Pembagian Tugas Mengevaluasi pelaksanaan manajemen energi

454  Data yang harus dikumpulkan;  Lokasi-lokasi pengamatan;  Personil yang akan diwawancarai; f. Memimpin kegiatan pengumpulan data primer dan sekunder di pabrik; g. Menyusunmenulis laporan; h. Apabila audit energi pada sistem manajemen energi ini merupakan bagian dari audit energi rinci di industripabrik, maka Koordinator bertugas mendampingi Manajer Tim dan ikut serta pada presentasi hasil akhir audit energi kepada pihak pemilik atau pengelola industri; i. Apabila audit energi pada sistem manajemen energi ini merupakan audit energi “tunggal” atau hanya audit pada sistem manajemen energi saja, maka Koordinator bertugas melakukan presentasi hasil akhir audit energi kepada pihak pemilik atau pengelola industri. Anggota Tim bertugas: a. Mempersiapkan alat-alat keselamatan safety yang akan digunakan; b. Melakukan pengumpulan data primer dan sekunder melalui pengamatan dan wawancara berdasarkan Lembar Isian Sistem Manajemen Energi Lampiran L 1- 2; d. Mengembalikan alat-alat keselamatan safety yang telah digunakan.

10.5.3. Penyusunan Jadwal Kegiatan

Apabila audit energi pada sistem manajemen energi ini merupakan bagian dari audit energi rinci di industripabrik, maka Koordinator Tim tidak perlu menyusun jadwal kegiatan. Koordinator beserta segenap anggota Tim mengikuti jadwal yang telah disusun oleh Manajer Tim, yang merupakan bagian dari kegiatan secara keseluruhan. Namun, apabila audit energi pada sistem manajemen energi ini merupakan audit energi “tunggal” atau hanya audit pada sistem manajemen energi saja, maka Koordinator bertugas menyusun jadwal kegiatan. Contoh jadwal kegiatannya dapat dilihat pada Tabel 10-7.

10.5.4. Persiapan Administrasi dan Teknis

Persiapan administrasi dilakukan oleh Koordinator atau Lead Auditor untuk beberapa hal seperti diuraikan pada butir 10.5.2.2. Selain itu Koordinator juga berkoordinasi dengan pihak industri menyangkut tanggal kedatangan Tim di lokasiindustri. Selain itu, biaya perjalanan, akomodasi, dan segala yang berhubungan kegiatan, juga perlu dipersiapkan untuk memudahkan dan mendukung selama berada di lokasi. Sedangkan persiapan teknis hanya menyiapkan peralatan keselamatan safety yang sesuai dengan situasi pabrik yang akan dituju lihat Tabel 10-8 455 Tabel 10-7 Contoh jadwal kegiatan audit energi pada sistem manajemen energi apabila audit energi ini sebagai audit energi “tunggal” Tabel 10-8 Peralatan K-3 untuk audit energi pada sistem manajemen energi Nama dan Fungsi Alat Ilustrasi Pelindung Kepala Helm MSA VGARD 500 Safety Hard Hat cw ratchet harness http:www.sitebox.ltd.ukmsa-vgard-500- safety-hard-hat-cw-ratchet-harness-oMSA_VGARD500rs Kacamata keselamatan Hornets safety glasses http:www.1staidsupplies.comproducts hornets-safety-glasses-992 Sarung-tangan kain http:distributorsarungtangan.com Pelindung mulut dan hidung http:rajahmundry.all.bizsafety-nose-mask-g210547 Pelindung telinga http:malaysiasafetyproduct.blogspot.com pconstruction.html Pakaian keselamatan http:www.pioneerprotectiveproducts.com product.php227SAFETY+POLY-COTTON+COVERALL 1 2 3 4 5 Persiapan - Pengumpulan data awal melaui survei awal atau pengiriman kuesioner - Pembahasan data awal, pembentukan tim, persiapan peralatan, dan mobilisasi 2 Pengumpulan data primer dan sekunder 3 Evaluasi dan Analisis Data 4 Penyusunan laporan 5 Presentasi laporan akhir 6 Koordinasi manajemen No M inggu Ke- Kegiatan 1 456 Sepatu keselamatan http:www.mr-shopping.netshopShoesMens Boots5071659121106828 timberland_pro_men-s_ 8_titan_safety_toe_boots_cappucino.html Catatan: Daftar peralatan tersebut dimaksudkan hanya untuk ilustrasi. Terkait dengan merek, tipe, jenis, dan sebagainya tidak menjadi pedoman atau referensi.

10.5.5. Persiapan dan Pengarahan K-3

Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 merupakan suatu ilmu yang membahas tentang keselamatan dan kesehatan pekerja, lingkungan kerja, dan hasil kerja. Pengertian K-3 berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia PP Nomor 50 Tahun 2012, Bab I, Pasal 1, butir 2 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Produktivitas suatu perusahaan salah satunya sangat bergantung pada peran yang dilakukan oleh tenaga kerjanya. Kemampuan tenaga kerja untuk melakukan produksi memerlukan dukungan dan jaminan keselamatan dalam melakukan pekerjaannya. Bahaya kesehatan penting yang mungkin memiliki dampak kesehatan di industri di antaranya:  Debu yang berada dan melayang di udara  Kebisingan dan getaran  Atmosfer yang berbahaya  Radiasi  Penanganan bahan bakar alternatif Terkait dengan kegiatan audit energi, selayaknya Buku Panduan tentang K-3 juga dimiliki oleh suatu institusi atau tim auditor energi. Dengan demikian pada saat tim auditor energi akan diberangkatkan ke lokasi atau industripabrik yang akan diaudit energinya, maka Koordinator mengingatkan kembali danatau memberikan pengarahan di bidang K-3. Hal-hal yang perlu dilaksanakan oleh setiap personil atau anggota tim audit energi yang akan beraktivitas di industri atau pabrik dan lingkungannya, terkait dengan ketentuan K-3 setidaknya adalah: 1 melaksanakan prosedur K-3, 2 menangani situasi darurat, dan 3 menyesuaikan perilaku kerja. Uraian rinci mengenai ketiga hal di atas dapat dilihat pada Bab 2, Subbab 2.2.5.1 sampai dengan 2.2.5.3. Gambar 6-5 memperlihatkan contoh beberapa alat pelindung diri yang biasa digunakan. Pelindung pernapasan yang memadai harus dipergunakan di lokasi yang berdebu di pabrik. Deflektor kebisingan dan peredam suara dapat dipergunakan untuk mengurangi tingkat kebisingan. Upaya perlindungan dari kebakaran juga diperlukan, yang dilengkapi dengan prosedur evakuasi dalam kasus kebakaran, karena uap asap yang dihasilkan dapat bersifat racun. Prosedur kesehatan kerja mensyaratkan 457 tersedianya pelindung mata, masker pernapasan, dan pakaian pelindung untuk sekujur tubuh di area pabrik berbahan kimia. Gambar 10-13. Alat pelindung diri. Sumber: K-3 pada industri semen, 2004

10.5.6. Mobilisasi Personil dan Peralatan

Koordinator berkoordinasi dengan Personil di Industri yang akan diaudit mengenai tanggal dan jam keberangkatan Tim menuju Industri yang akan diaudit. Setelah mendapat konfirmasi dari Personil di industri yang akan diaudit serta kelengkapan administasi telah dipenuhi maka Koordinator segera memberangkatkan Tim beserta kelengkapan peralatannya menuju Industri yang akan diaudit dengan menggunakan sarana transportasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan lokasinya. 1 1 . . 6 6 . . P P E E N N G G U U M M P P U U L L A A N N D D A A T T A A P P R R I I M M E E R R D D A A N N S S E E K K U U N N D D E E R R

10.6.1. Pemaparan Tahapan dan Proses Pelaksanaan Audit Energi

Tahapan selanjutnya dalam melakukan audit energi di industri adalah pengumpulan data, baik data primer maupun data skunder di lokasi obyek yang akan diaudit. Sebelum pengambilan data dilakukan, tim audit energi terlebih dahulu memaparkan tahapan dan proses pelaksanaan audit energi pada sistem manajemen energi. Pemaparan ini merupakan pertemuan antara tim auditor dengan pihak pabrik yang akan diaudit energinya. Hal yang disampaikan oleh tim auditor adalah: 458  Pengenalan Tim  Pemaparan Pengumpulan Data Primer dan Sekunder  Pelaksanaan Pengumpulan Data Primer dan Sekunder  VerifikasiKlarifikasi Data yang Diperoleh

10.6.2. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan mengacu pada Lampiran L-1-2.

10.6.3. Pemaparan Hasil Sementara Audit Energi

Setelah selesai melakukan pengumpulan data, auditor diharapkan dapat menyampaikan temuan-temuan sementara hasil audi. Beberapa temuan yang didapatkan tersebut, antara lain berisi mengenai kondisi best practice yang telah berjalan di plant, titik fokus area yang terdapat potensi penghematan energi, evaluasi sesaat pola operasi dan pemeliharaan, dan kondisi eksisting kinerja peralatan yang ada. 1 1 . . 7 7 . . A A N N A A L L I I S S I I S S

10.7.1. Keberadan Organisasi Manajemen Energi

Sebagaimana diuraikan dalam Subbab 10.3.1 Persyaratan Umum, maka hal pertama yang perlu dipastikan oleh auditor adalah keberadaan organisasi manajemen energi. Apabila organisasi sudah ada, maka kajiannya dilanjutkan dengan pendalaman operasional organisasi tersebut. Pendalaman yang dimaksudkan di sini adalah dengan melanjutkan langkah analisis pada butir-butir berikutnya. Apabila organisasinya belum ada bukan berarti kajian tidak dapat dilanjutkan. Kajian tetap dapat dilanjutkan pada subbab-subbab analisis berikutnya, namun akan terdapat bagian- bagian yang tidak dapat “dijawab”, khususnya bila menyangkut hal- hal yang berkaitan dengan keberadaan organisasi.

10.7.2. Tanggung Jawab Manajemen Puncak

Analisis diarahkan pada pertanyaan mendasar, yakni: “apakah ada komitmen dari manajemen puncak untuk menjalankan sistem manajemen energi ?” Selanjutnya dilakukan analisis terhadap hal-hal berikut:  Kebijakan energi oleh manajemen puncak  Manajer energi  Sumber daya yang diperlukan untuk pembentukan dan pemeliharaan SME  Ruang lingkup dan batas-batas SME  Pentingnya SME bagi perusahaan  Tujuan strategis dan operasional 459  kinerja energi hasil yang terukur berkaitan dengan efisiensi energi, penggunaan dan konsumsi dalam perencanaan jangka panjang Selain itu dikaji pula hal-hal yang telah dilakukan oleh perwakilan manajemen, meliputi:  Memberikan laporan mengenai kinerja SME dan kinerja energi kepada Manajemen Puncak  Kompetensi dan tanggung jawab berdasarkan SME telah didefinisikan dan dikomunikasikan  Kriteria dan metode untuk memastikan operasi yang efektif dan pemantauan SME

10.7.3. Kebijakan Energi

Hal-hal yang dikajidianalisis meliputi:  Kebijakan energi sudah mencakup komitmen untuk terus meningkatkan kinerja energi  Berkomitmen untuk menyediakan informasi dan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis dan operasional  Berkomitmen untuk mematuhi semua persyaratan hukum dan lainnya yang berlaku  Kebijakan energi mendukung pengadaan produk hemat energi dan layanan  Kebijakan energi didokumentasikan dan dikomunikasikan ke seluruh perusahaan  Melakukan review dan memperbarui secara berkala

10.7.4. Perencanaan Energi

10.7.4.1. Legal dan Peraturan Lainnya

 Apakah perusahaan sudah mengidentifikasi dan menerapkan hukum dan persyaratan lainnya yang berlaku  Apakah perusahaan sudah melakukan review hukum dan persyaratan lainnya secara rutin

10.7.4.2. Tinjauan Energi

 Perusahaan telah melakukan kajian energi dan didokumentasikan hasil, metodologi dan kriterianya.  Mempertimbangkan aspek-aspek berikut ini dalam pengembangan kajian energi  evaluasi pemakaian energi dan konsumsi  identifikasi area penggunaan energi yang signifikan, peralatan penting, proses dan orang-orang, dan faktor-faktor terkait yang mempengaruhi pemakaian energi 460  Menentukan kinerja energi saat ini dan mengestimasi di masa mendatang  Sudah mengidentifikasi kemungkinan perbaikan kinerja energi

10.7.4.3. Menentukan Pengguna Energi Signifikan Significant Energy Use – SEU

Hal utama yanh dikaji adalah:  Apakah perusahaan telah menentukan pengguna energi signifikan SEU?  Apakah perusahaan juga telah menetapkan energy base-line?

10.7.4.4. Mengukur Kinerja Energi Terhadap Base-Line

Kajian difokuskan pada pertanyaan apakah indikator kinerja energi yang sesuai EnPIs telah diidentifikasi, dan secara teratur dilakukan review?

10.7.4.5. Identifikasi Potensi Penghematan Energi

Kajian difokuskan pada upaya perusahaan dalam mengidentifikasi potensi penghematan energi.

10.7.4.6. Menentukan Tujuan, Target, dan Rencana Tindak Action Plan

Kajiannya meliputi:  Tujuan strategis dan operasional telah ditetapkan untuk jangka waktu berdasarkan pekerjaan awal  Rencana aksi telah ditetapkan, bersama dengan sumber daya yang diperlukan dan jangka waktu untuk mencapai tujuan, serta definisi dari tanggung jawab dan metode tinjauan

10.7.4.7. Mengembangkan Rencana Tindak

Kajiannya mengenai rencana tindak apa saja yang telah disusun oleh perusahaan, termasuk jadawal dan tahapan pelaksanaannya.

10.7.5. Pelaksanaan Rencana Manajemen Energi

10.7.5.1. Kompetensi, Pelatihan Training, dan Kepedulian Awareness

 Pegawai dan orang terkait lainnya yang bekerja di perusahaan telah cukup terlatih di bidang penggunaan energi yang signifikan  Seluruh karyawan dan orang terkait lainnya memiliki pengetahuan tentang bidang-bidang berikut:  pentingnya patuh pada kebijakan energi  Proses EnMS dan persyaratannya.  Peran dan tanggung jawab individu  Keuntungan dari perbaikan kinerja energi