Pelaksanaan Pemaparan Hasil Awal

51

A. Pengukuran

Pada tahap ini setiap subtim audit energi bekerja untuk mendapatkan data primer sesuai dengan jenis dan jumlah yang tertera di dalam Lembar Isian-nya masing- masing. Untuk Subtim Sistem Kelistrikan, misalnya, pengumpulan data primer mengacu atau berpedoman kepada Lembar Isian Sistem Kelistrikan Lampiran 1-3. Di dalam Lembar Isian ini setiap anggota Subtim Sistem Kelistrikan dapat melihat jenis data kelistrikan apa saja yang harus diperoleh. Selain itu, dapat juga dilihat peralatan ukur dan pendukung yang harus digunakan. Berdasarkan Lembar Isian tersebut di atas Subtim Sistem Kelistrikan mulai memasang peralatan ukur dan pendukungnya. Lembar Isian tersebut juga menjelaskan cara pengukurannya, yaitu secara terus-menerussinambung on-line atau sesaat. Demikian halnya yang diukur secara sinambung juga dijelaskan periode waktunya, misalnya 5 x 24 jam. Contoh lainnya, untuk Subtim Sistem Pembangkit Uap atau Boiler, pengumpulan data primer mengacu atau berpedoman kepada Lembar Isian Sistem Boiler Lampiran 1-4. Di dalam Lembar Isian ini setiap anggota Subtim Sistem Boiler dapat melihat parameter operasi boiler apa saja yang harus diperoleh. Selain itu, dapat juga dilihat peralatan ukur dan pendukung yang harus digunakan. Berdasarkan Lembar Isian tersebut di atas Subtim Sistem Boiler mulai memasang peralatan ukur dan pendukungnya. Lembar Isian tersebut juga menjelaskan cara pengukurannya. Demikian seterusnya untuk subtim-subtim lainnya. Hingga masing-masing subtim memperoleh data primer hasil pengukuran. Adakalanya pekerjaan pengukuran ini menjadi dipermudah. Data primer diperoleh tanpa pemasangan peralatan ukur oleh auditor. Hal ini dapat terjadi pada pabrik atau industri yang telah memasang alat ukur secara lengkap dan disiplin dalam pengkalibrasiannya. Pabrik tipe ini kesehariannya memang sudah peduli dengan akurasi data. Sehingga semua data parameter operasi peralatannya selalu akurat dan valid. Bila menjumpai pabrik tipe ini maka pihak auditor cukup mencatat atau merekam data yang dihasilkan oleh alat ukur pabrik tersebut. Namun sebaliknya, terkadang pekerjaan pengukuran menjadi sulit. Hal ini misalnya alat ukur pada pabrik tersebut sedang mengalami gangguan. Atau pabrik tidak memasang alat ukur. Kesulitan yang dialami misalnya tidak tersedia ruang yang memadai untuk pemasangan alat ukur. Dalam kondisi seperti ini, koordinasi dan diskusi dengan tim pendamping dari pabrik sangat diperlukan agar maksud untuk memperoleh data primer tetap dapat terwujud.

B. PengamatanObservasi

Selain dengan cara pengukuran, di dalam Lembar Isian juga dituliskan jenis-jenis data primer yang harus diperoleh dengan cara pengamatan. Dengan demikian anggota Subtim atau Koordinator Subtim harus melakukan pengamatan dengan