Penentuan Titik Pengukuran Pengumpulan Data Primer

145 anggotanya perihal titik-titik pengukuran. Yang dimaksud dengan titik-titik pengukuran adalah titik atau lokasi untuk dipasangnya alat-alat ukur. Melalui sebuah gambar lihat Gambar 4-11 Koordinator Tim menjelaskan di mana saja alat-alat ukur akan ditempatkan atau dipasang. Tempat-tempat ini sesuai dengan rancangan atau skenario data primer yang diperlukan untuk evaluasi. Terdapat 11 titik pengukuran sebagaimana diuraikan di bawah. Sebagai catatan, apabila di suatu titik ukur ternyata terdapat alat ukur milik pabrik yang terpasang dan akurat pembacaannya, maka cukup memanfaatkan alat ukur pabrik ini untuk mendapatkan data primer yang diharapkan. Dengan demikian pada titik tersebut tidak perlu dipasang alat ukur lagi. Gambar 4-11. Titik pengukuran pada boiler. Residu, [kgs] Ampas Tebu, [tonh] Uap Steam, P,T IDF Cerobong FDF FWP dari tangki kondensat Economizer Evaporator, Superheater Gas Buang Saluran Udara Bakar Keterangan: : : Aliran Udara : Aliran Air : Aliran Ampas Tebu Bagasse : Aliran Residu Air Preheater Udara bakar, [Tdb, Rh] 4 3 2 1 7 6 5 9 8 14 10 11 13 12 146 Keterangan Gambar 4-11: 1. Laju alir bahan bakar, [tonjam] 8. Komposisi gas buang, [] 2. Temperatur bahan bakar, [ o C] 9. Temperatur gas buang, [ o C] 3. Laju alir air umpan, [tonjam] 10. Laju alir udara bakar, [m 3 jam] 4. Temperatur air umpan, [ o C] 11. Temperatur udara bakar, [ o C] 5. Laju alir uap, [tonjam] 12. Laju alir pembuangan lumpur, [tonjam] 6. Temperatur uap, [ o C] 13. Total Disolve Solid TDS, [ppm] 7. Tekanan uap, [kgcm 2 ] 14. Temperatur permukaan dinding dan blow water, [ o C] Lokasi pemasangan alat ukur harus disepakati dengan auditee. Jika diperlukan tambahan pekerjaan untuk pemasangan alat ukur harus disetujui oleh pihak auditee dan dikerjakan sebelum survei lapangan dilaksanakan. Pemasangan peralatan ukur harus didampingi oleh pihak auditee atau jika memungkinkan dilakukan oleh pihak auditee dengan supervisi dari auditor. Setiap data primer yang diperoleh dicatat dan dimasukkan ke dalam berita acara pengumpulan data primer untuk disampaikan dan disetujui oleh pihak auditee pada saat pertemuan penutup. D. Pelaksanaan Pengukuran D.1. Pengukuran Gas Buang dan Temperatur Dinding Boiler Pengukuran gas buang pada ketel dilakukan dengan menggunakan gas analyser jenis Bacharach 300. Parameter yang diukur meliputi: komposisi karbon monoksida CO, karbon dioksida CO 2 , oksigen O 2 , NOx, SO 2 , efisiensi pembakaran, udara lebih exess air, dan temperatur gas buang. Pengukuran komposisi gas dilakukan pada setiap cerobong keluaran ketel. Diagram dan kegiatan pengukuran dengan menggunakan gas analyser dapat dilihat pada Gambar 4-12.1 s.d 4-12.3. Vacuum Pump Exhaust Gas Condenser Gas Analiser Probe Gambar 4-12.1 147 Gambar 4-12.2 Gambar 4-12.3 Gambar 4-12 1,2, dan 3. Skema pengukuran komposisi gas buang. D.2. Air Boiler Pada pengukuran kinerja unit ketel dilakukan pengujian terhadap kualitas air ketel yang digunakan. Pengujian dilakukan pada air umpan ketel sebelum masuk ketel dan air lumpur terbuang blowdown. Parameter yang diukur adalah total dissolved solid TDS air, laju alir air lumpur terbuang, dan temperaturnya. Salah satu parameter yang bisa diukur adalah kandungan padatan terlarut total Total Dissolved Solid TDS. Untuk ketel dengan tekanan uap yang dihasilkan 20 kgcm 2 maka batas TDS yang diperbolehkan adalah 3.500 ppm. Sedangkan dari hasil pengukuran TDS terhadap masing-masing ketel seperti terlihat pada Tabel 4-2. Untuk menjaga kualitas air ketel tersebut biasanya dilakukan pembuangan air ketel lumpur terbuang, baik secara kontinyu continous blowdown maupun secara berkala intermitent blowdown. Tabel 4-2 Hasil pengukuran air lumpur terbuang suatu ketel No Parameter Satuan Boiler I II III IV 1 Laju alir lumpur terbuang intermiten kontinyu tonjam 0,715 1,863 0,450 0,336 2 TDS ppm 1.120 1.377 773 1.120 3 pH 9,5 9,6 10 9,5 4 Kesadahan 0,5 0,5 0,5 0,5 5 Laju alir lumpur terbuang maksimum tonjam 2,293 1,767 2,95 0,889 Dari hasil pengukuran TDS air umpan ketel tersebut maka dapat dilakukan estimasi terhadap jumlah laju alir air lumpur terbuang yang optimal, dengan metode perhitungan air lumpur terbuang.