Edukasi Prognosis Kepustakaan Pengertian Anamnesis

252

7. Tatalaksana

Tatalaksana tic bergantung pada beratnya kondisi yang di alami dan apabila mengganggu anak anak menjadi tidak percaya diri, terjadi gangguan dalam sosialisasi, akademik, teman-teman sebaya atau terdapat problem muskuloskeletal maka dapat diberikan obat Farmakologi : diberikan pada tics yang berat, berupa antagonis reseptor dopamin. • Dosis rendah Pimozid 1-4 mghari dapat diberikan, biasanya efektif dengan efek samping relatif rendah. • Clonidin dengan dosis awal 0,05 mg dan dapat dinaikkan secara perlahan 5-7 hari sehingga mencapai dosis 0,1-0,4 mg, evaluasi efek samping berupa hipotensi postural, bradikardia, nyeri kepala, mulut kering, mengantuk. • Selain itu dapat diberikan clonazepam atau haloperidol. • Perlu diperhatikan dan dilakukan juga tatalaksana terhadap masalah komorbiditas yang menyertai, seperti ADHD dan gangguan perilaku yang lain.

8. Edukasi

Edukasi kepada orang tua dan guru untuk menyediakan waktu agar dapat memperkecil kondisi yang membuat anak tegang dan stress.

9. Prognosis

Tics merupakan gangguan yang kronik namun beberapa penderita akan mengalami remisi spontan atau menunjukkan perbaikan dengan pengobatan medikamentosa. Tics yang cepat menjadi berat merupakan prediktor yang buruk. 10. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer • Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Diagnostik • PPK 2 RS tipe B dan C : Talaksana medis sesuai dengan ketersediaan fasilitas • PPK 3 RS tipe A: Talaksana medis komprehensif 253

11. Kepustakaan

1. Aicardi J, Bax Martin, Gillberg C. Tics and other abnormal movement dalam Disease of the Nervous System in Childhood, 3rd Ed. Mac Keith Press. Wiley- Blackwell. London, 2009: 357-8 2. Alvarez EF., Aicardi J. Tic disorders dalam Movement disorders in children. Mac Keth Press. 2001: 192-209 3. Walkup JT, Ferrao Y, Leckman JF, Stein MB, Singer H. Tic disorders: some key issues for DSM V. Depression and Anxiety. 2010; 27:600-10 4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer 5. Standar Kompetensi Dokter Spesialis Neurologi Indonesia, 2015 254 AUTISME Kode ICD X : F84.0

1. Pengertian

Autisme adalah suatu penyakit otak yang mengakibatkan hilangnya atau berkurangnya kemampuan seseorang untuk berkomunikasi baik verbal maupun non verbal, gangguan interaksi sosial dan gangguan tingkah laku, yang terjadi sebelum anak berusia 30 bulan. Spektrum dari gangguan ini sangat luas.Terdapat kasus-kasus yang intelegensinya baik bahkan diatas rata-rata, namun kebanyakan dari pengidap autisme memang mengalami retardasi mental dengan gangguan berbahasa yang sangat serius.

2. Anamnesis

Autisme adalah diagnosis klinis, jadi untuk menegakkannya dengan pengamatan klinik yang cermat dan wawancara dengan orang tua mengenai riwayat perkembangan anak. Ada beberapa gejala pokok dalam diagnosis autisme yaitu : gangguan dalam komunikasi, gangguan dalam berinteraksi sosial, dan adanya gangguan tingkah laku, jadi harus ada ketiga kejala pokok tersebut. Anamnesis tumbuh kembang anak sejak bayi, seperti adakah kontak mata, apakah umur 1 tahun belum bisa bicara, adakah gerakan-gerakan aneh seperti berjalan jinjit, adakah “hands flapping” , setelah berusia 30 bulan tidak suka bermain dengan anak seusianya dll.

3. Pemeriksaan Fisik