Evaluasi Awal Hasil Pengukuran

84

3.3.2.2. Pengumpulan Data Sekunder

A. Data Sekunder yang Dibutuhkan

Pengumpulan data sekunder dapat berupa single line diagram, wiring diagram, rekening listrik PLN, data penggunaan daya yang selama ini dicatat oleh operator, data peralatan listrik berupa transformator, motor listrik, dan beban listrik lainnya. Data produksi, data proses produksi, diagram alir proses produksi processs flow diagram, spesifikasi peralatan utama dan peralatan pendukung, spesifikasi bahan baku dan produk, dan lain-lain. Setiap data sekunder yang didapatkan harus dikonfirmasi kepada auditee bahwa data tersebut merupakan data dengan sumber data yang dapat dipertanggungjawabkan. Data sekunder apa saja yang dikumpulkan sebaiknya sudah ditentukan dan disampaikan kepada auditee sebelum pelaksanaan survei. Dengan demikian, auditee sudah dapat menyiapkan bahan-bahannya terlebih dahulu dan pada saat survei lapangan auditor tinggal melakukan proses klarifikasi dan verifikasi data sekunder. Pada sistem kelistrikan data sekunder yang paling penting meliputi:  Penggunaan energi listrik bulanan selama 2 s.d 3 tahun terakhir dari rekening listrik PLN  Diagram satu garisSingle Line Diagram  Wiring diagram  Data transformator  Data motor listrik  Data pencahayaanlampu  Data beban lainnya  Data proses produksi  Diagram sistem tata udarapendingin  Diagram sistem penyediaan dan pengolahan air

B. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dapat berupa kuesioner, foto kopi, copy file, dan wawancara. Kuesioner disusun dan dikirimkan kepada pihak auditee sebelum survei lapangan dilakukan, kemudian dilakukan verifikasi pada saat survei lapangan. Kuesioner yang disusun setidaknya meliputi:  Data Umum Perusahaan  Nama, alamat, struktur organisasi, sejarah, dan lain-lain  Data penyediaan dan penggunaan energi bulanan, tahunan  Bahan bakar jenis, biaya, dan volume penggunaan  Penggunaan energi per lokasi, per alat  Rekening listrik selama 3 tahun terakhir  Biaya energi kontrak, biaya satuan  Status Manajemen Energi 85  Komitmen manajemen kebijakan, organisasi, personil  Audit energi dan evaluasi kinerja  Program efisiensi energi  Sistem monitoring penggunaan energi  Peningkatan kesadaran sosialisasi, kampanye, insentif, disinsentif Fotokopi single line diagram, rekening listrik, dan peralatan listrik lainnya sangat penting untuk menghemat waktu. Beberapa industri juga telah menyediakan data- data sekunder dalam bentuk soft file. Bila memungkinkan dapat dilakukan copy file dalam bentuk soft. Ini jauh lebih hemat waktu dan datanya agar persis sama. Pengumpulan data sekunder dilakukan saat Tim masih berada di lokasi. Hal ini sangat diperlukan untuk memastikan apakah data sekunder yang didapatkan sudah cukup dan memadai. 3 3 . . 3 3 . . 3 3 . . V V e e r r i i f f i i k k a a s s i i K K l l a a r r i i f f i i k k a a s s i i D D a a t t a a H H a a s s i i l l A A u u d d i i t t E E n n e e r r g g i i Verifikasi didefinisikan sebagai penyediaan bukti objektif bahwa item yang diberikan memenuhi persyaratan yang ditentukan ISOIEC Guide 99:2007. Dalam konteks tersebut, maka verifikasi data sekunder dilakukan untuk memastikan bahwa data yang diperoleh adalah berdasarkan sumber data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan akurasi datanya. Berdasarkan definisi tersebut, maka verifikasi data sekunder setidaknya memiliki dua aspek yang penting, yaitu: kepastian mengenai validitas sumber data dan tingkat akurasi data.

3.3.3.1. Validitas Sumber Data

Untuk menjamin bahwa data sekunder diperoleh dari sumber data yang valid, maka verifikasi dilakukan dengan memastikan bahwa data sekunder yang diperoleh berasal dari sumber yang legal dan sah. Setiap data sekunder yang diperoleh harus disebutkan asal sumber data dan didukung oleh bukti dokumen yang sah.

3.3.3.2. Tingkat Akurasi Data

Tingkat akurasi data khususnya data yang sifatnya kuantitatif, sangat terkait dengan metode dan alat ukur yang digunakan. Dalam proses verifikasi data sekunder, harus dilakukan klarifikasi mengenai metode dan alat ukur yang digunakan untuk mengukur data. Setiap alat ukur harus berfungsi dengan baik dan memiliki riwayat kalibrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jika memungkinkan, verifikasi menyediakan sarana untuk memeriksa bahwa deviasi antara nilai-nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur dan nilai-nilai yang sesuai diketahui kuantitas yang diukur secara konsisten lebih kecil dari kesalahan maksimum yang ditetapkan dalam standar, regulasi, atau spesifikasi yang khas bagi pengelolaan peralatan pengukuran. Hasil verifikasi mengarah pada keputusan, baik untuk mengembalikan dalam pelayanan, melakukan penyesuaian, atau perbaikan, atau untuk downgrade, atau untuk mendeklarasikan ulang. Dalam semua kasus diperlukan bahwa jejak tertulis