan biaya tambahan pengolahan air dan bahan bakar untuk memanaskan air dari suhu yang lebih rendah;  Biaya Air. Setiap kondensat yang tidak dikembalikan perlu diganti dengan make- up water, ini menyebabkan biaya tambahan air dari penyedia air setempat;  Pembatasan Limbah. Di Inggris misalnya, air di atas 43 °C tidak dapat dikembalikan ke saluran pembuangan umum, karena merusak lingkungan. Kondensat di atas suhu ini harus didinginkan sebelum dibuang, yang dapat menimbulkan biaya energi ekstra. Pembatasan serupa berlaku di beberapa negara lain;  Memaksimalkan Keluaran Boiler. Air umpan boiler yang lebih dingin akan mengurangi laju pembentukan uap di boiler. Suhu air umpan yang rendah menyebabkan kebutuhan panas untuk memanaskan air lebih besar, sehingga bahan bakar yang digunakan akan lebih banyak;  Kualitas Air Umpan Boiler. Kondensat adalah air destilasi, yang hampir tidak mengandung padatan terlarut TDS. Boiler memerlukan blowdown untuk mengurangi konsentrasi padatan terlarut dalam air boiler. Kondensat yang dikembalikan ke feed tank akan mengurangi blowdown sehingga akan mengurangi energi yang hilang dari boiler. Komponen utama pada sistem recovery kondensat adalah:  Steam Traps  Condensate piping and fittings  Flash tanks  Receivers  Pumps  Lift stations  Polishers and filters

6.1.3.3. Isolasi Pipa Uap dan Peralatan Proses

Isolator termal adalah material yang mempunyai konduktivitas termal yang rendah. Isolasi berfungsi untuk mencegah terjadinya perpindahan panas sehingga mengurangi kerugian kehilangan panas. Isolasi ini sangat efektif penggunaannya dalam berbagai applikasi, seperti pada: sistem perpipaan, tangki penyimpan, tungku furnace, boiler, dan lain-lain. 245 Isolator termal, dengan mengurangi kehilangan panas, memberikan manfaat sebagai berikut:  Mengurangi konsumsi bahan bakar;  Proses kontrol yang lebih baik dengan menjaga suhu proses pada tingkat yang konstan;  Pencegahan korosi dengan menjaga permukaan terpapar dari sistem berpendingin di atas titik embun;  Perlindungan kebakaran pada peralatan;  Meredam getaran. Isolator dapat diklasifikasikan berdasarkan tiga rentang suhu yang biasa digunakan:  Isolator Suhu Rendah sampai dengan 90 o C, yang digunakan untuk lemari es, sistem air dingin dan panas, tangki penyimpanan, dan lain-lain. Bahan yang paling umum digunakan adalah gabus, kayu, 85 persen magnesium, serat mineral, poliuretan, dan expanded polystyrene;  Isolator Suhu Menengah 90 – 325 o C, yang digunakan dalam pemanasan suhu rendah dan peralatan pembangkit uap, jalur uap, cerobong, dan lain-lain. Bahan yang paling umum digunakan meliputi 85 persen magnesium, asbes, kalsium silikat, dan serat mineral;  Isolator Suhu Tinggi 325 o C ke atas, yang umumnya digunakan untuk boiler, sistem superheated steam, oven, pengering, dan tungku. Bahan yang paling sering digunakan adalah asbes, kalsium silikat, serat mineral, mika, vermikulit, fireclay, silika, dan serat keramik. Faktor-faktor penting yang harus dipertimbangkan ketika memilih bahan isolasi adalah:  Temperatur operasi sistem;  Jenis bahan bakar yang digunakan;  Ketahanan bahan terhadap panas dan kondisi cuaca buruk;  Konduktivitas termal material;  Difusivitas termal bahan;  Kemampuan material untuk menahan berbagai kondisi, seperti kejutan panas, getaran, dan bahan kimia;  Ketahanan bahan terhadap nyala apikebakaran;  Permeabilitas bahan;  Total biaya, termasuk pembelian bahan, pemasangan, dan perawatan.