Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana Edukasi Prognosis Kewenangan berdasar Tingkat Pelayanan Kesehatan • Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer

204 Beberapa peneliti melaporkan juga dapat terjadi miositis ossifikans sirkumskripta. Komplikasi yang lain a. Laserasi lidah akibat kejang, dekubitus karena penderita berbaring dalam satu posisi saja, panas yang tinggi karena infeksi sekunder atau toksin yang menyebar luas dan mengganggu pusat pengatur suhu.

5. Diagnosis Banding

• Meningoensefalitis • Poliomielitis • Rabies • Lesi orofaringeal • Tonsilitis berat • Peritonitis • Tetani, timbul karena hipokalsemia dan hipofasfatemia di mana kadar kalsium dan fosfat dalam serum rendah. • Keracunan Strychnine • Reaksi fenotiazine

6. Pemeriksaan Penunjang

• Tidak ada yang spesifik • Lab: DPL HbLeuHtPlt, GDA, SGOT, SGPT, Alb, • ClNaK, UrCr, analisa cairan serebro spinal, faal hemostasis, kultur + resistensi aerob anaerob. • EKG Thorax PAAP • Pungsi lumbal diperiksa saat awal dating sebagai diagnosa banding meningitis

7. Tatalaksana

• Manajemen luka • Pengawasan, ruang isolasi • Oksigenasi • Diet cukup kalori dan protein • Anti konvulsan titrasi diazepam atau vancuronium, atau magnesium sulfat • Anti tetanus serum ATS • Antibiotika prokain penisilin atau tetrasiklin, atau eritromisin, atau metronidazol • Tetanus toksoid TT • Tetanus immunoglobulin TIg • Keseimbangan cairan danelektrolit, • Antipiretika. 205

8. Edukasi

Peran keluarga pada pasien dengan risiko terjadinya tetanus adalah memotivasi untuk dilakukan vaksisnasi dan penyuntikan ATS.

9. Prognosis

Tetanus dapat menimbulkan kematian dan gangguan fungsi tubuh, namun apabila diobati dengan cepat dan tepat, pasien dapat sembuh dengan baik. Tetanus biasanya tidak terjadi berulang, kecuali terinfeksi kembali oleh C. tetani.

10. Kewenangan berdasar Tingkat Pelayanan Kesehatan • Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer

Tetanus ditangani pertama kali di faskes primer, dirujuk bila : o Bila tidak terjadi perbaikan setelah penanganan pertama. o Terjadi komplikasi, seperti distres sistem pernapasan. o Rujukan ditujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder yang memiliki dokter spesialis neurologi. • PPK 2 RS tipe B dan C : Manajemen komprehensif sesuai dengan fasilitas yang tersedia, rujuk ke PPK 3 jika fasilitas tidak memadai • PPK 3 RS tipe A : Manajemen komprehensif

11. Kepustakaan