Pelaksanaan Pengukuran 1. Bahan Bakar

222 D.3. Udara di Permukaan Mesin Temperatur dan kecepatan udara di permukaan mesin diukur. D.4. Gas Buang Titik pengukuran untuk gas buang diusahakan tidak di ujung cerobong melainkan lebih mendekat ke arah mesin. Semakin dekat semakin baik. Hal ini untuk menghindari adanya kebocoran pada jalur atau pipa jalur gas buang. Dikhawatirkan udara luar terhisap masuk sehingga hasil pengukuran menjadi tidak layak. Pengukuran meliputi kadar O 2 , CO 2 dalam persen, CO dalam ppm, dan udara lebih excess air dalam persen. Selain itu juga diukur temperatur gas buang dalam o C. D.5. Air Pendingin Pengukuran dilakukan pada titik masuk dan keluar mesin diesel. Pengukurannya meliputi: laju alir dalam ton per jam dan temperatur dalam o C. D.6. Dinding Diesel Generator Pengukuran temperatur dalam o C dilakukan pada permukaan dinding luar mesin diesel. D.7. Listrik yang Dihasilkan Pengukuran dilakukan pada titik keluaran Generator. Parameter yang diukur meliputi: tegangan [Volt], arus [Ampere], daya [kVA atau kW], faktor daya, dan frekuensi [Hz].

5.4.2.2. Pengumpulan Data Sekunder

A. Data Sekunder yang Dibutuhkan

Beberapa data sekunder kemungkinan besar sudah tersedia pada Data Awal Informasi Industri pada saat kegiatan audit enegri ini dipersiapkan. Namun demikian perlu dijelaskan bahwa untuk keperluan analisis pada audit energi ini diperlukan data sekunder yang meliputi:  Jumlah dan spesifikasi masing-masing diesel-generator;  Model atau pola operasi unit-unit diesel-generator tersebut di atas;  Salinan catatan operasi logsheet atau logbook unit-unit diesel-generator selama 3 bulan terakhir;  Dokumen perawatan atau modifikasi yang pernah dilakukan; 223  Permasalahan-permasalahan yang sering muncul akhir-akhir ini;  Prosedur Operasi Baku atau Standard Operating Procedure SOP;  Hasil uji kinerja performance test pada saat “komisioning” menjelang serah terima unit-unit diesel-generator.

B. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data sekunder umumnya dilakukan pada saat survei awal. Namun demikian pada saat pelaksanaan pengukuran data primer dapat juga sekaligus melengkapi kekurangan data sekunder. Pengumpulannya juga dilakukan dengan pengamatan serta interview terhadap operator dan pihak manajemen pabrik, untuk memperoleh pola konsumsi energi yang lebih rinci serta menggali peluang-penghematan energi yang dapat dilakukan.

5.4.3. Pemaparan Hasil Sementara Audit Energi

Setelah selesai melakukan pengamatan dan pengukuran pada sistem diesel- generator di plant maka auditor diharapkan bisa menyampaikan temuan-temuan sementara hasil audit lapangan. Beberapa temuan yang didapatkan tersebut, antara lain berisi mengenai kondisi best practice yang telah berjalan di plant, titik fokus area yang terdapat potensi penghematan energi, evaluasi sesaat pola operasi dan pemeliharaan, dan kondisi eksisting kinerja peralatan yang ada. 5 5 . . 5 5 . . A A N N A A L L I I S S I I S S Tujuan pertama analisis ini adalah menghitung efisiensi diesel-generator pada saat dilakukan pengukuran. Harga efisiensi ini kemudian dibandingkan dengan kondisi desain atau hasil uji kinerja pada saat “komisioning”. Apabila efisiensi hasil audit energi ini jauh di bawah efisiensi hasil “komisioning” maka dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan dan perbaikan. Tujuan kedua adalah untuk mendapatkan neraca energi sistem. Neraca energi ini memberikan banyak informasi yang sangat berguna untuk mencari alternatif- alternatif penghematannya. Urutan analisisnya dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Perhitungan teoritis efisiensi mesin; 2. Perhitungan teoritis pembakaran; 3. Perhitungan Panas Terbuang; 4. Perhitungan Daya Keluaran Generator