20.56 23 Buku Pedoman Aunergi Industri 2015

370 udara pendingin yang bersirkulasi pendek menyebabkan panas terkumpul dan meningkatkan temperatur udara pendingin. Dimana semakin tinggi temperatur udara pendingin semakin rendah kemampuan mendinginkan chiller. Oleh karena itu, pada manual chiller tipe air cooled atau menara pendingin umumnya disertai jarak bebas peletakannya terhadap dingin, atap, dan unit yang lain seperti tampak pada Gambar 8-26. Sumber : YCAJ York Chiller Manual Gambar 8-26. Data pengukuran debit air pada evaporator - Isolasi pipa. Isolasi yang tidak baik bukan penyebab penurunan kinerja chiller. Isolasi pipa yang tidak baik menyebabkan penambahan beban chiller akibat panas yang masuk dari lingkungan melalui pipa distribusi. Oleh karena itu, upaya perbaikan terhadap kebocoran ini menjadi bagian dari penghematan energi. Nilai persentasi penghematannya sama dengan nilai persentasi kebocoran isolasi pipa dimana: � � � � �� � = � −� − � �− + � �−� − � − � �−� − � �− × 1 Keterangan: T ev-i = temperatur rata-rata air masuk evaporator, [ o C] T ev-o = temperatur rata-rata air keluar evaporator, [ o C] T b-i = temperatur rata-rata air masuk beban, [ o C] 371 T b-o = temperatur rata-rata air keluar beban, [ o C] Temperatur rata-rata diartikan sebagai berikut: �̅ = � 1 . ̇ 1 + � 2 . ̇ 2 + ⋯ + � . ̇ ̇ 1 + ̇ 2 + ⋯ + ̇ Keterangan: � = temperatur air masuk unit ke-N, [ o C] ̇ = debit air masuk unit ke-N, [ls] 8 8 . . 5 5 . . P P E E L L U U A A N N G G P P E E N N G G H H E E M M A A T T A A N N Peluang penghematan berisi nilai penghematan yang dapat diperoleh serta upaya- upaya mendapatkannya. Untuk upaya bersifat operasional, memiliki nilai yang bervariasi. Untuk upaya perbaikan, nilai penghematan tertinggi berdasarkan kinerja awal chiller atau spesifikasi teknisnya. Adapun untuk upaya pergantian nilai penghematan tertinggi berdasarkan kinerja chiller yang ada di pasaran sedangkan upaya yang bersifat modifikasi, nilai penghematan sangat bervariasi. Selain pergantian chiller upaya penghematan yang dapat dilakukan untuk mengurangi penggunaan energi diperoleh dari analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja chiller. 8 8 . . 5 5 . . 1 1 . . P P r r o o f f i i l l H H a a r r i i a a n n - Menghidupkan dan mematikan chiller seefektif mungkin sesuai kebutuhan; - Menghidupkan pompa dan cooling tower lebih dahulu dari chiller; - Mematikan chiller lebih dahulu dari pompa dan cooling tower serta menggunakan dingin yang masih tersisa di air agar tidak sia-sia; - Menghindari faktor beban yang mempengaruhi kenaikan kenaikan beban yang mempengaruhi kenaikan beban chiller seperti mematikan peralatanbeban yang tidak beroperasi. 8 8 . . 5 5 . . 2 2 . . P P e e m m b b e e b b a a n n a a n n - Menjalankan chiller pada pembebanan maksimal yang memiliki kinerja baik, umumnya berada pada pembebanan 70-90 kapasitasnya; - Mengatur operasional chiller agar merata dan memiliki masa istirahat. 8 8 . . 5 5 . . 3 3 . . F F a a k k t t o o r r - - f f a a k k t t o o r r L L a a i i n n - Perbaiki kerusakan chiller; - Perbaiki modififikasi yang justru menurunkan kinerja chiller seperti mengganti refrigeran yang tidak sesuai spesifikasinya teknisnya; 372 - Atur temperatur sesuai spesifikasi teknisnya atau yang lebih optimal; - Perbaiki jumlah refrigeran sesuai spesifikasi teknisnya; - Lakukan pembersihan kerak scaling pada coil evaporator dan kondenser; - Perbaiki jumlah laju aliran air sesuai spesifikasinya atau yang lebih optimal; - Hindari sirkulasi udara yang singkat short circulation pada kondenser air- cooled chiller atau menara pendingin water-cooled chiller dengan cara menempatkan pada area terbuka, menjaga jarak antar chillermenara pendingin dan jarak dengan tembok sesuai petunjuk teknis pemasangannya; - Perbaiki isolasi pipa yang sudah tidak layak. 8 8 . . 6 6 . . A A N N A A L L I I S S I I S S A A W W A A L L T T E E K K N N O O - - E E K K O O N N O O M M I I Investasi merupakan salah satu bentuk penanaman modal yang dilakukan dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan di masa depan. Atas hal itulah maka dalam melakukan investasi dilakukan evaluasi perhitungan keekonomian dengan beberapa parameter yang dihasilkan, antara lain: a. Pay-back period method PBP; b. Return on Investment ROI; c. Net Present Value NPV; dan d. Internal Rate of Return IRR. Sebagai gambaran umum, sebelum menghasilkan parameter keekonomian tersebut di atas, ada 3 tiga faktor utama dalam penyusunan evaluasi perhitungan keekonomian, antara lain:  Nilai Investasi Nilai investasi adalah besarnya nilai penanaman modal yang dilakukan perusahaan ke dalam proyek tersebut.  Revenue Revenue adalah pendapatan yang dihasilkan dari terlaksananya investasi tersebut. Revenue yang dihasilkan bisa diperoleh dari adanya peningkatan hasil produksi atau dari penghematan biaya operasi.  Cost Cost adalah pengeluaran yang dihasilkan dari terlaksananya investasi tersebut. Cost di dalamnya juga termasuk pajak tax, asuransi insurance, dan beberapa lainnya. Pada bagian ini akan dilakukan analisis kelayakan terhadap salah satu rekomendasi penghematan energi pada suatu perusahaanindustri yang telah diusulkan, yaitu optimasi pengoperasian transformator dan perbaikan faktor daya. Perhitungan analisis kelayakan dapat dilihat berikut ini. 373 8 8 . . 6 6 . . 1 1 . . P P a a y y B B a a c c k k P P e e r r i i o o d d P P B B P P Masa pengendalian investasi yang ditanamkan apabila pay back period lebih rendah dari lifetime period proyek N. Jadi Y N, maka proyek sudah dapat dilaksanakan atau proyek jadi layak. Rumus simple pay back period adalah Benefit Nilai Investasi Nilai  Dalam program konservasi energi, pada umumnya yang layak untuk dilaksanakan adalah yang memiliki PBP lebih kurang dari 3 tahun. Tabel 8-6 Payback period No Potensi Penghematan Penghematan Energi, [kWh] Investasi, [Juta Rp] Peghematan Biaya, [Juta Rp] Payback Period Ket 1 Perbaikan gulungan motor kompresor 60.372 24 66,4 5 bln Ok 2 Penambahan jumlah refrigeran 19.848 13 21,.8 8 bln Ok 3 Pembersihan scaling pada evaporator dan kondenser 58.500 17 64,.4 4 bln Ok 4 Penggantian chiller CH-4A 207.300 1.300 228,0 6 thn Not Total potensi 138.720 54 152,6 5 Berdasarkan hasil perhitungan PBP seperti pada Tabel 8-6, terdapat beberapa potensi penghematan yang dilaksanakan karena pengembaliannya singkat kurang dari 2 tahun. Dari hasil tersebut di atas investasi dinilai layak untuk dilaksanakan. 8 8 . . 6 6 . . 2 2 . . R R e e t t u u r r n n o o n n I I n n v v e e s s t t m m e e n n t t R R O O I I Return on Investment ROI atau Rate of return ROR – dalam bahasa Indonesia disebut laba atas investasi – adalah rasio uang yang diperoleh atau hilang pada suatu investasi, relatif terhadap jumlah uang yang diinvestasikan. Jumlah uang yang diperoleh atau hilang tersebut dapat disebut bunga atau labarugi. Investasi uang dapat dirujuk sebagai aset, modal, pokok, basis biaya investasi. ROI biasanya dinyatakan dalam satuan persen dan bukan dalam nilai desimal. ROI tidak memberikan indikasi berapa lamanya suatu investasi. Namun demikian, ROI sering dinyatakan dalam satuan tahunan atau disetahunkan dan sering juga dinyatakan untuk suatu tahun kalender atau fiskal. ROI juga dikenal sebagai tingkat laba rate of profit atau hasil suatu investasi pada saat ini, masa lampau, atau prediksi di masa mendatang. Atau bahasa sederhananya ROI merupakan pengembalian keuntungan atas investasi. ROI bisa juga diartikan sebagai rasio laba bersih terhadap biaya. Rumus menghitung ROI adalah sebagai berikut: ROI = Total Penjualan – Investasi Investasi x 100 374 Tabel 8-7 Rate of Investment 1 Total nilai investasi Rp 54.000.000 2 Suku bunga 12 3 Cast flow period Tahun 2 4 Benefit Rp 152.600.000 5 Nilai ROI 465,2 Pada Tabel 8-7 ditunjukkan bahwa investasi layak dilaksanakan karena ROR di atas bunga yang ditetapkan. 8 8 . . 6 6 . . 3 3 . . N N e e t t P P r r e e s s e e n n t t V V a a l l u u e e N N P P V V NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang diskontokan pada saat ini. Untuk menghitung NPV diperlukan data perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaatbenefit dari proyek yang direncanakan. Jadi perhitungan NPV mengandalkan pada teknik arus kas yang didiskontokan. Net Present Value NPV atau nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV kas bersih dengan PV Investasi selama umur investasi. Dapat juga dikatakan bahwa Net Present Value NPV merupakan net benefit yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital SOCC sebagai diskon faktor. Rumus yang digunakan untuk menghitung NPV adalah dengan mendiskonkan masing –masing periode arus masuk dan arus keluar dengan rumus: I r 1 R NPV t n 1 t t      Bila Rt adalah uang yang dapat diperoleh setiap tahun sebagai pengembalian pelaksanaan konservasi energi, maka total present value selama tahun ke “n” untuk tahun berikutnya dapat dihitung dalam bentuk persamaan seperti berikut ini: Total present value untuk tahun ke-n =            n n r r r R 1 1 1 Dengan demikian NVP dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini:   I r 1 r 1 r 1 R NPV n n            375 Keterangan: NPV = Net Present Value Rt = Annual cash flow pada tahun ke t R = Annual cash flow constant r = Interest rate or capital conr suku bunga I = Investment amount atau nilai investasi awal n = Waktu pakai proyek Annuity present value factor            n n r r r 1 1 1 : Setelah dihitung NPV, maka keputusan dapat diambil dengan berpedoman seperti tabel berikut. Tabel 8-8 Net present value Bila Berarti Maka NPV 0 investasi yang dilakukan memberikan manfaat bagi perusahaan proyek bisa dijalankan NPV 0 investasi yang dilakukan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan proyek ditolak NPV = 0 investasi yang dilakukan tidak mengakibatkan perusahaan untung ataupun merugi Kalau proyek dilaksanakan atau tidak dilaksanakan tidak berpengaruh pada keuangan perusahaan. Keputusan harus ditetapkan dengan menggunakan kriteria lain misalnya dampak investasi terhadap positioning perusahaan. 1 Total nilai investasi Rp 54.000.000 2 Suku bunga 12 3 Cast flow period Tahun 2 4 Diskon faktor tabel di bawah 1,6900 5 Benefit Rp 152.600.000 6 Nilai NPV 203.894.000 Berdasarkan Tabel 8-8 diketahui bahwa hasil NPV 1, hal ini berarti investasi layak di laksanakan. 376 Tabel 8-9 Present value factor of annuity 8 8 . . 6 6 . . 4 4 . . I I n n t t e e r r n n a a l l R R a a t t e e o o f f R R e e t t u u r r n n I I R R R R IRR yang merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu proyekinvestasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya rate of return lebih besar dari pada laju pengembalian apabila melakukan investasi di tempat lain bunga deposito bank, reksadana, dan lain-lain. Metode ini untuk membuat peringkat usulan investasi dengan menggunakan tingkat pengembalian atas investasi yang dihitung dengan mencari tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas masuk proyek yang diharapkan terhadap nilai sekarang biaya proyek atau sama dengan tingkat diskonto yang 377 membuat NPV sama dengan nol. IRR yang merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu proyekinvestasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya rate of return lebih besar dari pada laju pengembalian apabila melakukan investasi di tempat lain bunga deposito bank, reksadana, dan lain-lain. IRR digunakan dalam menentukan apakah investasi dilaksanakan atau tidak, untuk itu biasanya digunakan acuan bahwa investasi yang dilakukan harus lebih tinggi dari Minimum acceptable rate of return atau Minimum Atractive Rate of Return MARR. MARR adalah laju pengembalian minimum dari suatu investasi yang berani dilakukan oleh seorang investor. Bila IRR sama dengan capital cost, maka jumlah investasi investment amount: t n 1 t t r 1 R I     Apabila R rupiah dapat diperoleh setiap tahun sebagai cash flow keuntungan, maka IRR tahun ke “n” berikutnya dapat diperoleh berdasarkan persamaan berikut: I =            n n r r r R 1 1 1 Keterangan: Rt = Cash flow in “t” year R = Annual cash flow constant r = Interest rate or capital conr suku bunga I = Investment amount atau nilai investasi awal n = Waktu pakai proyek t = period Apabila r cost of capital dividend or interest rate, maka lakukan investasi Apabila r : cost of capital dividend or interest rate, maka Jangan lakukan investasi Tabel 8-10 Internal Rate on Return 1 Total nilai investasi Rp 54.000.000 2 Suku bunga 12 3 Cast flow period Tahun 2 4 Benefit Rp 152.600.000 5 IRR : 152.600.000 - 54.000.000factor2y,r = 0 factor2y,r = 2,826 6 Dengan tabel annuity factor, untuk 2y, maka : r = 260 Nilai r di atas diperoleh berdasarkan hasil perhitungan yaitu 260. Ini berarti bahwa nilai r jauh lebih besar dibandingkan dengan nilai suku bunga 12. Ini menunjukkan bahwa kegiatan investasi konservasi energi ini layak dilaksanakan. 378 8 8 . . 7 7 . . P P E E N N Y Y U U S S U U N N A A N N L L A A P P O O R R A A N N Penyusunan laporan audit energi pada sistem chiller bergantung pada lingkup audit energi yang dilakukan. Umumnya audit energi pada sistem chiller merupakan bagian dari suatu audit energi rinci. Artinya, di samping sistem chiller yang diaudit, terdapat juga misalnya sistem-sistem kelistrikan, boiler, turbin-generator, dan lain- lainnya. Namun dapat terjadi suatu pabrik menginginkan sistem chillernya saja yang diaudit.

8.7.1. Sebagai Bagian Dari Audit Energi Rinci

Dalam buku ini audit energi pada sistem chiller merupakan bagian dari audit energi rinci di industripabrik. Dengan demikian laporan yang disusun juga merupakan bagian dari suatu laporan gabungan. Contoh kerangka dan format laporannya dapat dilihat pada Gambar 8-27. Sedangkan untuk format penulisan nama tabel, gambar, dan catatan kaki dapat dilihat pada Gambar 8-28. Huruf “X” pada judul laporan Gambar 8-27 adalah urutan bab pada sistem pompa. Misalnya, laporan untuk audit energi pada sistem chiller berada pada urutan ke-8 , maka ini berarti huruf “X” diganti dengan angka 8 atau VIII. Dengan demikian judul laporan menjadi: Bab 8 atau Bab VIII Sistem Chiller. Hal utama yang mesti dituliskan di dalam laporan meliputi: 1. Deskripsi Sistem Chiller Di sini diuraikan hal-ikhwal mengenai sistem chiller di pabrik tersebut, misalnya: jenis chiller, jumlah dan kapasitas, aliran pemipaan, kondisi, status konsumsi energi listrik pada saat ini, dan lainnya. 2. Lingkup Audit Energi pada Sistem Chiller Dijelaskan seberapa rinci lingkup kegiatan yang dilakukan. 3. Peralatan Audit Energi Dijelaskan jenis dan jumlah peralatan yang digunakan, meliputi: peralatan ukur, pendukung, dan K-3. 4. Pengukuran dan Analisis Di sini diuraikan di titik atau lokasi mana saja pengukuran dilakukan. Selain itu juga dijelaskan pengukuran yang dilakukan secara sinambung on-line dan sesaat. Selanjutkan diuraikan analisis danatau perhitungan yang dilakukan atas data hasil pengukuran. Butir penting dalam analisis adalah potensi penghematan energi yang diuraikan secara kuantitatif. Kemudian, potensi penghematan energi ini “dikonversi” menjadi potensi penghematan biaya. 5. Kesimpulan dan Rekomendasi Disampaikan kesimpulan dan rekomendasi-rekomendasinya. 379 Gambar 8-27. Contoh kerangka dan format laporan untuk audit energi pada sistem chiller yang merupakan bagian dari audit energi secara keseluruhan di pabrik.

8.7.2. Audit Energi Hanya Pada Sistem Chiller

Sebagaimana disampaikan di atas, terbuka kemungkinan sebuah industri atau pabrik minta dilakukan audit energi hanya pada sistem chiller-nya saja. Dengan demikian laporan yang disusun pun berbeda. Bukan merupakan bagian dari suatu laporan gabungan, melainkan sebuah laporan tersendiri, yang hanya mengulas ikhwal sistem chiller, mulai dari pendahuluan, persiapan, pengukuran, analisis, hingga Di sini dituliskan pengantar terhadap sistem chiller yang akan dibahas. X.1. DESKRIPSI SISTEM CHILLER DI … [nama pabrik atau PT ...] Di sini diuraikan penjelasan sistem chiller secara umum: kondisi operasi sistem berdasarkan diagram alirnya.

X.1.1. Jenis, Jumlah, dan Spesifikasi Chiller X.1.2. Aliran Pemipaan

X.1.3. Status Konsumsi Energi X.1.4. ....

X.2. LINGKUP AUDIT ENERGI X.3. PERALATAN AUDIT ENERGI

X.3.1. Peralatan Ukur X.3.2. Peralatan Pendukung

X.3.3. Peralatan K-3 X.4. PENGUKURAN DAN ANALISIS X.4.1. Analiis Beban Kerja X.4.1. 1. Operasional Rutin X.4.1.2. Pembebanan Kerja X.4.2. Analisis Kinerja Chiller X.4.2.1. Nilai Kinerja Chiller X.4.2.2. Faktor-faktor Lain X.4.3. Analisis Awal Tekno-Ekonomi

X.5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN Catatan: a. Ukuran kertas: A-4. Margin: kiri 2,5 cm, kanan 2 cm, atas 2 cm, dan bawah 2 cm. Keseluruhan Naskah : 1,5 Spasi b. Huruf X adalah nomor bab yang ditentukan. Misal, laporan sistem chiller adalah Bab 8, maka X diganti dengan angka 8.

BAB X SISTEM CHILLER

JUDUL BAB: Jenis : Arial Ukuran : 20 Tipe : Tebal Huruf Besar Semua Kalimat Pembukaan Sekitar 3 alinea Arial, 11, Regular, Huruf Besar dan kecil JUDUL SUBBAB: Arial, 12, Tebal Huruf Besar Semua Judul Sub-subbab: Arial, 12, Tebal, Huruf Besar pada setiap awal kata NaskahIsi Tulisan Arial, 11, Regular, Huruf Besar dan kecil 0,5 380 kesimpulan dan rekomendasi. Contoh kerangka laporannya dapat dilihat pada Gambar 8-29. Gambar 8-28. Contoh format dalam penulisan nama tabel, gambar, dan catatan kaki.