Identitas Perusahaan Status Penyediaan dan Konsumsi Energi
                                                                                182 Garis besar uraian pada masing-masing Bab adalah sebagai berikut:
a.  Kata Pengantar Pada  prinsipnya  menguraikan  secara  singkat  latar  belakang  dan  tujuan
dilaksanakan kegiatan audit energi ini. Disarankan hanya 1 lembar saja. b.  Ringkasan Eksekutif
Menyarikan  hal-hal  yang  dituliskan  di  dalam  kesimpulan  dan  rekomendasi. Sesuai dengan sebutannya “eksekutif” maka disarankan Ringkasan Eksekutif ini
dibuat hanya 1 lembar saja. c.  Pendahuluan
Disampaikan:  identitas  perusahaan  nama,  alamat,  barang  yang  diproduksi beserta kapasitas produksinya, status terkini penyediaan dan konsumsi energi
energi listrik, uap, dan jenis lainnya bila ada, dan hal-hal lain bila dipandang perlu.
d.  Deskripsi Sistem Boiler Uraiannya dapat melihat butir 1 pada Subbab 4.5.1.
e.  Lingkup Audit Energi pada  Sistem Boiler Uraiannya dapat melihat butir 2 pada Subbab 4.5.1.
f.  Peralatan Audit Energi Uraiannya dapat melihat butir 3pada Subbab 4.5.1.
g.  Pengukuran dan Analisis Uraiannya dapat melihat butir 4 pada Subbab 4.5.1.
h.  Kesimpulan dan Rekomendasi Uraiannya dapat melihat butir 5 pada Subbab 4.5.1.
DAFTAR PUSTAKA [1]  Buerau of Energy Efficiency. 2002.
[2]  Combustion model developed by Greg Harrell, Ph.D., P.E. [3]  Department of Energys EERE Information Center at 1-877-EERE-INF 1-877-  337-
3463 or by sending an e-mail to eereicee.doe.gov. [4]  Perrys Chemical Engineers Handbook, Eighth Edition, 2007
[5]  Sumber Murni, Buku Ajar Ketel Uap, 2012.
183
LAMPIRAN KHUSUS
Contoh Kasus Audit Energi pada Sistem Boiler
Boiler adalah bejana tertutup  yang mengalirkan panas pembakaran ke air  hingga terbentuk  air  panas  atau  uap.  Komponen  penting  pada  boiler  adalah  burner,  ruang
bakar, penukar panas, dan sistem kontrol. Komposisi yang tepat dalam pencampuran antara bahan bakar dan udara di ruang
bakar  akan  menghasilkan  pembakaran  yang  sempurna.  Panas  yang  dihasilkan dipindahkan ke air melalui penukar panas. Air panas atau uap pada tekanan tertentu
kemudian digunakan untuk proses produksi.
Berdasarkan  informasi  didapatkan  bahwa  penggunaan  boiler  pada  sektor  industri untuk menghasilkan uap di Amerika Serikat sekitar 34 persen. Hal ini berarti bahwa
peningkatan efisiensi pada boiler sangat penting. Dalam proses produksi dari air menjadi uap, dapat terjadi kehilangan panas atau
rugi-rugi seperti kehilangan panas berupa udara berlebih dan temperatur yang tinggi pada  gas  buang  di  cerobong.  Kehilangan  karena  bahan  bakar  yang  tidak  terbakar
dalam  cerobong  dan  abu.  Kehilangan  dari  blowdown  dan  kondensat.  Kehilangan konveksi, radiasi, dan penguapan air yang terbentuk karena hidrogen di dalam bahan
bakar.
Untuk  mengoptimalkan  pengoperasian  boiler,  maka  sangat  penting  untuk melakukan  identifikasi  sumber-sumber  pemborosan  atau  kehilangan  tersebut.
Kehilangan  yang banyak ditemukan pada proses produksi uap adalah gas buang yang bisa mencapai 10 - 30 dari total ruri-rugi, yang temperaturnya berkisar 150
– 250
o
C. Oleh  karena  itu  pemanfaatan  gas  buang  ini  sangat  penting  untuk  meningkatkan
efisiensi  boiler.  Dengan  demikian  didapatkan  penghematan  energi.  Salah  satu  cara untuk  mendapatkan  efisiensi  boiler  yang  lebih  tinggi,  digunakan  economizer  untuk
memanaskan awal air umpan menggunakan limbah panas pada gas buang.
Untuk  menyuplai  kebutuhan  uap  pada  peralatan  mesin  mesin  produksi,  maka dilengkapi  dengan  2  unit  boiler,  masing-masing  berkapasitas  10  dan  5  tonjam.
Kedua  boiler  ini  mempunyai  tipe  yang  sama,  yaitu  3  pass  flue    smoke  tube  type pada tekanan gauge 0,8 MPa kerja dan desain gauge 0,8 MPa.
Sistem boiler terdiri atas sistem-sistem air umpan, uap, dan bahan bakar. Sistem air  umpan
menyediakan  air  untuk  boiler  secara  otomatis  sesuai  dengan  kebutuhan
uap. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan.
Sistem  uap mengumpulkan  dan  mengontrol  produksi  uap  di  dalam  boiler.  Uap
dialirkan  melalui  sistem  pemipaan  ke  titik  pengguna.  Pada  keseluruhan  sistem, tekanan uap diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan.
184 Sistem  bahan  bakar
adalah  semua  peralatan  yang  digunakan  untuk  menyediakan
bahan  bakar  untuk  menghasilkan  panas  yang  dibutuhkan.  Bahan  bakar  boiler  ini adalah gas.
Berdasarkan  informasi  bahwa  boiler  ini  boros  menggunakan  gas  untuk memproduksi  uap,  sehingga  diperlukan  audit  energi.  Pabrik  ini  merupakan  pabrik
tekstil  yang  memproduksi  bahan  jadi  berupa  kain  katun.  Dalam  proses  produksinya membutuhkan  uap.  Kebutuhan  uap  terdistribusi  ke  beberapa  mesin,  yaitu  mesin
produksi dying 1, mesin dying 2, dryer 1, dan dryer 2. Pabrik ini beroperasi pada jam 08.00- 22.00.
Untuk  menentukan  kinerja  boiler  maka  diperlukan  beberapa  kegiatan  seperti persiapan, penentuan parameter, titik ukur, dan pelaksanaan pengukuran. Kemudian
evaluasi  data  hasil  pengukuran  dan  analisis  data  serta  identifikasi  potensi penghematan energi. Alur Audit energi pada boiler dapat dilhat pada Gambar Lk-4-1.
Gambar Lk-4-1. Alur tahapan pelaksanaan audit energi.
Parameter Pengukuran
Parameter-parameter  pengukuran  yang  diperlukan  dari  suatu  boiler  tergantung pada batas yang ditetapkan, peralatan ukur yang tersedia,  dan  kondisi pengukuran.
Akan tetapi secara umum data-data yang diperlukan di dalam melakukan pengukuran pada boiler adalah:
a. Bahan bakar
: laju air m
3
h, temperatur
o
C, tekanan kgcm
2
b. Gas buang
: Laju  air  m
3
h,  temperatur
o
C,  komposisi  gas  buang CO
2
, CO,  O
2
, SO
2
c. Air pengisi boiler
: laju  air  m
3
h,  jumlah  bahan  padat  yan  terlarut  TDS, tekanan kgcm
2
d. Udara pembakaran  : temperatur  ambien
o
C,  temperatur  bola  basah
o
C, temperatur bola kering
o
C e.
Air blowdown : laju air m
3
h, jumlah bahan padat yang terlarut TSD, temperatur
o
C. f.
Dinding boiler : temperatur
o
C, luas permukaan m
2
g. Uap
: laju air m
3
h, temperatur
o
C, tekanan kgcm
2
.
Persiapan Pengumpulan
data dan pengukuran
Analisis Data Identifikasi
potensi penghematan
185
Perlengkapan Pengukuran
Perlengkapan  pengukuran  atau  instrumen  pengukuran  yang  diperlukan  di antaranya adalah:
a.  Pengukuran  temperatur:  termokopel  serta  termometer  bola  basah  dan  bola kering;
b.  Pengukuran laju air: pitot tube, fan wheel, orifice, ultrasonic flowmeter; c.  Pengukuran tekanan: manometer;
d.  Pengukuran komposisi gas buang: gas analyser; e.  Pengukuran jumlah bahan padat yang terlarut: TDS meter.
Menentukan Titik Pengukuran
Langkah yang perlu diperhatikan dalam melakukan persiapan pengukuran adalah: a.  Menentukan batas sistem boiler yang akan diukur, yaitu dengan menyusun atau
menggambarkan diagram sistem tersebut; b.  Menentukan  titik-titik  pengukuran  dari  diagram  sistem  boiler,  seperti
diperlihatkan pada Gambar-Lk-4-2. c.  Instalasi instrumen-instrumen pengukuran. Instalasi dilakukan pada saat boiler
tidaksedang  beroperasi.  Pembacaan  dan  pengambilan  data  dapat  pula dilakukan dari alat ukur yang telah terpasang, dengan memastikan bahwa alat
ukur tersebut  tidak rusak dan masih dapat dipercaya pembacaan meternya;
d.  Pengukuran  dilakukan  dalam  kondisi  tunak  steady,  yaitu  suatu  kondisi  pada saat  beban  pembakaran  boiler  tidak  berubah  terhadap  waktu  untuk  setiap
masing-masing beban boiler yang diukur;
                