Estimasi Waktu dan Biaya

30 Tabel 2-2 Contoh jadwal rinci audit energi di industri

2.2.1.3. Penyusunan dan Pengiriman Proposal

Proposal audit energi sekurang-kurangnya memuat beberapa hal, yaitu latar belakang penawaran, tujuan kegiatan, keluaran atau hasil yang akan disampaikan, metodologi kegiatan, jumlah dan kualifikasi personilauditor yang akan melakukan, serta waktu dan biaya yang dibutuhkan. Proposal secepatnya dikirimkan kepada pemilik atau pengelola industri. Durasi, Personil [hari] [orang] 1. Komunikasi awal 2 1 2. Persiapan: 2.1. Pengumpulan data awal 1 2 melalui jasa pengiriman atau Survei Awal Tim Auditor 2.2. Penyusunan, penyampaian, dan 5 3 kesepakatan proposal penawaran audit energi 2.3 Penyusunan Tim Audit Energi, 3 11 penyusunan jadwal rinci, persiapan peralatan, serta mobilisasi personil dan peralatan 3. Pengumpulan data primer dan sekunder Dilaksanakan melalui pengukuran secara sinambung atau on-line dan manual sekaligus validasi data: 3.1. Sistem Kelistrikan 5 3 3.2. Sistem Boiler 7 3 3.3. Sistem Diesel-Generator 2 1 3.4. Sistem Distribusi Uap 4 1 3.5. Sistem Integrasi Proses 4 1 3.6. Sistem Chiller 4 1 3.7. Sistem Pompa 4 1 3.8. Sistem M anajemen Energi 3 1 4. Evaluasi dan Analisis Data 4.1. Sistem Kelistrikan 5 2 4.2. Sistem Boiler 5 2 4.3. Sistem Diesel-Generator 5 1 4.4. Sistem Distribusi Uap 5 1 4.5. Sistem Integrasi Proses 5 1 4.6. Sistem Chiller 5 1 4.7. Sistem Pompa 5 1 4.8. Sistem M anajemen Energi 5 1 5. Penyusunan Laporan 7 8 6. Presentasi Laporan Akhir 1 8 7. Koordinasi M anajemen 12 1 4 5 6 7 M inggu ke- No Kegiatan 1 2 3 31 2 2 . . 2 2 . . 2 2 . . Kesepakatan dan Perjanjian Kerja atau Kontrak Apabila TERJADI KESEPAKATAN = SETUJU antara Pihak Auditor dengan Pemilik danatau Pengelola Industri, maka kegiatan dilanjutkan dengan Pembentukan Tim Audit Energi Subbab 2.2.3. Apabila TIDAK TERJADI KESEPAKATAN = TIDAK SETUJU antara Pihak Auditor dengan Pemilik danatau Pengelola Industri, maka kegiatan audit energi tidak dapat dilanjutkan. Di dalam bab atau buku ini diasumsikan TERJADI KESEPAKATAN, dengan demikian proses berlanjut dengan kegiatan-kegiatan berikutnya. 2 2 . . 2 2 . . 3 3 . . Pembentukan Tim Audit Energi dan Pembagian Tugas Persiapan berikutnya setelah terjadi kesepakatan pelaksanaan audit energi adalah pembentukan tim audit energi serta pembagian tugasnya. Jumlah tim – termasuk anggotanya – dan beban tugasnya disesuaikan dengan beban pekerjaan sesuai dengan informasi yang diperoleh dari Data Awal Informasi Industri.

2.2.3.1. Pembentukan Tim Audit Energi

Tim kecil dan Calon Manajer Tim sebagaimana disebut pada butir 2.2.1.1 menyusun Tim Audit Energi. Susunan tim audit energi mengacu kepada hasil pembahasan dan analisis awal yang telah dituangkan di dalam Tabel 2-2. Berdasarkan Tabel 2-2 terdapat 8 sistem yang akan dikaji atau diaudit, yaitu sistem-sistem: 1 kelistrikan, 2 boiler, 3 diesel generator, 4 distribusi uap, 5 integrasi proses, 6 chiller, 7 pompa, dan 8 manajemen energi. Untuk itu dibentuk 8 subtim teknis dan 1 subtim non-teknis yang bertugas menyelesaikan laporan. Kesembilan subtim ini dipimpin oleh seorang koordinator atau manajer tim. Pada contoh ini, Manajer Tim merangkap sebagai auditor pada sistem manajemen energi. Contoh susunan tim dapat dilihat pada Tabel 2-3, sedangkan kualifikasi masing- masing personil dapat dilihat pada Tabel 2-4.