Pelaksanaan Pengukuran 1. Laju Alir dan Temperatur Fluida

416 C.2. Tekanan Masuk dan Keluar Pompa Tim auditor mengukur dan mencatat data tekanan masuk dan keluar pompa. C.3. Head Pompa Tim auditor mengukur dan mencatat data head pompa. C.4. Konsumsi Energi Listrik Pompa Secara bersamaan dengan pengukuran pada butir D.1 a.d D.3 di atas, Tim Auditor mengukur konsumsi energi listrik pompa dalam satuan kVA atau kW.

9.5.2.2. Pengumpulan Data Sekunder

A. Data Sekunder yang Dibutuhkan

Beberapa data sekunder kemungkinan besar sudah tersedia pada Data Awal Informasi Industri pada saat kegiatan audit enegri ini dipersiapkan. Namun demikian perlu dijelaskan bahwa untuk keperluan analisis pada audit energi ini diperlukan data sekunder yang meliputi:  Jumlah dan spesifikasi masing-masing pompa;  Model atau pola operasi unit-unit pompa tersebut di atas;  Jam operasi pompa dalam setahun beserta rata-rata dayanya hp;  Salinan catatan operasi logsheet atau logbook unit-unit pompa selama 3 bulan terakhir;  Dokumen perawatan atau modifikasi yang pernah dilakukan;  Permasalahan-permasalahan yang sering muncul akhir-akhir ini;  Prosedur Operasi Baku atau Standard Operating Procedure SOP;  Hasil uji kinerja performance test pada saat “komisioning” menjelang serah terima unit-unit pompa.

B. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data sekunder umumnya dilakukan pada saat survei awal. Namun demikian pada saat pelaksanaan pengukuran data primer dapat juga sekaligus melengkapi kekurangan data sekunder. Pengumpulannya juga dilakukan dengan pengamatan serta interview terhadap operator dan pihak manajemen pabrik, untuk memperoleh pola konsumsi energi yang lebih rinci serta menggali peluang-penghematan energi yang dapat dilakukan.

9.5.3. Pemaparan Hasil Sementara Audit Energi

Setelah selesai melakukan pengamatan dan pengukuran pada sistem pompa di plant maka auditor diharapkan bisa menyampaikan temuan-temuan sementara hasil audit lapangan. Beberapa temuan yang didapatkan tersebut, antara lain berisi mengenai kondisi 417 best practice yang telah berjalan di plant, titik fokus area yang terdapat potensi penghematan energi, evaluasi sesaat pola operasi dan pemeliharaan, dan kondisi eksisting kinerja peralatan yang ada. 9 9 . . 6 6 . . A A N N A A L L I I S S I I S S Tujuan pertama analisis ini adalah menghitung efisiensi pompa pada saat dilakukan pengukuran. Harga efisiensi ini kemudian dibandingkan dengan kondisi desain atau hasil uji kinerja pada saat “komisioning”. Apabila efisiensi hasil audit energi ini jauh di bawah efisiensi hasil “komisioning” maka dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan dan perbaikan. Tujuan kedua adalah untuk mendapatkan neraca energi sistem. Neraca energi ini memberikan banyak informasi yang sangat berguna untuk mencari alternatif- alternatif penghematannya. Pelaksanaan analisisnya mengacu pada uraian di Subbab 9.2.

9.6.1. Justifikasi Finansial dan Pertimbangan LCC

Sebagaimana diuraikan pada Subbab 9.2, justifikasi finansial dan pertimbangan Life Cycle Cost LCC merupakan pola yang mengawali analisis pada sistem pompa. Langkah awal ini akan menjadikan hasil audit energi pada sistem pompa menjadi terukur dengan berbasis segi pembiayaan.

9.6.2. Pendekatan Prescreening dan Evaluasi Awal

Terhadap sistem dilakukan initial prescreening, secondary prescreening, dan evaluasi serta kuantifikasi potensi penghematan energibiaya yang akan didapatkan

9.6.3. Analisis Komponen Sistem

Sebagaimana dibahas di dalam Sub-subbab 9.2.1, analisis dilakukan terhadap komponen atau subsistem, meliputi: a. Adjustable Speed Drive untuk motor pompa b. Rugi-rugi pada motor pompa c. Rugi-rugi pada pompa

9.6.4. Analisis Sistem Fluida

Dilakukan optimasi sistem fluida lihat Sub-subbab 9.2.2.

9.6.5. Optimasi Sistem

Analisis optimasi sistem dengan mengacu pada uraian di dalam Sub-subbab 9.2.3 hingga 9.2.5.