Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana Prognosis Kepustakaan Pengertian

216 MIELITIS TRANSVERSA 1. Pengertian Kelainan neurologis yang disebabkan oleh peradangan dikedua sisi dari satu tingkat , atau segmen daru sum-sum tulang belakang

2. Anamnesis

Nyeri lokal punggung bawah , tiba tiba paresthesia sensai abnormal seperti terbakar , menggelitik , menusuk atau kesemutan di kaki , hilangnya sensorik , kelumpuhan parsial kaki

3. Pemeriksaan Fisik

• Kelemahan Kaki dan tangan • Nyeri • Perubahan sensorik • Disfungsi pencernaan dan kandung kemih

4. Kriteria Diagnosis

Memenuhi kriteria anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang

5. Diagnosis Banding

• Sindroma Gullane Barre • Lesi Kompresi Medulla Spinalis

6. Pemeriksaan Penunjang

• Lumbal pungsi • MRI • Mielogram • Darah Rutin

7. Tatalaksana

• Glukokortikoid oral prednison 1 mg kgbb dosis tunggal selama 2 minggu secara bertahap diturunkan dan dihentikan setelah 7 hari • Inj methylprednisolon 0.8 mgkghari 8. Edukasi • Penyebab mielitis transversa dan penanganan penyebab • Tata cara terapi non farmakologis. • Tata cara terapi farmakologis, dosis dan efek samping

9. Prognosis

Ad vitam = ad bonam Ad sanationam = ad bonam 217 Ad fungsionam = ad bonam 10. Kewenangan berdasar Tingkat Pelayanan Kesehatan • Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Skrining diagnostic, resusitasi dan tatalaksana emergensi jika diperlukan • PPK 2 RS tipe B dan C : Talaksana medis sesuai dengan ketersediaan fasilitas • PPK 3 RS tipe A : Talaksana medis komprehensi

11. Kepustakaan

1. Sidharta, Priguna, 1985. Neurologi Klinis dasar dalam Praktek umum. Cetakan ke-2, Jakarta 2. Victor and adam, 2000. Adam and Victor’s Principal of Neurologi 7 th edition . McGraw-Hill 218 PENYAKIT PARKINSON Kode ICD X : G20

1. Pengertian

Penyakit Parkinson adalah penyakit degenerasi otak terbanyak kedua setelah penyakit Alzheimer. Pada Penyakit Parkinson terjadi penurunan jumlah dopamin di otak yang berperan dalam mengontrol gerakan sebagai akibat kerusakan sel saraf di substansia nigra pars kompakta di batang otak. Penyakit ini berlangsung kronik dan progresif, dan belum ditemukan obat untuk menghentikan progresifitasnya. Progresifitas penyakit bervariasi dari satu orang ke orang yang lain. 2. Anamnesis Gejala awal Penyakit Parkinson sangat ringan dan perjalanan penyakitnya berlangsung perlahan-lahan, sehingga sering terlepas dari perhatian. Biasanya hanya mengeluhkan perasaan kurang sehat atau sedikit murung atau hanya sedikit gemetar. Seiring waktu gejala menjadi lebih nyata sehingga pasien berobat ke dokter dalam kondisi yang sedikit lebih parah. Anamnesis yang mengarahkan pada Penyakit Parkinson antara lain : • Awitan keluhan atau gejala tidak diketahui dengan pasti • Perjalanan gejala semakin memberat • Gejala dimulai pada satu sisi anggota gerak, tetapi seiring waktu akan mengenai kedua sisi atau batang tubuh. • Jenis gejala yang mungkin timbul : 1. Merasakan tubuh kaku dan berat 2. Gerakan lebih kaku dan lambat 3. Tulisan tangan mengalami mengecil dan tidak terbaca 4. Ayunan lengan berkurang saat berjalan 5. Kaki diseret saat berjalan 6. Suara bicara pelan dan sulit dimengerti 7. Tangan atau kaki gemetar 8. Merasa goyah saat berdiri 9. Merasakan kurang bergairah 10. Berkurang fungsi penghidu penciuman 11. Keluar air liur berlebihan • Faktor yang memperingan gejala : istirahat, tidur, suasana tenang • Faktor yag memperberat gejala : kecemasan, kurang istirahat • Riwayat penggunaan obat antiparkinson dan respon terhadap pengobatan. Ananmesis yang mengarahkan pada penyebab lain : • Riwayat stroke • Riwayat trauma kepala • Riwayat infeksi otak • Riwayat ada tumor otak 219 • Riwayat gangguan keseimbangan • Riwayat mengkonsumsi obat-obat tertentu seperti obat anti muntah, obat psikosis 3. Pemeriksaan Fisik a. Pengamatan saat pasien duduk : • tremor saat istirahat, terlihat di tangan atau tungkai bawah. • ekspresi wajah seperti topeng face mask kedipan mata dan ekspresi wajah menjadi datar, • postur tubuh membungkuk, • tremor dapat ditemukan di anggota tubuh lain meskipun relatif jarang misalnya kepala, rahang bawah, lidah, leher atau kaki b. Pemeriksaan bradikinesia : • Gerakan tangan mengepal-membuka-mengepal dan seterusnya berulang- ulang, makin lama makin berkurang amplitudo dan kecepatannyanya • Gerakan mempertemukan jari telunjuk-ibu jari pada satu tangan secara berulang-ulang makin lama makin berkurang amplitudo dan kecepatannyanya • Tulisan tangan makin mengecil • Kurang trampil melakukan gerakan motorik halus, seperti membuka kancing baju • Ketika berbicara suara makin lama makin halus, dan artikulasi mejadi tidak jelas, kadang-kadang seperti gagap c. Pengamatan saat pasien berjalan : • Kesulitan tampak ragu-ragu saat mulai berjalan hesitancy, berjalan dengan kaki diseret shuffling, jalan makin lama makin cepat festination, • Ayunan lengan berkurang baik pada 1 sisi anggota gerak maupun dikeduanya. d. Ditemukan rigiditas pada pemeriksaan tonus otot : gerakan secara pasief oleh pemeriksa, dengan melakukan fleksi-ekstensi secara berurutan, maka akan dirasakan tonus otot seperti ‘roda gigi’. Biasanya dikerjakan di persendian siku dan lengan. e. Pemeriksaan instabilitas postural tes retropulsi : pasien ditarik dari belakang pada kedua bahunya untuk melihat apakah pasien tetap mampu mempertahankan posisi tegak. f. Pemeriksaan fisik lain untuk menemukan tanda negatif dari Penyakit Parkinson: • Pemeriksaan refleks patologis : refleks patologis negatif • Pemeriksaan gerakan bola mata ke atas : gerakan okulomotor normal • Pemeriksaan tekanan darah postural • Pemeriksaan fungsi otonom, misalnya pengontrolan miksi –adakah inkontinensia • Pemeriksaan fungsi serebelum, misalnya ataksia saat berjalan • Pemeriksaan fungsi kognitif yang muncul pada permulaan penyakit.

4. Diagnosis