Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik umum Kriteria Diagnosis Diagnosis Banding • Sinkop Pemeriksaan Penunjang Laboratorium : Tatalaksana Stadium 1 0−10 menit

128 d. Faktor pencetus : kelelahan, kurang tidur, hormonal, stress psikologis, alkohol. e. Usia awitan, durasi bangkitan, frekuensi bangkitan, interval terpanjang antar bangkitan, kesadaran antar bangkitan. f. Terapi epilepsi sebelumnya dan respon terhadap OAE sebelumnya: • jenis obat anti epilepsi OAE • dosis OAE • jadwal minum OAE • kepatuhan minum OAE • kadar OAE dalam plasma • kombinasi terapi OAE. g. Penyakit yang diderita sekarang, riwayat penyakit neurologik, psikiatrik maupun sistemik yang mungkin menjadi penyebab maupun komorbiditas. h. Riwayat epilepsi dan penyakit lain dalam keluarga i. Riwayat saat berada dalam kandungan, kelahiran, dan tumbuh kembang j. Riwayat bangkitan neonatal kejang deman k. Riwayat trauma kepala, stroke, infeksi susunan saraf pusat SSP, dll.

3. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik umum

Untuk mencari tanda-tanda gangguan yang berkaitan dengan epilepsi, misalnya: • Trauma kepala, • Tanda-tanda infeksi, • Kelainan kongenital, • Kecanduan alkohol atau napza, • Kelainan pada kulit neurofakomatosis • Tanda-tanda keganasan. Pemeriksaan neurologis Untuk mencari tanda-tanda defisit neurologis fokal atau difus yang dapat berhubungan dengan epilepsi. Jika dilakukan dalam beberapa menit setelah bangkitan maka akan tampak tanda pasca bangkitan terutama tanda fokal yang tidak jarang dapat menjadi petunjuk lokalisasi, seperti: • Paresis Todd • Gangguan kesadaran pascaiktal • Afasia pascaiktal

4. Kriteria Diagnosis

Status epileptikus konvulsif Bangkitan dengan durasi lebih dari 5 menit, atau bangkitan berulang 2 kali atau lebih tanpa pulihnya kesadaran diantara bangkitan. 129 Status epileptikus non konvulsif Bangkitan epileptik berupa perubahan kesadaran maupun perilaku tanpa disertai manifestasi motorik yang jelas namun didapatkan aktivitas bangkitan elektrografik pada perekaman elektroensefalografi EEG, dapat didahului oleh status epileptikus konvulsivus.

5. Diagnosis Banding • Sinkop

• Bangkitan Non Epileptik Psikogenik • Aritmia Jantung • Sindroma hiperventilasi atau serangan panik

6. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium :

• Darah Hematologi Lengkap • Ureum, kreatinin • SGOTSGOT • Profil lipid • GDPGD2PP • Faal hemostasis • Asam urat • Albumin • Elektrolit Natrium, Kalium, Kalsium, Magnesium • Lumbal Pungsi • Kadar Obat Anti Epilepsi dalam darah Pemeriksaan Radiologi • Rontgen Thoraks • BMD • MRI otak Elektrodiagnosis • EEG rutin • EEG deprivasi tidur • EEG monitoring • EKG Pemeriksaan Neurobehavior Fungsi Luhur

7. Tatalaksana Stadium 1 0−10 menit

130 • Diazepam 10 mg IV bolus lambat dalam 5 menit, stop jika kejang berhenti, bila masih kejang dapat diulang 1 kali lagi atau Midazolam 0.2 mgkgBB IM • Pertahankan patensi jalan napas dan resusitasi • Berikan oksigen • Periksa fungsi kardiorespirasi • Pasang infus Stadium 2 0−30 menit • Monitor pasien • Pertimbangkan kemungkinan kondisi non epileptik • Pemeriksaan emergensi laboratorium • Berikan glukosa D50 50 ml danatau thiamine 250 mg i.v bila ada kecurigaan penyalahgunaan alkohol atau defisiensi nutrisi • Terapi asidosis bila terdapat asidosis berat Stadium 3 0−60 menit • Pastikan etiologi • Siapkan untuk rujuk ke ICU • Identifikasi dan terapi komplikasi medis yang terjadi • Vasopressor bila diperlukan • Phenytoin i.v dosis of 15–18 mgkg dengan kecepatan pemberian 50 mgmenit danatau bolus Phenobarbital 10–15 mgkg i.v.dengan kecepatan pemberian100 mgmenit Stadium 4 30−90 menit • Pindah ke ICU • Anestesi umum dengan salah satu obat di bawah ini : - Propofol 1–2 mgkgBB bolus, dilanjutkan 2–10 mgkgjam dititrasi naik sampai SE terkontrol - Midazolam 0.1–0.2 mgkg bolus, dilanjutkan 0.05–0.5 mgkgjam dititrasi naik sampai SE terkontrol - Thiopental sodium 3–5 mgkg bolus, dilanjut 3–5 mgkgjam dititrasi naik sampai terkontrol • Perawatan intensif dan monitor EEG • Monitor tekanan intrakranial bila dibutuhkan • Berikan antiepilepsi rumatan jangka panjang

8. Edukasi