Pelaksanaan Pengukuran Pengumpulan Data Primer

83 masuk dari CT dan yang lainnya adalah terminal netral. Salah satu cara membedakan terminal input dari CT dan terminal netral adalah netralnya di hubungan short ketiga terminal Ampere tersebut. Fasa R biasanya berada paling kiri, fasa S di tengah, dan fasa T paling kanan. Clamp on CT alat ukur harus dipastikan sudah ter-plug dan rapat. Apabila arus listrik diukur secara langsung dengan CT alat ukur, maka pastikan bahwa kemampuan arus CT yang digunakan lebih besar daripada arus yang mengalir pada kabel listrik atau beban. a b Gambar 3-6. Titik pengukuran untuk menentukan efisiensi: a langsung, b tidak langsung Kemudian pasang sensorkabel tegangan alat ukur pada fasa yang tepat. Bila memungkinan, tegangan dapat diambil pada busbar ataupun pada skun terminal masuk Circuit Breaker. Fasa R biasanya berwarna merah, fasa S berwarna kuning, dan fasa T berwarna biruhitam. Apabila sensor arus dan tegangan alat ukur sudah terpasang dengan baik, maka pada alat ukur, setting type wiring, perbandingan tegangan, tipe sensor CT, range CT, dan perbandingan CT. Setting parameter yang akan diukur, setting waktu pengukuran, interval, serta lokasi tempat penyimpanan data. Pastikan bahwa alat ukur yang sudah terpasang telah mengukur semua parameter listrik yang dibutuhkan dan dapat menyimpan dengan baik pada PC card contoh pengukuran dengan menggunakan Power Hi-Tester Analyser merek HIOKI.

E. Evaluasi Awal Hasil Pengukuran

Evaluasi data awal hasil pengukuran dapat dilakukan di lokasi tempat pengambilan data. Hal ini penting untuk memastikan bahwa data yang terukur sudah menggambarkan konsumsi listrik terhadap peralatan atau sistem yang diukur. Evaluasi awal hasil pengukuran ini bisa didiskusikan dengan orang yang mengetahui peralatan yang kita ukur atau bisa juga bandingkan dengan spesifiksi peralatan yang diukur. Sumber Listrik W, Wh, V, I, Pf, Harm-meter Beban W, Wh, V, I, Pf, Harm-meter Primer Sekunder Sumber Listrik Beban W, Wh, V, I, Pf, Harm-meter Primer Sekunder 84

3.3.2.2. Pengumpulan Data Sekunder

A. Data Sekunder yang Dibutuhkan

Pengumpulan data sekunder dapat berupa single line diagram, wiring diagram, rekening listrik PLN, data penggunaan daya yang selama ini dicatat oleh operator, data peralatan listrik berupa transformator, motor listrik, dan beban listrik lainnya. Data produksi, data proses produksi, diagram alir proses produksi processs flow diagram, spesifikasi peralatan utama dan peralatan pendukung, spesifikasi bahan baku dan produk, dan lain-lain. Setiap data sekunder yang didapatkan harus dikonfirmasi kepada auditee bahwa data tersebut merupakan data dengan sumber data yang dapat dipertanggungjawabkan. Data sekunder apa saja yang dikumpulkan sebaiknya sudah ditentukan dan disampaikan kepada auditee sebelum pelaksanaan survei. Dengan demikian, auditee sudah dapat menyiapkan bahan-bahannya terlebih dahulu dan pada saat survei lapangan auditor tinggal melakukan proses klarifikasi dan verifikasi data sekunder. Pada sistem kelistrikan data sekunder yang paling penting meliputi:  Penggunaan energi listrik bulanan selama 2 s.d 3 tahun terakhir dari rekening listrik PLN  Diagram satu garisSingle Line Diagram  Wiring diagram  Data transformator  Data motor listrik  Data pencahayaanlampu  Data beban lainnya  Data proses produksi  Diagram sistem tata udarapendingin  Diagram sistem penyediaan dan pengolahan air

B. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dapat berupa kuesioner, foto kopi, copy file, dan wawancara. Kuesioner disusun dan dikirimkan kepada pihak auditee sebelum survei lapangan dilakukan, kemudian dilakukan verifikasi pada saat survei lapangan. Kuesioner yang disusun setidaknya meliputi:  Data Umum Perusahaan  Nama, alamat, struktur organisasi, sejarah, dan lain-lain  Data penyediaan dan penggunaan energi bulanan, tahunan  Bahan bakar jenis, biaya, dan volume penggunaan  Penggunaan energi per lokasi, per alat  Rekening listrik selama 3 tahun terakhir  Biaya energi kontrak, biaya satuan  Status Manajemen Energi