4.5 = LWT = 12 = dT = 8 Buku Pedoman Aunergi Industri 2015

367 Tabel 8-5 Temperatur dan tekanan kerja refrigeran. Sumber : http:www.advantageengineering.comfyi289advantageFYI289.php 368 - Pengerakan pada pipa, diketahui dari selisih temperatur refrigeran dan air keluar temperature approcach. Dalam kondisi yang baik nilai ini umumnya kurang dari 1,5 o C. Perhitungan nilai temperatur approach yaitu: � �� = � �− − � �− Keterangan: T app = temperatur approach, [ o C] T ev-o = temperatur air keluar evaporator EWT, [ o C] T ev-r = temperatur refrigeran dalam evaporator, [ o C] Sebagai indikasi terjadinya pengerakan, dapat diketahui pula dari penurunan tekanan pressure drop air keluar dan masuk chiller. Dimana pada debit air yang terukur, penurunan tekanan air yang terukur lebih besar dari penurunan tekanan air pada kondisi chiller awalbaru yang terdapat pada buku manual chiller atau data komisioning. Perhitungan nilai pressure drop yaitu: ∆ = � − Keterangan: ∆ = pressure drop, [kPa] � = tekanan air masuk chiller, [kPa] = tekanan air keluar chiller, [kPa] Pada Gambar 8-24 tampak contoh nilai penurunan tekan air pressure drop normal terhadap debit aliran air pada beberapa jenis evaporator chiller. Sumber: YCAJ York Chiller Manual Gambar 8-24. Grafik penurunan tekanan air chiller. 369 - Debit air kurang, diketahui dari pengukuran laju aliran air. Penyebab aliran kurang dapat berupa kerusakan pada pompa, katup terbuka sedikit atau penyeimbangan balancing aliran yang tidak tepat. Debit aliran mempengaruhi tingkat pembebanan chiller sehingga kapasitasnya terpengaruh. Selain itu debit aliran mempengaruhi pula kemampuan pertukaran panas di evaporator kondenser. Oleh karena itu, debit air yang kurang mempengaruhi kinerja chiller. Pada beberapa buku manual chiller dilengkapi informasi kinerja chiller berdasarkan temperatur dan debit airnya. Data tersebut dapat digunakan untuk menganalisa penurunan kinerja chiller yang disebabkan kurangnya aliran air. Contoh hasil pengukuran debit aliran air pendingin tampak pada Gambar 8-25. Pada grafik tersebut data hasil pengukuran dibandingkan dengan nilai desainnya serta nilai maksimal dan minimal berdasarkan manual chiller. Gambar 8-25. Data pengukuran debit air pada evaporator - Sirkulasi singkat short circulation udara pendingin pada kondenser chiller tipe air-cooled atau menara pendingin, diketahui dari perbandingan temperatur udara luar, udara masuk dan udara keluar. �� � ���� = ℎ − ℎ � ℎ − ℎ × 1 Keterangan: h o = enthalpi udara keluar, h i = enthalpi udara masuk h a = enthalpi udara lingkungan 20 22.21

22.21 20.56

20.56 23

23 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 I-B II-A II-B III-A III-B IV V LS Chiller Min. 15.8 ls Max. 50.7 ls Desain 22.9 ls 370 udara pendingin yang bersirkulasi pendek menyebabkan panas terkumpul dan meningkatkan temperatur udara pendingin. Dimana semakin tinggi temperatur udara pendingin semakin rendah kemampuan mendinginkan chiller. Oleh karena itu, pada manual chiller tipe air cooled atau menara pendingin umumnya disertai jarak bebas peletakannya terhadap dingin, atap, dan unit yang lain seperti tampak pada Gambar 8-26. Sumber : YCAJ York Chiller Manual Gambar 8-26. Data pengukuran debit air pada evaporator - Isolasi pipa. Isolasi yang tidak baik bukan penyebab penurunan kinerja chiller. Isolasi pipa yang tidak baik menyebabkan penambahan beban chiller akibat panas yang masuk dari lingkungan melalui pipa distribusi. Oleh karena itu, upaya perbaikan terhadap kebocoran ini menjadi bagian dari penghematan energi. Nilai persentasi penghematannya sama dengan nilai persentasi kebocoran isolasi pipa dimana: � � � � �� � = � −� − � �− + � �−� − � − � �−� − � �− × 1 Keterangan: T ev-i = temperatur rata-rata air masuk evaporator, [ o C] T ev-o = temperatur rata-rata air keluar evaporator, [ o C] T b-i = temperatur rata-rata air masuk beban, [ o C]