Daya Poros Buku Pedoman Aunergi Industri 2015

204 Daya poros merupakan daya yang digunakan untuk menggerakkan beban yang dalam hal ini adalah alternator. Besarnya daya poros dapat diketahui dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: N e = ω T  = 60 n 2 T π  keterangan: N e = daya poros, [Watt] T = torsi, [Nm] n = putaran poros, [rpm]

b. Energi Bahan Bakar

Energi bahan bakar merupakan energi yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar, yaitu: E bb = m b x N c keterangan: E bb = energi bahan bakar, [kW] m b = aliran massa bahan bakar, [kgdetik] N c = nilai kalor bahan bakar, [kJkg]

c. Energi Panas

Energi panas yang dimaksud adalah energi yang terbuang melalui fluida pendingin dalam bentuk panas. Besarnya energi ini adalah: Q c =   in c out c P c T T C m     keterangan: Q c = energi panas yang terbuang melalui fluida pendingin, [kW] m c = laju alir massa fluida pendingin, [kgdetik] C P = kapasitas panas fluida pendingin, [kJkg. o C] T c out = temperatur keluar fluida pendingin, [ o C] T c in = temperatur masuk fluida pendingin, [ o C]

d. Energi Gas Buang

Energi ini merupakan energi dari gas hasil pembakaran yang sudah tidak dapat dimanfaatkan dan terbuang melalui gas buang.

e. Efisiensi Termal

205 Efisiensi termal merupakan perbandingan antara kerja yang dihasilkan berupa daya poros terhadap energi input yang dibutuhkan berupa energi panas bahan bakar. Efisiensi termal ini dapat dinyatakan sebagai performansi atau kinerja mesin diesel. Efisiensi termal mesin diesel dinyatakan sebagai berkut: bb e E N th η  keterangan:  th = efisiensi termal N e = kerja output yang dihasilkan, [kW] E bb = energi bahan bakar, [kW] Dalam diesel terdapat istilah Cut off Ratio r c : r c = V 3 V 2 = v 3 v 2 Untuk gas ideal proses isentropis 1-2 dan 3-4 berlaku: T 1 T 2 = v 2 v 1 k-1 = v 3 v 4 k-1 = T 4 T 3 Sehingga efisiensi termal diesel adalah: � ℎ �� = 1 − 1 −1 � −1 � − 1 keterangan: k = specific heat ratio = C p C v untuk udara k = 1,4 r = perbandigan kompresi = V max V min = V 1 V 2 = v 1 v 2 Perbandingan kompresi sangat berpengaruh pada efisiensi termal Gambar 5-3. Untuk memperbaiki efisiensi diesel dikembangkan siklus dual dengan membagi proses pembakaran menjadi dua bagian, yaitu: 1 pembakaran dengan volume konstan dan 2 pembakaran dengan tekanan konstan. Siklus dual dapat dilihat pada Gambar 5-4. Efisiensi termal untuk siklus dual adalah: � ℎ �� = 1 − 1 −1 � � −1 [ � – 1 + � � − 1 ] keterangan: r p = perbandingan tekanan pada pembakaran v konstan r c = perbandingan cut off r k = perbandingan kompresi