Pelaksanaan Pengukuran 1. Pengamatan Steam Trap, Isolasi Pipa, dan Condensate Recovery

261 3. Uji Temperatur: Pengujian menggunakan infrared guns, surface pyrometers, temperature tapes, dan temperature crayons. Biasanya digunakan untuk mengukur suhu pembuangan pada sisi outlet dari steam trap. Pembacaan suhu biasanya akan lebih rendah dari suhu pipa internal yang sebenarnya karena fakta bahwa baja memiliki beberapa hambatan aliran panas. Kerak di bagian dalam pipa juga dapat mempengaruhi perpindahan panas. Beberapa peralatan inframerah yang lebih mutakhir namun mahal dapat mengkompensasi perbedaan ketebalan dinding dan material. 4. Uji Terpadu: pengembangan perangkat pengujian terpadu steam trap untuk mengatasi keterbatasan metode-metode di atas. Perangkat ini terdiri atas sebuah sensor, di pasang di dalam steam trap, yang mampu mendeteksi keadaan fisik media pada saat itu berdasarkan konduktivitasnya. Perangkat ini memiliki manfaat sebagai berikut: - Tidak terpengaruh oleh gangguan flash steam; - Hasilnya terbatas dan tidak memerlukan interpretasi; - Pemantauan dapat dilakukan secara lokal, jarak jauh, secara manual atau secara otomatis, dan dapat mendeteksi kegagalan langsung, sehingga meminimalkan limbah dan memaksimalkan investasi. E.1.2. Kehilangan Losses Energi pada Isolasi Evaluasi awal losses yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak adanya isolasi pada pipa uap adalah dengan melakukan pengamatan visual sistem perpipaan uap dari pembangkit uap boiler, steam header, dan sampai ke peralatan pengguna uap. Hal –hal yang diamati secara visual di antaranya: perkiraaan panjang pipa yang tidak terisolasi, diameter pipa, dan jenis isolasi yang digunakan. E.1.3. Condensate Recovery Evaluasi awal pada sistem pemanfaatan kembali kondensat adalah dengan mengamati jumlah level tekanan uap yang ada pada plant jumlah steam header jumlah flash tank, condensat tank, estimasi jumlah kondensat yang ter-recover, temperatur kondensat dan jenis penggunaan steam pada pengguna akhir apakah digunakan dengan kontak langsung atau tidak langsung. Selain itu pengamatan yang sering dilakukan adalah dengan melakukan pengecekan terhadap kualitas air kondensat dari hasil uji laboratorium berkala. Perhitungan jarak antara tangki pengumpul dengan letak boiler juga perlu diamati untuk estimasi biaya dan kehilangan energi yang terjadi dari sistem perpipaan kondensat. F. Evaluasi Awal Hasil Pengukuran Berdasarkan data-data yang berhasil dikumpulkan, akan dilakukan review dan verifikasi data. Hal ini dimaksudkan agar data yang diperoleh memiliki validitas yang 262 tinggi dan dapat dipercaya. Data yang dikumpulkan akan dievaluasi dan dilakukan perhitungan sederhana terhadap beberapa kinerja peralatan maupun sistem distribusi uap.

6.4.2.2. Pengumpulan Data Sekunder

A. Data Sekunder yang Dibutuhkan

Data sekunder yang dibutuhkan meliputi:  Data proses produksi, PFD, SLD, dan lain-lain,  Desain peralatan terpasang berikut pola operasinya,  Data produksi bulanan 3 tahun terakhir,  Konsumsi bahan baku dan produk yang dihasilkan,  Konsumsi energi dan bahan bakar,  Dokumen modifikasi proses yang pernah dilakukan,  Permasalahan yang sering muncul akhir-akhir ini,  Standard Operating Procedure SOP.

B. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data sekunder umumnya dilakukan pada saat survei awal. Namun demikian pada saat pelaksanaan pengukuran data primer dapat juga sekaligus melengkapi kekurangan data sekunder. Pengumpulannya juga dilakukan dengan pengamatan serta interview terhadap operator dan pihak manajemen pabrik, untuk memperoleh pola konsumsi energi yang lebih rinci serta menggali peluang-penghematan energi yang dapat dilakukan.

6.4.3. Pemaparan Hasil Sementara Audit Energi

Setelah selesai melakukan pengamatan dan pengukuran pada sistem distribusi uap di plant maka auditor diharapkan bisa menyampaikan temuan-temuan sementara hasil audit lapangan. Beberapa temuan yang didapatkan tersebut, antara lain berisi mengenai kondisi best practice yang telah berjalan di plant, titik fokus area yang terdapat potensi penghematan energi, evaluasi sesaat pola operasi dan pemeliharaan, dan kondisi eksisting kinerja peralatan yang ada. Ketika pengumpulan data dan informasi pada aktivitas audit di industri telah selesai dilaksanakan maka untuk memberikan informasi kepada pihak manajemen di industri, dibuatlah ringkasan kondisi status awal terhadap pola operasi dan manajemen sistem distribusi uap di Industri tersebut. Ringkasan tersebut dapat mengacu pada format Steam System Scooping Tools SSST yang dibuat oleh Departemen Energi Amerika Serikat yang bisa diunduh gratis pada website DOE. Contoh hasil evaluasi awal dengan menggunakan SSST adalah sebagai berikut: 263 Beberapa aspek yang dievaluasi adalah: Steam system profiling: yang menganalisis laju produksi uap, laju kebutuhan air dan laju kebutuhan bahan bakar pada boiler, laju alir air tambahan make-up water, laju alir blowdown serta ketersediaan metering uap apakah pada distribusi uap utama atau sampai pada pencabangan distribusi seperti uap masuk ke masing- masing proses ataupun peralatan utama. Steam System Operating Practices : adalah evaluasi aspek pemeliharaan steam trap, pemeliharan sistem treatment kimia air, seberapa sering pengecekanpembersihan tube boiler, dan seberapa sering pengecekan konduktivitasTDS air boiler dan blowdown. Boiler Plant Operating Practices: aspek yang dievaluasi adalah seberapa sering pengecekan efisiensi boiler, apakah dilakukan monitoring suhu, komposisi CO dan O 2 pada gas buang boiler, serta apakah boiler sudah dilengkapi dengan sistem pemulihan panas. Distribution, End Use, dan Recovery Operating Practices: aspek yang dievaluasi adalah bagaimana cara mereduksi tekanan pada plant apakah menggunakan pressure reducing valve PRV atau melalui Steam Turbine, berapa persen kondensat yang digunakan kembali, dan berapa besar flash steam yang digunakan kembali. Total score maksimal berdasarkan SSST tersebut adalah 340. Dari kajian awal kondisi eksisting sistem distribusi uap pada plant akan diperoleh score tertentu. Seperti pada contoh tersebut mendapatkan score 267 atau sebesar 78,5, yang berarti masih terdapat potensi sekitar 21,5 untuk peningkatan kinerja sistem distribusi uap pada plant tersebut. Berdasarkan score yang diperoleh pada SSST tersebut maka dapat diketahui potensi peningkatan kinerja sistem apakah pada steam sistem profiling, steam system operating practices, boiler plant operating practices atau pada sistem distribusi uap. POSSIBLE YOUR SCORE SCORE STEAM SYSTEM PROFILING 90 88 STEAM SYSTEM OPERATING PRACTICES 140 98 BOILER PLANT OPERATING PRACTICES 80 50 DISTRIBUTION, END USE, RECOVERY OP. PRACTICES 30 31 TOTAL SCOPING TOOL QUESTIONAIRE SCORE 340 267 TOTAL SCOPING TOOL QUESTIONAIRE SCORE

78.5 Date That You Completed This Questionaire

SUMMARY OF STEAM SCOPING TOOL RESULTS