Pelaksanaan Pengukuran 1. Pengukuran Gas Buang dan Temperatur Dinding Boiler
147 Gambar 4-12.2
Gambar 4-12.3 Gambar 4-12 1,2, dan 3. Skema pengukuran komposisi gas buang.
D.2. Air Boiler
Pada pengukuran kinerja unit ketel dilakukan pengujian terhadap kualitas air ketel yang digunakan. Pengujian dilakukan pada air umpan ketel sebelum masuk
ketel dan air lumpur terbuang blowdown. Parameter yang diukur adalah total dissolved solid TDS air, laju alir air lumpur terbuang, dan temperaturnya.
Salah satu parameter yang bisa diukur adalah kandungan padatan terlarut total Total Dissolved Solid TDS. Untuk ketel dengan tekanan uap yang dihasilkan 20
kgcm
2
maka batas TDS yang diperbolehkan adalah 3.500 ppm. Sedangkan dari hasil pengukuran TDS terhadap masing-masing ketel seperti terlihat pada Tabel 4-2. Untuk
menjaga kualitas air ketel tersebut biasanya dilakukan pembuangan air ketel lumpur terbuang, baik secara kontinyu continous blowdown maupun secara berkala
intermitent blowdown.
Tabel 4-2 Hasil pengukuran air lumpur terbuang suatu ketel
No Parameter
Satuan Boiler
I II
III IV
1 Laju alir lumpur terbuang
intermiten kontinyu tonjam
0,715 1,863
0,450 0,336
2 TDS
ppm 1.120
1.377 773
1.120 3
pH 9,5
9,6 10
9,5 4
Kesadahan 0,5
0,5 0,5
0,5 5
Laju alir lumpur terbuang maksimum
tonjam 2,293
1,767 2,95
0,889
Dari hasil pengukuran TDS air umpan ketel tersebut maka dapat dilakukan estimasi terhadap jumlah laju alir air lumpur terbuang yang optimal, dengan metode
perhitungan air lumpur terbuang.
148 �� � � � , [] =
TDS Air Umpan TDS Diizinkan pada Boiler − TDS Air Umpan
x 1 Contoh:
Boilerketel dengan kapasitas 20 tonjam, tekanan menengah. TDS dalam feed water
= 300 ppm Maksimum TDS yang diizinkan = 3.500 ppm tekanan menengah
TDS dalam air lumpur = 1.120 ppm
Maka persentase air lumpur terbuang blowdown dapat dihitung sebagai berikut: Air lumpur terbuang
= [3003500-300] x 100 = 11,11
Dengan kapasitas ketel 20 ton.jam =20.000 kgjam, maka laju alir air lumpur yang seharusnya dibuang
= 20.000 x 11,11 = 2.222 kgjam. = 2,2 tonjam.
Secara umum rugi-rugi air lumpur terbuang di semua ketel relatif kecil, hal ini dapat dilihat dari TDS air umpan ketel dan TDS pada waktu pembuangan air lumpur
terbuang. Jika persyaratan air lumpur terbuang sudah terpenuhi, jumlah dan kualitasnya mencukupi, maka rugi-rugi air lumpur terbuang cukup diasumsikan
sekitar 1.
Untuk menaikkan efisiensi ketel dapat juga dengan menaikkan temperatur air umpan ketel dari 100 °C menjadi 105
o
C dengan memanfaatkan panas buang dari kondensat atau gas buang dengan mempertimbangkan:
Tinggi tangki air umpan, untuk temperatur 105
o
C tinggi minimal dari tangki deaerator adalah 12,5 m guna menyesuaikan dengan NPSH pompa.
Kemampuan alat ukur laju alir, tekanan air umpan terhadap temperatur.
Gambar 4-13. Pengukuran air lumpur terbuang. Dari Tabel 4-3 semua ketel tersebut telah memenuhi syarat untuk air umpan
ketel, yaitu TDS di bawah 3.500 ppm, dan jumlah pembuangannya tidak melebihi persyaratan yang ditentukan.
149 Tabel 4-3
Parameter kualitas air umpan
No PARAMETER
UNIT STANDARD ACTUAL STANDARD ACTUAL
STANDARD ACTUAL
1 PH 8-9.5
7.18 10-11.5
11.16 9.62
2 P ALKALINITY ppm
max 350 3 M ALKALINITY
ppm max 1200
4 O ALKALINITY ppm
2.5 x silica 5 SILICA
ppm 5
150 6 TDS
ppm 900
4000 7 CONDUCTIVITY
μS 35
3,072 3500
995.6 49.36
8 CaCaCO3 mgl
trace trace
9 Mg CaCO3 mgl
trace trace
10 IRON ppm
max 0.2 2
11 HYDRAZINE ppm
0.3-0.9 0.2-0.5
12 RESIDUAL N 7203 ppm
80-200 13 NaCl
ppm trace
max400 14 TVC
− −
− −
− −
− NO PARAMETER
UNIT STANDARD CT EVAP CT DISTILL
CT BLEACH CT TALC S
CT DRYER 1 PH
7.6-8.5 7.70
8.38 2 CONDUCTIVITY
μS 3500
518.8 1831
3 ORTHO PHOSPATE ppm
6− 4 TURBIDITY
NTU 20
5 RESIDUAL CLORINE ppm
6 TVC CFUml
100000 NO PARAMETER
UNIT 1 PH
2 CONDUCTIVITY μS
3 TURBIDITY NTU
4 SILICA ppm
5 TVC CFUml
NO PARAMETER
UNIT STANDARD
B H 1 B H 2
B H 3 B H TANK
1 PH 7.6-8.5
7.35 7.62
2 CONDUCTIVITY μS
3500 497.6
126.6 3 TURBIDITY
NTU 6−
4 SILICA ppm
20 5 TVC
CFUml 100000
NO PARAMETER
UNIT STANDARD
KAB KODYA
COND BLEACH COND DRYER 1 PH
7.6-8.5 7.13
6.89 6.94
8.11 2 CONDUCTIVITY
μS 3500
188 165.5
25.93 8,713
3 TURBIDITY NTU
6− 4 SILICA
ppm 20
5 TVC CFUml
100000 BOILER
COOLING TOWER
CHILLER WATER 7.6-8.5
3500 DEIONIZER
BOILER
BOREHOLE WATER PCC DEMIN
TOWN TOWER ACTUAL
7.94 1139
STANDARD 20
100000
150
D.3. Pengukuran Air Umpan Boiler
Data yang diperlukan adalah laju alir dan temperatur air umpan boiler. Laju alir air umpan boiler feed water diukur dengan alat ultrasonic flowmeter. Sedangkan
temperatur air umpan boiler diukur dengan termometer. Sekiranya di industri tersebut sudah tersedia atau terpasang alat ukur laju alir dan temperatur yang akurat
maka auditor dapat memanfaatkan alat tersebut untuk mendapatkan datanya. Pengukuran danatau pencatatan data ini dilakukan berulang-ulang dengan interval
waktu tertentu guna mendapatkan data yang valid. D.4. Pengukuran Uap yang Dihasilkan
Data yang diperlukan adalah laju alir, tekanan, dan temperatur uap steam yang dihasilkan boiler. Laju alir uap dapat diukur dengan alat ultrasonic flowmeter.
Sedangkan tekanan dan temperatur uap masing-masing diukur dengan barometer dan termometer. Sekiranya di industri tersebut sudah tersedia atau terpasang alat ukur
ketiga parameter itu dan pembacaannya akurat maka auditor dapat memanfaatkan alat tersebut untuk mendapatkan datanya. Pengukuran danatau pencatatan data ini
dilakukan berulang-ulang dengan interval waktu tertentu guna mendapatkan data yang valid.
D.5. Pengukuran Bahan Bakar
Pengukuran dilakukan terhadap laju alir dan temperatur bahan bakar yang akan masuk ke boiler.
D.6. Pengukuran Temperatur dan Kelembaban Nisbi Udara Sekitar
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat termometer dan higrometer.
D.7.Analisis Ultimate atas Bahan Bakar
Contoh sample bahan bakar diambil dan dianalisis di laboratorium untuk mendapatkan nilai persentase: karbon C, hidrogen H, oksigen O, nitrogen N,
sulfur S, kadar air, dan abu. D.8. Analisis Abu
Contoh sample abu hasil pembakaran di dalam boiler diambil dan dianalisis di laboratorium untuk mendapatkan nilai bahan bakar yang masih terdapat di dalam
abu. Selain itu juga dianalisis nilai kalori abunya. E. Evaluasi Awal Hasil Pengukuran
Evaluasi data awal hasil pengukuran dapat dilakukan di lokasi tempat pengambilan data. Hal ini penting untuk memastikan bahwa data yang terukur sudah
betul. Evaluasi awal hasil pengukuran ini bisa didiskusikan dengan orang yang
151 mengetahui peralatan yang kita ukur atau bisa juga dibandingkan dengan spesifiksi
peralatan yang diukur.